15

1.2K 55 7
                                    

"Akhirnya.... kita pulang nggak sabar mau ketemu Nata."
Archen yang begitu bersangat di sebelah Pond yang menunggu bagasi.

"Nih ambil koper lo udah keluar itu" Pond  memberikan koper bawahnya untuk di pegang archen, kemudian Pond bergegas untuk mengambil koper yang lain untuk di ambil.

"Udahkan ayo cepat kita keluar mereka sudah menunggu kita" archen yang bergegas pergi mendorong koper mereka keluar dan Pond hanya mengikuti dari belakang.

Sejujurnya Pond juga sama excited untuk bertemu Phuwin manusia tersayangnya yang ia jaga dari kecil bagai mana rupanya sekarang apakah dia masih imut, mengemaskan dengan pipinya yang bulat. Atau telah berubah menjadi sosok pria dengan otot di tubuhnya. Tidak Pond masih menyukai badan lembut Phuwin yang seperti bayi wangi tubuhnya yang manis, pipi bulatnya yang memerah ketika ia cium. Bibir merah muda yang mungil ketika ia merajuk, Pond sangat merindukan adiknya.

"NARA... ARCHEN."
Panggil pria cantik yang melambaikan tanganya saat melihat keluarnya  Archen dan Nara dari bandara, ini Nata ia mengunakan kemeja putih yang selaras dengan warna kulitnya  di padukan dengan celana jins biru  dan di sebelahnya ada pemuda yang sama indahnya ia menggunakan  hoodie singlet berwarna hitam dengan tas selempang kecil yang berwarna selaras. Lengan yang tidak tertutup sedikit menonjolkan otot bisep, Nara memandang dari kejauhan  hanya mampu meneguk liurnya sendiri melihat adik kecilnya yang dulu ia Rawat kini terlihat begitu tampan dan sexy.

"Nata aku kangen" archen yang mendengar panggilan itu segera berlari berhamburan memeluk pria cantik yang tadi memanggil.
Nata yang tak siap dengan pelukan archen sedikit oleng syukurnya tubuhnya mampu ditahan archen. "Kangen banget" bisikan archen yang mendekap Nata. "Iya sama" Nata yang juga membalas pelukan Archen memberi temukan kecil dipungung. Dengan matanya yang memperhatikan Nara yang tersenyum lebar melihat mereka, lalu berpaling menghadap Phuwin mengelus kepala Phuwin dengan senyum yang lebih lebar dari sebelumnya.

"Hai Phu." Sapa Pond gemas mengacak rambut Phuwin.
"Emm Hai P'pond." Jawab Phuwin sedikit merunduk untuk menyembunyikan sesuatu dari wajahnya
"Apa kabar? Kamu sehat selama phi nggak ada?" Pond berbasa basi, tangan yang tadi  ada dikepala kini turun kepipi yang  memerah, di elus gemas sedikit menaikan wajahnya agar menghadapnya.
"Iyaa aku baik , dan sehat, tubuh ku kini bertambah tinggi dari sebelumya, aku juga selalu makan makanan sehat tidak lagi yang manis, walau terkadang aku menginginkannya." Phuwin menjawab sambil menatap mata Pond yang berbinar. Sunggu Phuwin merindukan wajah ini alis,hidung, bibir, dan kelopak mata dengan titik kecil yang menghiasi kantung mata sebelah kiri terlihat begitu indah jujur saja phuwin ingin juga menyentuhnya.

"Kalo mau pelukan, peluk aja kali nggak usah tatapan gitu, masih di tempat umum ini" Ujar archen yang memeluk pinggang Nata tapi kini berpindah di belakang dengan dagu yang bertengger pada pundak Nata. "Yakan sayang?" Archen yang bertanya pada Nata yang dari tadi hanya diam. "Eee i-iya bener, pelukan kaya kita" ucap Nata sedikit terbata sambil memegang kepala Archen yang ada di pundaknya dan tangan lainya memainkan ibu jari Archen yang ada di pinggang nya.

Pond yang mendengar perkataan dari dua manusia di sebelahnya sedikit terganggu untuk mengagumi wajah Phuwin yang mengemaskan berada di tangan kanannya.
"Emm Phi..." Phuwin memanggil dan merentangkan tanganya berharap Pond paham dengan kode yang ia berikan. Pond mengangguk mencoba mendekatkan tubuhnya dengan phuwin sedikit menunduk meraih pinggang phuwin dan menempelkan tubuh mereka,Phuwin menyilangkan tanganya pada leher Pond dan Pond mengangkat sedikit tubuh Phuwin . Sedikit menghirup aroma manis yang ia rindukan. "Kangen" phuwin yang berbisik di belakang telinga Pond.

Archen yang melihat sahabatnya berpelukan ikut bahagia,mengeratkan pelukanya pada tubuh Nata. Tidak untuk Nata raut wajahnya mungkin ikut tersenyum tapi tidak untuk hatinya. Harapan saat kecilnya kini telah musnah setelah tahu bahwa Phuwin bukanlah adik kandung dari Pond. Setelah kejadian phuwin hilang dan melihat bagai mana Pond memperlakukan Phuwin bukan hanya sekedar adik dan kakak dimatanya.  Mau dikejar juga rasanya mustahil, karna kini pria yang bersamanya adalah kakak kandung dari Phuwin.  Tak masalah setidaknya dia masih bisa bersama Pond meski tak harus memilikinya.

"Emm Chen udah yuk kita pulang" Nata yang bersandar pada tubuh archen berucap.  Archen melepas pelukanya mengangguk setuju.  "Nara pulang dulu yuk" tegur archen pada sahabatnya. "Iyaa, ayo phu" jawab Pond sambil mengandeng tangan Phuwin  mengikuti Archen dan Nata di belakang.

"Yang kamu bawa mobil aku?" Archen bertanya " Iya nenek yang nyuruh, katanya nanti pulang di suruh kesana aja dulu, soalnya kalo ke rumah Nara atau aku lagi nggak ada siapa-siapa" Nata memberikan kunci mobil itu ke archen, dan membantu Nara dan phuwin untuk memasukan koper mereka ke bagasi.
.
.
.
.
.
.
.
.

" jem piring dimana?"

"Jem sendok sayurnya mana?"

"Jem lampu kamar buat P'pond mati."

"Jeminai ini sopnya taruh di mana?"

"Jem.... jeminai gelasnya kurang satu"


Ini Fourth si tetangga Nenek, ia datang niat baik  ingin membantu Nenek memasak untuk menyambut kedatangan Archen dan Pond. Tapi sejauh ini menurut Gemini Fourth bukan malah membantu tapi hanya membuat telinganya bising karna menanyakan ini dan itu pada Gemini yang kini sedang memperbaiki pipa air di rumah mereka.

"Piring ambil di lemari bawah sebelah kulkas sama sendok di situ juga"

"Iya nanti gue liat lampunya"

"Sayur sop nya taruh aja dulu di meja makan"

"Klo gelas kurang ambil di lemari atas"

Itu Jawab Gemini yang masih sibuk dengan pipa dan keran airnya. Dengan Alis yang berkerut mencoba untuk kembali fokus untuk memperbaiki saluran air yang tersumbat.

"Jem mangkok mana?, Jem daun bawang kurang, jeminai..... jeminai....."

"Hah.... Mangkok di atas sama gelas ,daun bawang ambil di kulkas kalo nggak ada potong aja yg dekat jendela"
Hilang fokus Gemini di buat Fourth yang selalu memangilnya yang padahal akar masalah dari pipa airnya sebentar lagi ter selesaikan.

"Jem.... jeminai.... arhh tolongin..."

"Oohhooii Fourth ada apa lagi!?"

Gemini mulai kesal dengan suara Fourth kini berdiri dan melihat ke arah Fourth dengan tangan yang penuh daun bawang dan gelas dengan tangan satunya yg mencoba meraih sebuah mangkok  yang ada dilemari atas yang cukup masuk kedalam. Dengan ke adaan rambut Fourth yang berantakan wajah yang terkena tepung dan jari jarinya tergores bahkan ada yang terluka.

"Au.. Fourth letakan dulu barang bawaan mu"

Gemini segera menghampiri Fourth mengambil barang yang ada di lengan Fourth, sedikit merapikan rambut Fourth yang berantakan mengelap wajahnya dengan tisu. Tak lupa dengan sedikit Celoteh Gemini seperti

"Ini daun bawangnya ngambil di kulkas atau baru motong yang di  deket jendela?, ambil yg dekat jendela aja ini udah pada layu, ini gelas jangan di bawa gitu nanti pecah mau gantinya, langsung taro aja di meja makan nanti baru di susun lagi. Ini lu lagi buat apa muka sampai di tepungin gini. Biar muka lu kaya aci apa gimana!? Lampu kamar mana yang mati biar nanti gue betulin, gue masih harus betulin keran airnya dulu, nanti meraka mau mandi gimana!?"

Fourth hanya bisa menunduk merasa bersalah akan celotehan Gemini terhadapnya, wajahnya yang tadi terkena tepung kini memerah hingga ketelinga. Memalingkan tubuhnya dari hadapan Gemini. Dan kembali berusaha mengambil mangkok yang ada di lemari atas tadi.

Gemini yang mulai sadar karna menyakiti perasaan Fourth hanya menghela nafas panjang ikut meraih mangkok yang ada di lemari atas untuk sekedar membantu Fourth.

"Nih mangkok nya butuh berapa??"

"8 mangkok"

"Oke biar gue yang ngambil lu yang bawa kemeja makan"

Fourth mengangguk membawa mangkok itu ke meja makan sekedar merapikan di sana dan Gemini juga kembali pada pipa airnya.

"Jem...."

"Apaa lagi!!..?"

"Emm itu sebenarnya mesin air nya nggak nyolok"

Fourth yang mengambil kabel dan memasangnya pada stop kontak yang ada di dekat mereka.

"Hah...."
















Tbc

Edisi gemes gemes dulu.
Tapi aku rasa agak kurang  mohon di maaf kan

Jangan lupa vote, komen, dan follow 

10 maret 2024

Dik Bro || PondPhuwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang