11 Rencana Licik

675 105 20
                                    

11 Rencana Licik

Freya membaca dokumen-dokumen tentang Alissa yang Keenan kirimkan lewat email. Freya memang memintanya untuk mencari info tentang Alissa, setelah mengetahui hubungan mereka kembali terjalin. Jadi benar mereka memiliki seorang anak? Bahkan Dipta berencana menikahinya diam-diam?

Freya pun menatap hp Dipta yang tergeletak di meja. Karena notifikasinya terus berbunyi, ia iseng mendekatinya.

Freya membaca pop up pesan yang muncul. Jadi nama Adrian di kontaknya, itu milik Alissa? Luar biasa! Cara menutupi perselingkuhan yang sangat klasik.

"Sayang, kita langsung ketemu di playground mall xxx. Aku berangkat duluan bareng Kevin. I love you!" Tulis Alissa dari sebrang sana.

Freya geleng-geleng saja saat membacanya. Bersama Acha, Dipta jarang sekali ada waktu. Tapi bersama Alissa, dia menyediakannya dengan senang hati.

Lihat saja, suatu saat Freya akan memberinya pembalasan yang setimpal. Freya akan bermain-main dulu dengan dua manusia tidak tahu diri itu.

Mendengar suara Dipta dan putrinya pulang dari jogging, Freya buru-buru keluar kamar untuk menyambut mereka dengan hangat seolah tak ada yang terjadi.

"Cepet banget! Baru sepuluh menit! Tumben?" Freya mengambil alih Acha yang sedang cemberut dari gendongan suaminya.

"Ponsel aku mana?" Dipta langsung berlarian dengan panik menuju kamar untuk mengambil hp. Freya terkekeh dengan tingkahnya. Ternyata begitu cara mainnya?

"Padahal kita belum sampai taman, tapi Papa meminta pulang! Acha belum main ayunan!" Acha mengadu dengan bibir memanyun.

"Bagaimana jika kita ajak Papa ke playground? Hmmm? Jangan marah lagi!" Freya memberinya ide dengan senyuman licik. "Tersenyumlah!" Lanjutnya.

Freya akan membuat kejutan untuk mereka. Bagaimana reaksinya jika Freya mengajaknya ke playground yang sama?

Saat Dipta keluar dari kamar sembari membawa hp miliknya, Freya langsung mendekatinya. Ia menyambutnya dengan antusias seperti biasanya.

"Sayang, kita ajak Acha ke playground ya? Udah lama kita nggak main bareng. Acha nangis gara-gara kamu nggak ajak dia main ayunan di taman!"

"Iya, Acha mau main ayunan sama perosotan!" Anak itu ikut berkata-kata dengan suara seraknya.

"Tapi aku ada urusan penting. Besok saja..."

"Kapan sih, kamu ada waktu buat keluarga? Kamu nggak sayang lagi sama kita?" Potong Freya marah.

"Bukan begitu, tapi aku ada urusan penting." Ujar Dipta ragu-ragu.

"Apa perlu aku ajak Keenan?" Freya bertanya dengan tajam. "Apa perlu aku menceraikanmu dan menikahinya? Agar Acha punya sosok ayah yang bersedia menemaninya?"

"Kamu bicara apa?"

"Itu maumu? Kamu bilang cuti tiga bulan untuk keluarga kamu. Tapi apa buktinya? Pernah kamu di rumah menemani Acha main?" Freya meneteskan airmata. Sejujurnya ini dari hati. Freya mengungkapkan kekecewaan yang nyata.

Setidaknya jika Dipta tidak lagi mencintainya, dia bisa menjaga perasaan Acha bukan? Dari dulu sifat jahat mereka memang tidak berubah. Memberi Dipta kesempatan kedua adalah kesalahan terbesarnya.

"Baiklah! Maaf aku salah." Dipta memeluknya dengan mesra.

"Kamu berubah." Freya mendorongnya pelan.

"Aku minta maaf! Kita ke playground ya?"

"Kamu masih sayang atau tidak dengan keluargamu? Kenapa kesannya kamu terpaksa? Kami hanya minta waktumu sebagai ayah dan suami. Tapi kenapa rasanya aku harus mengemis dan mengancam agar mendapatkannnya?"

You Are My Heartbeat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang