8

75.5K 3.7K 85
                                    

(Minggu, 11 Juni 2023)
(Sulawesi Selatan)

Pagi kembali menyapa, bahkan matahari sudah bersinar dengan terang masuk melalui celah gorden membuat sang dominan bangun terlebih dahulu.

Memperhatikan sekitar kamar yang cukup berantakan, pakaian dan juga handuk berserakan bahkan koper milik si manis masih berada di sudut kamar, ia belum sempat mengeluarkan isi koper tersebut.

Mata tajamnya menatap ke arah si manis yang masih terlelap, sudut bibirnya sedikit terangkat saat mengingat kegiatan tadi malam.

Tangannya terulur untuk merapikan rambut sang istri yang terlihat berantakan.

Mengecup singkat bibir sang istri sebelum beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Aron memilih untuk tidak ke kantor hari ini karena ia yakin istrinya tidak akan bisa berjalan, setelah membersihkan diri ia menyempatkan untuk menelpon Hugo untuk mengurus pekerjaannya hari ini dan ia juga menyuruh untuk membawakan beberapa dokumen penting nanti siang.

Dan untuk Rayan kebetulan pihak kampus meliburkan mahasiswa yang sempat mengikuti fun camping untuk 3 hari agar bisa istirahat sebelum aktif mengikuti kegiatan kampus.

°°°

Aron turun ke bawah setelah membersihkan sedikit kekacauan di kamarnya, ia ingin mengambil sarapan untuk Rayan yang masih tidur.

Saat di dapur ia melihat Niko sudah duduk di kursi sambil memainkan ponselnya.

"Good morning my Son" Aron mengecup puncak kepala Niko.

"Morning Dad, Papa mana?" Niko mencari keberadaan Rayan.

"Papa mu masih tidur, dia kelelahan" jelas Aron sambil duduk di kursi sambil menikmati kopi hitam nya.

Sementara Niko hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, karena ia pun juga merasa lelah setelah kemping kemarin. Niko hanya tidak tau kalau Rayan kelelahan karena ulah Aron sendiri.

"Niko Daddy ingin bertanya sesuatu"

"Ada apa Dad?"

"Hm.. apa kamu sudah punya kekasih?"

"Kekasih?.. tidak punya, lagi pula aku belum ingin memiliki seorang kekasih Dad, memang kenapa?"

"Daddy hanya bertanya"

"Oh begitu, aku masih ingin sendiri dulu Dad menikmati masa-masa kuliah" Niko menatap lurus ke depan.

"Lalu bagaimana jika ada seseorang yang menyukai mu?"

"Entahlah Dad"

Aron berhenti bertanya tentang kekasih dan melanjutkan menikmati kopi nya.

°°°

Sementara itu Rayan sudah bangun, namun seluruh tubuhnya terasa sakit dan juga sulit bergerak.

Berusaha untuk bangkit, kemudian ia menyandarkan tubuhnya di headboard. Tiba-tiba kedua pipi nya memerah saat mengingat kejadian tadi malam.

Pintu kamar terbuka lalu Aron berjalan masuk dengan nampan berisi makanan, meletakkan di meja dekat sofa kemudian berjalan mendekat ke arah Rayan.

"Kamu tidak ke kantor?" Tanya Rayan saat Aron duduk di depannya.

"Tidak,aku akan merawat mu. Kamu tidak bisa bergerak karena ulah ku" Aron mengusap kepala Rayan.

Sementara Rayan kembali merasa malu saat Aron kembali mengingatkan nya.

"Aku akan membantu mu untuk mandi setelah itu kamu sarapan"

Aron mengangkat tubuh Rayan ke kamar mandi, karena ia yakin istri manisnya tidak akan bisa berjalan dengan benar.

Setelah meletakkan Rayan di bathtub, Aron keluar untuk mengganti seprai dan juga menyiapkan pakaian untuk Rayan.

Saat menyingkap selimut,ia bisa melihat noda darah yang sudah mengering. Lagi-lagi ia tersenyum, karena ia adalah pertama untuk Rayan dan juga terakhir.

°°°

Sesuai dengan perintah Aron, Hugo membawakan dokumen untuk Aron di Mension.

Saat ini Hugo sedang menunggu di ruang tamu setelah menyerahkan dokumen tadi.

Deg
Deg

Tiba-tiba jantung nya berdebar kencang saat ia melihat kehadiran sosok pria bertubuh mungil yang selama 7 tahun ini selalu membuatnya terpesona.

Rasa gugup tiba-tiba menyerangnya tak kalah Niko duduk di depannya. Astaga ini tidak baik untuk kesehatan jantung Hugo.

"Daddy di mana?" Suara merdu itu menyapa telinga Hugo.

"Pa-pak Aron ada di ruang kerjanya" Hugo yang notabene nya selalu lancar berbicara saat bertemu dengan klien, tapi tidak untuk sosok yang satu ini.

"Oh, kamu berkeringat" Niko bisa melihat keringat bercucuran di dahi Hugo. Ia langsung menyodorkan sekotak tisu.

"Teri-ma ka-sih"

"Aku akan membuatkan mu minuman"

Niko meninggalkan Hugo sendiri di ruang tamu. Menghela nafas panjang setelah kepergiaan sang pujaan hati.

"Aku bisa gila" gumamnya sambil menutup mata.

Hugo ingin mengungkapkan perasaannya namun ia takut, ia belum siap untuk patah hati.

TBC

√Papa & Daddy (BL)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang