24 Sunyi

498 83 22
                                    

24 Sunyi

Dipta pulang ke rumah dengan suasana hati yang benar-benar kacau. Mendapati rumahnya yang sunyi dan dingin, membuatnya merindukan rumah hangatnya yang dulu ketika Freya masih disisinya.

Dipta menyentuh foto bersama keluarga kecilnya yang tampak bahagia, sebelum semua masalah ini terjadi. Ternyata setelah anak dan istrinya pergi, barulah rasa kehilangan itu muncul. Barulah penyesalan menyakitkan itu menusuk jiwanya. Dan barulah ia sadar, jika mereka berharga.

Keenan benar, ia telah menyia-nyiakan keluarga kecilnya yang begitu sempurna karena sebuah nafsu. Dipta membuang keluarganya demi kebahagiaan semu yang sifatnya hanya sesaat. Apalagi ternyata, semua itu hanya tipuan.

"Aku sudah pernah hampir kehilangan kamu. Tapi disaat aku diberi kesempatan, aku justru melakukan kesalahan yang sama." Dipta menghela nafas beratnya.

Dipta menyusuri setiap sudut ruangan rumah yang memorinya masih melekat dengan jelas di otaknya. Dipta rindu omelan Freya, teriakannya jika dia tidak menjaga Acha dengan benar, sikap manjanya, atau tangisan dramanya jika keinginannya tidak dituruti.

"Aku menyesal." Lirihnya seraya berjalan menuju kamar, lalu merebah disana. Ia menyelimuti diri dengan selimut rajut yang Freya buat khusus untuknya.

Saat ini Dipta tidak hanya kehilangan keluarga kecilnya, tapi juga karir yang ia bangun dengan susah payah. Karena laporan yang Freya buat tentang kekerasan rumah tangga, serta keterangan palsu Alissa tentang keguguran, semua cacian berbalik padanya.

Dia dan Alissa juga ketahuan berselingkuh. Dalam sekejap, foto-foto kemesraan mereka disaat masih berstatus menikah tersebar luas.

Semua tour yang harusnya ditunda, menjadi dibatalkan. Hidup Dipta sangatlah kacau sekarang.

Imbas semua ini tidak hanya terjadi padanya, namun juga Alissa. Butik-butiknya terpaksa di tutup karena diserang orang tak dikenal. Entah apa yang akan Dipta lakukan setelah ini.

Dipta memeluk guling kesayangan Freya dengan erat. Dulu ia dapat bangkit dan mencapai kesuksesan karena Freya. Wanita itu menemaninya dari nol.

Sekarang setelah wanita itu pergi, semua itu juga ikut pergi. Membuatnya kembali hilang arah dan tujuan.

"Andai waktu bisa diputar ulang, andai aku bisa memperbaikinya." Dipta menyeka airmatanya. "Aku kangen kamu dan Acha. Aku kangen kita. Aku benar-benar menyesal."

*****

Dua keluarga berkumpul di rumah sakit untuk menjenguk Acha, sekalian membahas tentang pernikahan yang akan segera diselenggarakan. Keenan tidak mau berlama-lama menunda niat baiknya. Ia tidak mau kesempatan itu menghilang lagi dari hidupnya.

"Saya benar-benar mencintainya. Saya mengundang kalian semua, karena ingin melamarnya."

"Kamu tidak hanya menjadi seorang suami, tapi juga ayah. Apa kamu siap?" Chris memberitahu Keenan dengan penuh ketegasan. Chris tidak mau putrinya kembali sakit hati dan bertemu pria yang salah. Apalagi, keputusan mereka bisa dibilang terlalu cepat.

"Iya Nak, kamu tidak hanya bertanggung jawab kepada Freya, tapi juga menjadi ayah untuk Acha. Papa harap kamu tidak main-main." Richard merangkul putranya yang terlihat siap dan yakin. Sedangkan Farah yang sudah mengetahui perasaan anaknya dari awal, hanya bisa berdoa semoga mereka bahagia.

"Kamu tahu jika pernikahan pertama putriku tidak begitu baik."

"Saya tahu semuanya, itu justru menjadi alasan terbesar saya untuk membahagiakannya." Keenan meraih jemari Freya dengan mesra, lalu memasangkan sebuah cincin yang telah ia siapkan.

You Are My Heartbeat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang