"P'pond sini luka nya biar phu bersihin"
Phuwin menyiapkan kompres serta kotak P3k untuk mengobati luka di wajah Pond."Au pelan pelan phu"
Perih Pond ketika phuwin mengobati luka yang berada di bibirnya."Udah pelan pelan ini..."
Ucap Phuwin masih sedikit ketus."Phu maaf udah buat kamu cemburu"
Ini Pond yang berbicara dengan lembut."Emm, Phi masih hutang penjelasan"
Phuwin yang masih mengobati luka Pond yang lain sambil mengompres beberapa lebam di beberapa wajah dan tubuhnya."Agrhh"
"Sakit banget yaa?"
Phuwin berada khawatir dan Kasihan melihat kekasihnya yang babak belur oleh Archen"Emm"
Pond menganguk sambil meletakan kepalanya pada bahu Phuwin."DASAR udah tau Archen kaya gimana kalo marah masih aja nyari masalah, mana nyosor Nata lagi" Phuwin mendorong kepala Pond agar menjauh dari bahunya
"Aku nggak nyosor, dia duluan"
"Terus kenapa nggak ngehindar"
"Eh..."
"Tuh kan nggak bisa jawab"
"Nggak gitu phu aku Kasihan sama dia, tau sendiri kan kita besar sama sama. Aku udah nganggap dia kaya saudara juga."
"Mana ada saudara ciuam."
"Ada kita dulu ciuman."
"Berarti aku klo nyium Gemini atau Archen boleh dong"
"Ya Jangan..."
"Ya udah dengerin aku, biar aku ceritain"
Pond menceritakan semuanya kejadian tadi malam pada Phuwin meskipun sedikit ada cekcok kecil di mereka ketika Pond menjelaskan tapi syukurnya Phuwin masih mau paham dan akhirnya mereka sudah saling memaafkan di akhiri dengan pelukan dan kecuapn kecil di pipi masing masing.
.
.
.
.
.
."Kita harus bicara." Archen mengambil lengan Nata sambil membawanya keluar dari pekarangan rumah.
"Jelaskan padaku semuanya" Archen membawa Nata ke sebuah kamar hotel milik keluarga letran menunggu jawaban dari kekasihnya.
"Maaf...." Nata bersuara sangat kecil
"Hanya itu??" Tanya archen kembali.
....
Tak ada jawaban dari Nata sampai ketika archen membuka laci mengeluarkan sebuah dokumen dan melemparkanya pada Nata
"Apa kau salah satu penyelundup di resto kemarin!?" Archen bertanya dengan tegas pada Nata
Nata tak mau menjawab dia melihat semua bukti yang tadi ditempat oleh Archen, Nata sudah tak mampu mengeluarkan kata hanya linangan airmata yang membasahi pipinya.
"Ma-af kan aku chen" hanya kata maaf yang bisa terucap. Tangisnya semakin deras, bayang-bayang ayahnya tadi malam masih terngiang kini ia harus berhadapan dengan seseorang yang begitu mencintainya ia tak mampu melakukannya sekarang. Untuk berpisah dengan Archen, tidak, Nata tau rasanya mencintai seseorang yaang begitu tulus kali ini ia tak sanggup mengabulkan permintaan ayahnya.
Mungkin ia bisa menemukan tuan Aidyn sekarang tapi untuk melepaskan pria besarnya sekarang mungkin tidak. Nata masih menangis tanganya gemetar menekan sebuah tombol di balik saku celananya, lalu ia berlari berhamburan kepelukan Archen. Berulang kali kata maaf Nata ucapkan.
"Maafkan aku hiks maafkan aku"
Tangis Nata terus memeluk Archan. Ia kurung wajahnya pada leher Archen kata maaf kembali terucap dengan sebuah kecuap kecil disana. Archen yang seharusnya marah kini tak berdaya melihat manusia yang disayangnya menangis sebegitu derasnya,di balasnya pelukan tersebut ia belai surai rambut Nata. Memeluk pinggangnya menariknya agar duduk pada ranjang kamar hotel tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dik Bro || PondPhuwin
RandomPond kecil merasa kesepian dan ingin memiliki seorang Adik untuk menghilangkan rasa kesepian di rumah. Mendapat adik yg menggemaskan, adalah hal yg paling di syukuri oleh Pond, sampai kapan pun