Nuansa pagi yang cerah di kamar Phuwin yang penuh warna pastel dengan ranjang berwarna putih bermotif bunga, dengan selimut ber warna hijau berbentuk dedauan menyelimuti tubuh dua bersaudara ini dengan Pond yang melingkarkan tanganya di atas perut si adik
"P'pond berat" Phuwin mencoba mengeser lengan pond yang berada di atas perutnya.
"Hnghh phi dingin" Pond semakin erat memeluk phuwin
"Aagghhh p'pond phu nggak bisa nafas lepas" berontak kecil Phuwin memukul lengan Pond yang semakin erat di pinggangnya.
Semakin Phuwin berotak semakin erat pelukan dari Pond, mendekatkan punggung Phuwin ke dadanya hingga membuat leher belakang Phu menyentuh hidung dan bibir Pond di belakangnya, dengan jail Pond sedikit mengesekan ujung hidungnya mengandus bau sang adik sedikit mengecup pangkal lehernya hingga ke belakang telinga. Pond sangat menyukai aroma adiknya ini wangi gula tebu yang manis dengan campuran minyak telon pemberian ibunya setiap malam membuatnya tidak berhenti ingin memeluk dan menciumi Phuwin dari ceruk lehernya hingga wajahnya kini telah abis di cium oleh Pond, jika bisa mungkin Pond akan mencium seluruh tubuh Phuwin sampai dimana Pond mendengar isakan tangis Phuwin mengmangil ibu mereka.
"Hikss hiskk huwaahhh MAMA...AA Phu nggak bisa napas hikss huk....hukk...."
Tangis Phu keras bahkan terbatuk membuat Pond mengundurkan pelukanya dan segera mengelus dada Phuwin untuk menenangkan tangisanya. Jika tidak ibunya akan datang dan berkata
"Ai Pond Naravit berhenti lah mengganggu adikmu, ayo bangun dan bersiap"
itu dia yang di maksud Pond ibunya benar benar datang kekamar mereka, menarik selimut yang menutupi tubuh mereka menarik tubuh Phuwin menjauh dari Pond. Jika mereka tetap bersama sudah pasti Pond tidak akan bangun tapi malah menempel pada Phuwin hingga Phuwin menangis seperti yang dia lakukan tadi.
"Iya maa...." Pond bangun merentangkan tanganya dan segera turun dari tempat tidurnya. Mengambil handuknya untuk segera pergi ke kamar mandi, tapi sebelum itu dia akan mendekat ke ibunya kemudian mencium Phuwin yang berada di belakang tubuh ibu untuk berlindung dari Pond.
"Mama P'pond bau..." rengek kan Phuwin memeluk sang ibu dan mendorong Pond untuk menjauh.
"Ai Pond cepat pergi mandi, jangan mengganggu adikmu" omel ibu menjauhkan Pond dari phuwin
"Sekali lagi boleh yah " pinta Pond untuk mengecup adiknya
Cup
Kecupan pertama pada pipi PhuwinCup
Kecupan kedua untuk sang ibuKemudian Pond pergi menuju kamar mandi.
Ibu hanya bisa mengelengkan kepala dengan tingkah Pond yang tak pernah lepas atau pun jauh dari adiknya ini.
Dari sejak pertama Pond menemukan Phuwin hingga sekarang Pond sudah memasuki usia remaja dia tak pernah jauh dari Phuwin selalu saja menempel dan memeluknya jika ada kesempatan.Terkadang ibunya merasakan kekhawatiran bagaimana jika nanti Phuwin harus meninggalkan Pond atau malah sebaliknya. Untuk Phuwin ibu tidak terlalu menghawatikannya sebenarnya Phuwin jauh lebih dewasa di bandingkan Pond di usianya sekarang dia cukup pandai mengurus dirinya sendiri hanya saja sang ibu yang tidak tega membiarkan seorang anak untuk melakukan apapun sendiri.
"Permisi tante.... Naranya ada" panggil seseorang dari halaman samping rumahnya
"Ohh Nata kamu sudah datang?, tunggu sebentar nak Nara sedang bersiap bersama adiknya, Ayo masuk dulu Nat" sambut sang ibu pada Nata.
Nata adalah teman sekelas bahkan sebangku dengan Pond, saat pertama memasuki sekolah Pond melihat sekorang anak berkulit putih dengan tinggi yang tak jauh berbeda darinya, Pond menyapanya dengan santai dan berakhir menjadi teman hingga sekarang.
Pondphuwin kini masih di kamar mereka yang dimana sekarang phuwin sedang memasangkan dasi untuk Pond dengan posisi Phuwin duduk di atas pangkuan Pond. Meskipun usianya masih terbilang sangat muda Phuwin memang sudah pandai mengurus diri dan abang pemalasnya ini, Phuwin akan selalu mengomel pada Pond jika tidak rapi atau sekedar ada noda di baju nya atau baju Pond, bahkan barang barang yang Pond gunakan tidak ia letakan pada tempatnya kembali itu akan membuat Phuwin mengomel pada pond.
"Sudah, Phi ku sekarang sudah tampan dan wangi" ucap Phuwin yang sudah selesai memasangkan dasi untuk Pond
"Baik lah sekarang mana pelukan untuk Phi" ucap Pond merentangkan tanganya
Phuwin menganguk dan langsung. Memeluk Pond, begini lah rutinitas mereka setiap harinya. Bahkan Pond tak segan meminta Phuwin untuk mencium pipinya atau sebaliknya. Apa salahnya Phuwin adalah adiknya. Pond menyayangi Phuwin dan berjanji akan selalu menjaganya sampai kapanpun. Tapi bagaimana dengan Phuwin akan kah bisa melakukan hal seperti ini sampai Phuwin dewasa nanti, akan kah Phinya selalu memeluk dan menciumi nya seperti ini ,bagaimana nanti jika Pond memiliki kekasih dan menikah apakah ini akan terus di lakukan. Entahlah Phuwin hanya bisa menikmatinya sebelum hari hari itu tiba.
"Pond Phuwin, ayo turun nak kita sarapan" panggil ibunya
"Nata kamu sudah sarapan??" Tanya Ibu pada nata
"Blm tante" jawab nya
"Yah udah kita sarapan bareng ya"
Nata berjalan mengikuti ibu Pond yang kemudian mepersilakan nata untuk duduk di ruang makan selagi menunggu Pond dan phuwin turun dari kamar mereka
" Au, Nata kau sudah datang kenpa kau tidak memangilku" Pond yang tadinya menggandeng Phuwin turun dari tangga langsung berlari menuju Nata dan duduk di sebelahnya.
Phuwin yang melihat Pond begitu bersemangatnya saat menemui nata membuat dadanya sedikit sesak. Meski Nata sudah sering datang kerumah mereka itu selalu membuat hati Phu perih bagaimana jika perhatian Phinya akan di ambil oleh P'nata bagaimana kalo p'pond menyukai P'nata. Terkadang pikiran itu membuat Phuwin merasakan sedikit api cemburu.
Dengan wajah yang datar Phu berjalan dengan sedikit menghentakan kakinya menuju meja makan duduk di bangku tepat di sebrang Pond.
"Ayo kita sarapan mama masak sayur sop hari ini kesukan Pond dan phuwin Nata di makan nak nggak usah malu-malu anggap rumah sendiri"
"Iya tente" jawab Nata mengangguk dengan senyum manis nya.
"Cute" suara Pond keluar saat melihat tingkah temanya ini.
"Aku tau itu" Nata merespon ucapan Pond dengan menatapnya dan bertingkah centil, seolah memainkan rambut pendeknya ke belakang telinga.
Pond hanya tersenyum segera mengambil piring untuk bersiap makan tak lupa juga ia mengambilkan piring lain untuk Nata di sebelahnya. Membuat mata mereka kembali bertatap, itu mengemaskan untuk Pond sehingga ia harus menepuk kepala Nata gemas.
Di sebrang sana ada Phuwin yang sedang memperhatikan tingkah mereka dengan tatapan yang tajam dan menusuk. Phuwin hanya bisa memakan makanan dengan tidak hikmatnya, sesekali mendentangkan sedok dan garpu kepiring kaca hingga berbunyi keras terkadang sedikit mengganggu di telinga.
"Phu ada apa?" Tanya Pond di hadapanya yang mungkin sedikit terusik
"Tidak ada Phi aku hanya kesulitan memotong daging ini" ucap Phu beralasan untuk sekedar mendapat perhatian sang Abang.
"Kemari kan biar Phi membantu mu memotongnya" Pond mengambil piring phuwin untuk membantunya memotong dagingnya. Berakhir semua memakan sarapan dengan nikmat. Tetapi tidak untuk hati Phu sedikit kesal.
Tin.... tin....
Suara klason mobil berbunyi sepertinya jemputan Nara dan Nata telah datang.
"Hai berhenti lah membunyikan itu, tunggu sebantar" ucap Pond keluar dari rumahnya. Memakai sepatunya dengan dibuntiti Nata di belakangnya.
"Maa aku berangkat" Pond pamit
Tbc
Nama karakter yg di atas
Nara= Pond NARAvit
Nata= Dunk NATAchai
Phu=PHUWINJangan lupa vote dan komenya
😘_________________________
3 juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Dik Bro || PondPhuwin
RandomPond kecil merasa kesepian dan ingin memiliki seorang Adik untuk menghilangkan rasa kesepian di rumah. Mendapat adik yg menggemaskan, adalah hal yg paling di syukuri oleh Pond, sampai kapan pun