Case 25. I'm your Home [end]

102 6 0
                                    

Sebelumnya~

" Sial! Dia benar-benar gila. Jonghoon-ah apa yang harus kita lakukan?" tanya sang eomma keluar dari mode psikopatnya.

" Tenanglah eomma~ hanya bom kecil tak akan buat rencanaku gagal."

" Mau ku katakan sesuatu tuan Choi? Kau tidak benar-benar berpikir lelaki sepertiku itu polos layaknya bayi kan?"

" Kau masih bisa mengertak di saat seperti ini ternyata. Kau tak berpikir umurmu tak akan lama lagi, hah?!"

" Pft, ahahahaha, kenapa aku harus takut? Apa kau lupa kita ada dimana sekarang? Ah! Aku lupa~ aku tak memberitahumu ini dimana ya." seringainya sentuh bibirnya dengan telunjuk kanannya.

" Selamat datang di markas sindikat assasin terkejam di dunia mafia, selamat datang di Black Orphan, Father Choi." sambutnya penuh senyuman dengan mata kosong sirat akan aura membunuh yang kental.

.
.
.
.
.

Sambutan itu sungguh buat Seunghyun terbahak. Apakah pemuda gila di depannya ingin katakan jika saat ini Seunghyun ada di tengah sarang sindikat paling menakutkan bagi para mafia? Jangan buat ia tertawa, mana mungkin itu benar.

" K-kau pasti mengada-ada, mana mungkin tempat ini adalah sarang manusia-manusia gila itu?!"

" Eh~ tapi Hoonie tidak bercanda kok paman~ ini memang markas anak buah Hoonie~ kan Honiee yang ngebangun tempat ini~" ujar Jonghoon pamerkan wajah lugunya.

" Kalau tak percaya mau lihat hal menarik paman?" tanya Jonghoon sebelum tiba-tiba ruangan yang sebelumnya gelap temaram itu di penuhi cahaya lampu ruangan tampilkan bentuk asli dari ruangan yang jadi saksi bisu aksi ibu dan anak itu.

Warna merah yang menyiprat di seluruh ruangan beton bercat abu-abu muda berikan aksen mengerikan pada ruangan itu terlebih lambang kura-kura hitam raksasa yang ada di tengah dinding ruangan itu, langsung beritahu siapa sesungguhnya pemilik ruangan besar itu.

" Bagaimana paman? Sudah sedikit percaya?"

" jangan main-main denganku! Aku tau kau paati hanya menggertakku saja!" Seunghyun dan prasangka bodohnya.

" Pft, baiklah kalau begitu bagaimana kalau aku tambah dengan sesuatu."

Sekarang giliran Jonghoon yang keluarkan handphonenya berusaha telfon seseorang yang berjaga di luar.

" Halo~ Jaehyunie~ turunkan mereka." perintahnya. Ternyata tak hanya orangtua Jonghoon yang turut membantu hari ini kedua adiknya pun ada disana ikut membantu dan menyaksikan semuanya.

Kembali ke cerita, bersamaan dengan di tutupnya telfon itu. Tiba-tiba suara gemericik rantai berikan sambutan pada rungu mereka.

Tes tes tes... cairan berwarna merah muncul dari langit-langit basahi lantai keramik usang. Maka Seunghyun dongakkan kepalanya lihat para anak buah yang ia bawa secara diam-diam tergelantung tak bernyawa di langit-langit ruangan penuh dengan luka dan darah yang mengalir.

" Ck ck ck, aish darah mereka mengotori keramik kesayanganku. Sepertinya aku harus meminta Baekhyun kembali membersihkan ruangan ini nanti." keluh Jonghoon tak perduli wajah sunghyun mengeras di depannya karena amarah yang membuncah.

Dia ketahuan? Dia kalah dari jalang ini? Mungkin itulah isi hatinya saat lihat rencananya sepenuhnya terbaca. Tak sampai di situ satu persatu anak buah Jonghoon muncul dari tangga lantai dua. Buat penuh ruangan mirip arena itu dengan aura gelap parah pembunuh dan sialnya beberapa yang menghadiri adalah pembunuh berantai terkenal yang sangat Seunghyun kenal.

 WHO AM I?! [Kyusung] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang