SUMMER RAIN

116 12 2
                                    

Mengenang masa lalu dengan lagu dan suara rintik hujan yang tiba-tiba datang sebagai musik pengiring. Suasana yang bagus untuk mengingat kembali kenangan masa lalu yang menjadi kisah dalam perjalanan hidup.

Seorang gadis menatap langit yang mendung, kembali membuka lembaran masa lalu yang sudah pernah ia tutup sebelumnya.

"Apa kau baik-baik saja sekarang" gumamnya pelan

"kau merindukannya?" Umji sedikit terkejut dengan kehadiran Jaemin.

Pria itu menghampiri Umji dan memeluknya dari belakang, ikut melakukan hal yang sama seperti gadis yang sudah menemaninya selama 5 tahun terakhir.

"Kau merindukannya?" tanyanya lagi

"hmmm, aku rindu suara tawanya, rindu lelucoannya, rindu dengan caranya menatap ku"

"aku tidak bisa marah untuk itu"

"kau memang tidak boleh marah, kau justru harus berterima kasih padanya"

"benar, berterima kasih karena merelakan mu untuk ku, merelakan kehidupan ini untuk ku"

Umji tersenyum dengan lebar dan mengelus tangan Jaemin yang berada melingkar pada perut rampingnya.

"kau tau, cinta bisa datang secara tiba-tiba ke siapa saja, seperti hujan di musim panas ini" Jaemin mempererat pelukannya dan menyandarkan dagu tajamnya pada pundak Umji. "Aku tidak tau apa hari ini akan terjadi jika dia memilih untuk egois dan bertahan" lanjutnya dengan suara bergetar.

Umji yang menyadari perubahan suara Jaemin mulai menggenggam tangan lelaki itu dengan kuat. Berusah menguatkannya dengan kelembutan yang ia miliki.

"Kau ingat saat hujan pertama kali dimusin panas?" tanya Umji

"Hmmm"

Flasback on...

Suara dari rintikan hujan terdengar sangat keras, seorang gadis berdiri dihalte bus dengan pakaian tipis.

"Kenapa hujan sih, ini kan musim panas?" gerutunya kesal

"Hujan bisa datang kapan saja"

Umji spontan menoleh mentapa pria tinggi disampingnya, jujur saja Umji cukup terkejut dengan kehadiran pria itu yang entah datang dari mana.

"Seperti mu"

"apa?" tanya pria itu

"seperti mu yang datang secara tiba-tiba" jelas Umji

"mungkin kau akan terbiasa dengan kehadiran ku suatu saat nanti" balas pria itu lagi

"kenapa aku harus terbiasa, bukan kah ini mungkin saja jadi pertemuan pertama sekaligus terakhir kita?"

"siapa yang bisa menjamin itu?"

"aku"

"baiklah, jika kita bertemu lagi aku pastikan akan mengejar mu"

Pria itu pergi begitu saja, tanpa mengucapkan kalimat perpisahaan atau pekenalan. Umji diam ditempatnya dengan bingung.

"Pria yang aneh"

Hujan tiba-tiba saja berhenti membuat Umji semakin bingung, gadis itu menatap langit yang kini sudah membiru kembali. Senyumnya mereka, langit indah yang menjadi pemandangan favoritnya.

"Kita bertemu lagi"

Umji menoleh kearah jalan, menatap pria yang tadi berdiri disampingnya dan kini berada didepannya.

"Kau!"

Sambil memayungi kepalanya dengan jaket, pria itu melangkah menghampiri Umji yang masih menatapnya dengan heran.

KUMPULAN CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang