14 Kebohongan

680 124 32
                                    

14 Kebohongan

"Tidak!" Alissa bangun dengan keringat yang bercucuran dari mimpi buruknya. Lagi-lagi ia bermimpi tentang kematian bayinya beberapa tahun lalu.

Info yang Keenan dapatkan memang benar, bayi Alissa meninggal karena beberapa masalah yang ia hadapi saat itu.

Karena Alissa tidak bisa menerima bayinya meninggal, ia merebut bayi orang yang melahirkan secara bersamaan dengannya. Menukar identitasnya, sehingga bayinyalah yang dinyatakan selamat.

Alissa sudah kehilangan semuanya, ia tidak mau kehilangan anaknya juga. Alissa tidak akan pernah mau menerima kenyataan bahwa anaknya telah meninggal. Anaknya masih hidup, dan dia bernama Kevin. Alisaa sangat menyayanginya.

Dan karena semua hal buruk yang terjadi pada hidupnya disebabkan oleh Dipta, maka dia akan membuat pria itu bertanggung jawab. Selain ingin mencari ayah untuk Kevin, Alissa ingin Dipta menjadi suaminya.

Alissa tidak rela Dipta bahagia dengan wanita lain, sedangkan dirinya menjadi single mom anak satu yang selalu menjadi bahan cibiran semua orang.

Freya juga harus membayar penghinaannya! Alissa yakin jika kemarin, Freya sengaja membuat pertemuan itu terjadi. Freya pasti sudah mengetahui perselingkuhan dirinya dan Dipta yang kembali terjalin.

Saat mendengar suara Dipta dan Kevin sedang bermain bola di halaman belakang, Alissa langsung beranjak menemuinya. Ia tersenyum melihat keduanya sudah kembali akrab.

Agar keharmonisan ini tetap terjaga, rahasia tentang Kevin tidak boleh diketahui oleh siapapun. Seharusnya aman bukan? Orangtuanya sudah mengatur semuanya. Lagipula, sejauh ini tidak ada yang curiga tentang identitas Kevin.

"Mama!" Suara panggilan Kevin membuat Alissa tersentak.

"Sayang!" Alissa menghampirinya, dan memeluknya dengan erat. Alissa tidak mau mengingat masa lalu bodoh itu lagi. Kevin adalah anaknya, titik! Yang mati di hari itu adalah anak orang lain!

"Maaf ya Ma? Kevin marah-marah semalam!" Kevin menyeka airmata Alissa yang mulai berjatuhan.

"Maafin Mama juga?"

"Papa sudah menjelaskan, jika anak yang kemarin adalah saudariku. Benar kan Pa? Jadi aku punya dua Mama?" Tanya Kevin dengan antusias.

"Benar! Nanti Papa akan kenalkan kalian. Okey?"

"Asyikkk!!! Kevin sayang Papa!" Kevin kembali memeluk ayahnya dengan riang gembira.

Ekspresi Alissa seketika berubah tak enak. Saudari? Mamanya ada dua? Tidak! Alissa tidak mau berbagi Dipta dengan mereka. Dipta hanya miliknya dan Kevin.

"Sayang, sebentar lagi Papa akan pergi bekerja. Kamu baik-baik dirumah ya? Jangan nakal. Nanti Kevin mau dibawain apa?"

"Aku mau pizza! Aku juga mau tenda! Kita berkemah disini, ya?" Kevin berjingkrak kegirangan.

"Baiklah! Sekarang Kevin main dulu ya, Papa mau bicara sama Mama." Dipta mencium pipi anak itu dengan gemas.

Setelah anak itu kembali bermain, Dipta membawa Alissa menuju kamar. Dipta paham jika wanita itu marah, karena penjelasan yang ia katakan pada Kevin.

"Apa-apaan kamu berkata seperti itu? Aku tidak mau ini, Dipta!"

"Kevin mengusirku pagi tadi, sebelum kamu bangun. Wajahnya pucat, dan tubuhnya sangat dingin. Aku terpaksa menjelaskan semuanya. Aku takut Kevin kenapa-napa!"

"Kamu mau merebut Kevin dariku?" Alissa terisak.

"Lebih baik dia tahu yang sebenarnya bukan? Aku tidak akan benar-benar mempertemukan mereka!"

You Are My Heartbeat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang