23 Kebohongan yang terbongkar

1K 107 14
                                    

Kevin terus memeluk Alissa saat kedua orangtuanya datang menjemput. Bahkan anak itu masih belum sembuh total dari demamnya. Tapi saat ini, ia kembali dibuat drop oleh penyataan mengejutkan tentang siapa orangtua kandungnya.

"Mama, mereka siapa?" Kevin meneluk Alisaa yang terus gemeteran sejak tadi.

"Kami orangtua kandungmu Sayang... ayo pulang."

"Kevin putraku, aku yang merawatnya. Kalian tidak bisa mengambilnya!" Alissa terisak.

"Kamu tahu jika akibat perbuatanmu, keluarga kami hancur? Istriku dulu seorang psikolog. Tapi sekarang dia menjadi pasien karena ulahmu! Kamu menghacurkan mimpi kami. Tolong kembalikan anak kami, sebelum kami menempuh jalur hukum." Alden menegaskan suaranya.

"Nggak mau! Kevin adalah putraku! Anak aku tidak meninggal, anak kalian yang meninggal! Anakku selamat!"

"Alissa, lepaskan." Dipta membujuknya.

"Dipta ini anak kita, kamu mau menyerahkannya?"

"Aku sudah tahu semuanya. Dan tes DNA mereka cocok."

"Kevin, Om itu adalah Papa kamu. Kevin selalu bertanya kan, sejak kemarin?" Dipta melepas pelukan Alissa secara perlahan.

"Tidak Dipta!"

"Kalau kamu sayang sama Kevin, biarkan dia mengetahui semuanya! Mereka orangtua kandungnya!"

"Kemarilah Sayang, ini Papa dan Mama! Kamu hilang saat masih bayi. Ayo kita pulang!" Alden mengulurkan tangannya kepada Kevin yang mulai menatapnya. Pria itu berusaha mati-matian untuk mendapat kepercayaannya.

Istrinya yang biasanya memiliki tatapan kosong, kini menjadi penuh harapan. Saat mengetahui anaknya masih hidup, Rebecca seperti mendapatkan denyut nadinya kembali.

Kevin akhirnya berjalan menghampiri keduanya setelah Dipta menahan pergerakan Alissa. Anak itu berpelukan  dengan orangtua kandungnya, untuk kedua kali.

"Kami tahu kamu masih bingung, tapi suatu saat kamu akan mengerti." Alden memeluknya dengan penuh rasa syukur. "Kami sangat merindukanmu."

Selama ini Alden pikir, feeling istrinya jika anaknya ditukar adalah sebuah kesalahan. Dia pikir itu terjadi karena Rebecca tidak terima anaknya sudah meninggal.

Tapi ternyata, feeling seorang ibu memang tidak bisa dianggap remeh. Anaknya benar-benar masih hidup, bahkan sedang berdiri di hadapannya.

"Kita pulang ya? Mama dan Papa sudah menyiapkan segalanya sejak dulu. Mainan, kamar, barang-barang kamu masih lengkap. Akhirnya semua perkataannku terbukti, tidak mungkin kamu meninggal." Rebecca mencium, lalu menggendong Kevin yang masih terbengong.

"Kami pamit, kami tidak akan membawa kasus ini ke hukum sesuai perjanjian. Tapi kami mohon jangan pernah ganggu keluarga kami. Jangan temui Kevin agar dia terbiasa. Alden membawa keluarganya pergi dari sana.

Alissa menjerit dan bertingkah gila setelah Kevin di bawa pergi. Ia tidak bisa terima. Kevin segalanya untuk Alissa, Kevin adalah nafasnya.

"Tega kamu melakukan ini Dipta! Jahat! Mereka membawa putraku!" Alissa memukuli Dipta dengan sangat kasar.

"Ini sudah semestinya terjadi. Kevin bukan anak kita, terima kenyataan."

"Ini semua pasti ulah Freya bukan?" Alissa beranjak berdiri, lalu mengambil pisau buah yang ada di meja.

"Jangan gila!" Dipta mencegahnya. "Kita bisa mulai kehidupan baru, aku janji tidak akan meninggalkanmu. Jangan ganggu Freya lagi!"

"Minggir, hanya Kevin yang terpenting dalam hidupku! Aku hanya mau Kevin! Freya harus bertanggung jawab karena telah memisahkanku dengan anakku!" Alissa menendang Dipta hingga pria itu tersungkur.

You Are My Heartbeat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang