15 Pertengkaran

634 124 22
                                    

15 Pertengkaran

"Kenapa hanya aku yang disalahkan?" Dipta membentak semua orang. Termasuk Adik dan iparnya yang turut ikut campur masalah rumah tangganya.

"Setelah memukuli seorang wanita, seorang ibu yang melahirkan darah dagingmu, kamu masih enggan disalahkan?" Kiara bersuara dengan lantang kepada iparnya.

"Dia yang membuatku memukulnya!"

Kini semua orang berkumpul. Alissa dan Kevin juga turut diundang. Liam dan Kiara sengaja mendatangkan semua orang agar masalah ini segera dapat diselesaikan.

"Jangan bicara keras-karas, anak-anak dibelakang, Kak." Liam menepuk pundak Kakaknya dengan lembut dan bersahabat. "Kendalikan emosimu!"

"Mereka juga bercinta!" Dipta menunjuk Freya yang saat ini memeluk lengan Keenan dengan blak-blakan. Ia trauma harus menghadapi kemarahan Dipta lagi. Freya ingin semua ini cepat selesai.

Dan tanpa disadari, itulah yang membuat Dipta meledak-ledak sejak tadi. Dipta cemburu buta melihat wanita yang masih berstatus istrinya bersama pria lain.

"Lalu kita semua impas kan?" Keenan berkata dengan santai. "Kamu sendiri yang membuang mereka, aku hanya memungutnya. Aku bersumpah akan menjaga berlian indah yang telah kamu sia-siakan."

"Mulutmu manis sekali!" Sentaknya. "Coba katakan, berapa lama kalian berselingkuh dibelakangku? Berapa kali kalian tidur bersama?"

"Kamu pikir Freya seperti selingkuhan murahanmu ini?" Keenan menunjuk wajah Alissa dengan kasar.

"Kita bahkan menjalin hubungan setelah Freya tahu perbuatanmu. Setelah dia memutuskan untuk menyerah dengan pernikahannya. Kesabaran seseorang itu ada batasnya!" Keenan berkata tegas.

"Kamu telah diberi kesempatan kedua, tapi kamu kembali berselingkuh dan memukulinya seperti ini. Siapa yang akan tahan?" Lanjut Keenan seraya menunjukkan luka-luka di tubuh Freya akibat pukulannya.

"Seharusnya kita memang tidak kembali. Seharusnya aku menikah dengan Alissa saat itu. Siapa juga yang tahan dengan wanita cerewet yang selalu menuduhku berselingkuh! Selalu curiga disaat aku sedang bekerja keras di luar sana! Kamu juga tidak bisa apa-apa!"

"Kak!" Liam menegurnya.

"Jangan ditahan Liam, biarkan saja dia berbicara sesukanya. Ini tidak seberapa, daripada apa yang dia lakukan di masa lalu. Aku udah kebal." Freya tersenyum. Dia sama sekali tidak menangis. Kali ini, ia tidak akan membiarkan harga dirinya diinjak.

"Ini kenyataan! Kamu tidak perlu tersinggung! Alissa bisa memberiku anak laki-laki yang aku dambakan, dia mandiri, dia pintar memasak dan berbisnis, dia bahkan sedang hamil darah dagingku lagi. Oke kalau kamu mau pisah, aku akan menurutinya!" Dipta mencacinya.

Alissa membalas tatapan penghinaan yang Freya berikan padanya hari itu. Ia merasa menang dan di atas awan. Akhirnya Dipta memilihnya, dan akan segera menjadi miliknya. Keadaan akan berbalik! Anak Freyalah yang tidak mempunyai ayah!

"Bagus jika kamu sudah setuju. Ingat jika hak asuh Acha harus ditanganku."

"Terserah, aku tidak peduli lagi."

"Fine, Dipta." Freya tersenyum. Ia melepas cincin pernikahannya, lalu memberikannya kepada pria tersebut. "Terimakasih buat semua rasa sakit yang kamu berikan. Ingat jika semua ini tidak gratis. Suatu saat karma akan menamparmu dengan lebih menyakitkan."

"Dan satu lagi yang harus kamu ingat, kami tidak pernah tidur bersama. Itu akan terjadi setelah Freya resmi bercerai dan menikah denganku. Jangan samakan Freya dengan wanita ular itu. Bahkan kamu tidak mengenal istrimu dengan baik?" Keenan terkekeh.

You Are My Heartbeat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang