"Mana Nara?" Tanya archen pada nata yang keluar sendirian dari kelas."Nggak tau, sakit katanya" jawab Nata singkat.
"Ohhoo" Archen hanya bisa menangapi dengan kata itu saja jika Nata berkata singkat seperti tadi. Ini tidak biasa untuk Archen. Tumben sekali Nata tidak banyak bicara tentang Nara hari ini. Dari awal masuk hingga pulang sekolah sepertinya Nata sedang tidak mood.
"Nat mau jenguk Nara?" Archen mencoba bertanya siapa tau Nata moodnya akan kembali jika bertemu Nara.
"Nggak usah, ada Phuwin juga kan yg jagain dia."
Archen terheran mendengar jawaban Nata, tumben sekali ia tidak ingin bertemu Nara yang selalu di anggap sang super hero bagi Nata.
"Nat maaf soal kemarin harusnya itu nggak terjadi"
Archen kembali berbicara mencoba untuk meminta maaf pada Nata siapa tau itu membuat mood Nata kembali baik.
"Ngapain minta maaf, lu Nggak salah, toh kita juga sama Sama mau"
Jujur saja Nata malu untuk membahas ini dengan archen. Toh emang nyatanya mereka begitu. Dan Nata juga terima aja.
" jadi sekarang kamu mau kemana atau mau ngapain gitu, biar nggak manyun terus." Archen nyentuh - nyentuh bibir pink Nata yang menekuk.
"Pulang aja, gue mau istirahat capek." Nata menyingkirkan tangan Archen yang memainkan bibirnya. Membuang wajahnya dari tatapan Archen
Archen meletakan kepalanya di bahu nata sambil berbisik
"Mau aku temenin juga nggak?""Terserah." Jawaban Nata mendorong archen untuk segera menyalakan mobilnya dan kembali ke rumah mereka, enggak rumah Nata lebih tepatnya.
Di sini Phuwin sedang menatap Pond yang terbaring di ranjangnya. Menyentuh dahi Pond mengukur dengan suhu tubuhnya sendiri, setidaknya demam Pond sudah turun sekarang, Phuwin kini mengambil handuk kecil lalu menyelupkannya di air hangat yang sudah ia siapkan untuk membersihkan tubuh Pond, menyeka area leher, lengan, membuka sedikit pakaian Pond untuk membersihkan area dada dan perutnya. Dirasa Phuwin cukup kini ia harus bersiap untuk memasak makan mlm mereka. Hari yang cukup tenang tapi sedikit ada yang menggajal di hatinya yang biasanya Phuwin selalu mendengar suara Pond yang mengganggunya atau sekedar manjahilinya kini tenang dan sepi, orang yang biasanya membuat keributan kini masih terbaring di kamar mereka tidak tepatnya kamar Phuwin.
Tak habis pikir padahal Pond memiliki kamarnya sendiri entah kenapa dia selalu berada di kamar Phuwin di pagi hari. Hanya untuk sekedar memeluk phuwin atau menciumi Phuwin selayaknya bayi bagi Pond, tapi sungguh Phuwin sekarang sudah besar bahkan sekarang phuwin sudah mampu menjaga pond. Bahkan mereka sudah berani melakukan itu.
"Phu.... Phuwin...."
Suara serak Pond terdengar kini sedang berjalan menuju dapur untuk mencari dimana Phuwin berada.
Hap
Di peluknya pingul ramping dengan apron yang mengikat di pinggangnya. Kepala yang disembunyikan tepat di ceruk leher Phuwin.
"Auu.. P'pond kau mengejutkan ku, kenapa turun, apa sudah baikan?"
Phuwin mengacak Ubun rambut Pond yg berada di bahu kirinya.
"Sudah berkat phu, phi bisa cepat sembuh seperti ini"
Pond berbicara masih sambil memeluk phuwin dari belakang dengan kepala masih bertengger di bahu kiri Phuwin
" Baik lah sekarang ayo makan , phu membuatkan sup ayam untuk Phi."
Pond mengangguk melepas pelukanya lalu membantu Phuwin menyiapkan makanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dik Bro || PondPhuwin
RandomPond kecil merasa kesepian dan ingin memiliki seorang Adik untuk menghilangkan rasa kesepian di rumah. Mendapat adik yg menggemaskan, adalah hal yg paling di syukuri oleh Pond, sampai kapan pun