7 🔞

5.5K 167 10
                                    

"Archen lepasin gue harus jelasin sesuatu ke Nara"

Pinta nata untuk melepaskan pelukanya.

"Apa yang harus di jelasin??, lo denger kan apa kata Nara tadi dia udah paham Nata"

Jawab archen dengan suara khas bangun tidur.

"Tapi gue harus ketemu Nara"

Archen melepaskan pelukan itu, bernafas berat bangkit dari tempat tidurnya

"Hah, ya sudah tapi kita mandi dulu ya abis itu makan, baru kita ke tempat Nara"

Nata mengangguk mendengar perkataan archen ada benarnya, badan mereka juga terasa lengket dan berkeringat.


















"Diam atau phi hisap mulut mu dengan bibir phi seperti tadi malam"

Pond dengan tatapan tajam menatap phuwin. Itu membuat Phuwin meneguk ludahnya sendiri, mata yang terbelalak mendengar ucapan Pond dengan sekilas bayangan ciumannya tadi malam. Membayangkanya saja itu membuat Phuwin lemas.

Phu menjauhkan tubuhnya dari Pond hingga cubitan di bibirnya terlepas, cubitan Pond tidak terlalu keras, tapi cukup untuk membuat bibirnya memerah dan sedikit bengkak.

"Ck... Phi... kau membuat bibirku bengkak"

Phuwin mengeluh pada Pond saat melihat kecermin di casing hp nya

"Benarkah?? Mana coba Phi liat"

Pond menarik Phuwin untuk kembali mendekat. Phuwin memajukan bibirnya menunjukannya pada Pond

"Tuh liat ini memerah"

"Oh iyaa maaf na, abisnya kamu terlalu cerewet hari ini"

Pond meminta maaf, mengelus kepala Phuwin dan memeluknya agar lebih dekat pada Pond

"Tidak, phu tidak ingin memaafkan phi"

Phu mendorong Pond agar tidak memeluknya.

"Ayolah phi mohon maafkan phi"

Pond masih saja memohon dan memeluk phuwin semakin erat. Begitu juga Phuwin yang terus melepaskan diri dari pelukan Pond, tak ada yang mau mengalah mereka tetap dengan pendirian masing masing, hingga Phuwin harus terjatuh dari sofa yang mereka duduki ke karpet bulu tempat tadi pagi mereka bercanda. Dengan posisi yang sama Pond berada di atas tubuh phuwin dengan tangan kanan menjadi batalan kepala Phuwin, sedang kan tangan kirinya berada menjadi tumpuan tubuh Pond agar tidak menimpa Phuwin.

"Apa kau masih tidak mau memaafkan phi??"

"Tidak, phu masih kesal dengan phi"

Phuwin membuang mukanya dengan bibir cemberut, jujur saja yg Phuwin kesalkan bukan hanya tentang bibirnya tapi pasal Nata dan Archen, mungkin saja Pond juga pernah melakukan itu bersama orang lain, bisa saja pada Nata atau Archen pikirnya.

"Baik lahh tapi phi yakin kau akan memaafkan phi setelah ini"

Cup....

Sebuah kecupan mendarat pada pipi Phuwin. Membuat phu terkejut dan kembali menatap Pond di atasnya.

Cup....

Kecupan kedua kini mengenai dahi Phuwin, Phuwin masih tak bergeming

Cup....

Kecupan ketiga dipipi yang lainya

Cup....

Kecuapan keempat niat Pond ingin mengecup phu di bagian dagu dan menyudahi aksinya. Tapi kini ia malah di tahan oleh Phuwin yang sedang menyesap bibir atasnya, ketika Pond ingin melepasnya tapi Phuwin malah kembali mengejarnya, menahan tengkuk Pond membuat ciuman itu semakin dalam, gigitan kecil di bibir atas Pond membuat nya mengaduh membuka mulutnya Phu kembali melahap bibir Pond memasukan lidahnya kedalam mulut Pond mengabsen semua gigi Pond, memainkan lidah mereka di dalam sana. Tak ada yang menyerah di ciuman ini. Pond mencoba memimpin, membuat alur ciuman lebih rapi dari sebelumnya. Membalas sesapan dari phuwin tanganya yg menjadi batalan di tengkuk Phuwin kini sedikit menekan mengangkat kepala Phuwin agar tidak mengendur, tangan yg tadinya jadi tumpuan kini merambah ke pinggang, tubuh keduanya kini merapat, Pond benar benar menindih tubuh Phuwin.

Dik Bro || PondPhuwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang