8. 📸

3.3K 118 2
                                    

Ting....

Notifikasi pesan masuk.

"Oouhh tuhan astaga apa ini?"

Kejut sang pemilik hp saat membuka pesan yang masuk. Ia mendapatkan sebuah pesan yg berupa foto dengan gambar dua remaja yang sedang bercumbu di sebuah ruangan yang terlihat sangat akrab dengan benda benda di sekitarnya.

"Tuhan apa yang mereka lakukan selama kami tidak dirumah, jika papa mengetahui ini bisa habis nanti kedua putra kesayangan ku."  Gumam seorang wanita paruh baya ini  yang berada di ruangan kerja tempat suaminya.

"Hai sayang apa kau berkata sesuatu?"  Sang suami yang sedang repot dengan berbagai dokumen yang menumpuk, dan mungkin beberapa jam lagi dia harus meeting dengan beberapa investor besar.

" aahh tidak ada sayang mungkin kamu salah dengar."

"Ouhh Benarkah??, kalau begitu bisa kah aku mendapat sedikit penyemangat sedikit, beri aku pelukan atau umm." Pria tua ini merentangkan tangann sambil menunjukan gestur wajah dengan bibir yang di majukan

"Berhentilah pa. Siapkan dirimu untuk bertemu dengan tuan Aidyn. Mereka investor besar untuk perusahaan kita bukan?" Sang istri megang wajah suaminya dengan telapak tangan dan mendorong wajah itu menjauh dari dirinya.

"Iyaa, tapi beri aku energy sebentar"  pria Tua ini meminta pelukan pada sang istri

"Baik lahh jangan terlalu lama, nanti ada yg melihat, kita masih di kantor" sang istriku membalas pelukan sang suami.















"Emm phu..., jangan tinggalkan phi na."

Pond meraba sisi kasur lainya  dengan mata yang masih terpejam.

"Phu... phu... kau di mana"

Pond masih memejamkan matanya tapi mulutnya terus memanggil nama phu.

"P'pond , ayo bangun ini sudah pagi. Phi.... phi..."

Panggil phuwin yang sudah siap dengan seragam sekolah dengan rapinya. Mengoyang goyangakan tubuh Pond berharap Pond bisa segera membuka matanya.

"Emm Phuwin.... jangan tinggalkan phi"

Pond menarik phu kedalam pelukanya memeluk phuwin begitu erat. Phu merasakan ada yang aneh dengan tubuh Pond, badanya begitu panas di punggungnya juga begitu basah.

" P'pond... P'pond buka mata mu aku di sini bersamamu, buka matamu."

Phuwin menepuk nepuk bahu Pond berusaha membangunkan pond. Phuwin mulai khawatir dengan kakaknya phu membalas pelukan Pond sambil terus menepuk nepuk bahu Pond memangil nama Pond berharap Pond mau membuka matanya

"Hiks... P'pond bangun.... P'pond aku di sini.... hiks kumohon bangunlah jangan menakuti ku hikss.... P'pond."

Tangis Phu keluar, sedih rasanya melihat Pond begini. Phuwin sangat khawatir kedua orang tua mereka sedang tidak ada bagaimana dia harus merawat Pond. Pond itu pria kuat dia jarang sakit, dia sakit saat jatuh dari sepeda saja dulu saat mereka kecil itu pun hanya lecet di sikut dan lututnya, demam pun dia masih bisa bermain dengan Phuwin atau Nata.

"P'pond hikss... jangan begini...."

Phu terus memeluk Pond hingga pelukan Pond mengendur, tubuh Pond melemas kepalanya masih bersandar di bahu Phuwin. Phuwin masih menepuk pelan bahu Pond.

"P'pond ayo bangun, hari ini kau bisa beristirahat aku akan menjagamu, buka dulu matamu"

Phuwin terus berbicara pada Pond untuk membuka matanya. Yang phu harapkan adalah membuka matanya terlebih dahulu, setelahnya mungkin ia akan menelepon dokter atau ibunya

Dik Bro || PondPhuwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang