(Rabu, 13 September 2023)
(Sulawesi Selatan)Aron merubah posisi duduknya, berlutut di depan Rayan. Menyedot puting susu Rayan dengan rakus.
"Mass Ahh! Berhenti dulu!" Rayan meremas rambut Aron.
Plok
Aron melepaskan mulutnya, kemudian menatap Rayan.
"Ada apa?"
"Mas bantu aku berdiri dulu"
Aron membantu Rayan untuk berdiri, lalu Rayan berjalan ke arah meja. Membuka salah satu laci.
"Ini untuk Mas Aron" Rayan memberikan kotak kecil ke arah Aron.
Aron membuka kotak tersebut yang berisi sebuah jam tangan. Aron mengusap kepala Rayan.
"Terima kasih sayang. Tapi bagi ku kamu adalah kado terindah..." Tangan Aron terulur untuk mengusap perut Rayan. "dan kehadiran bayi kecil di perut mu ini adalah sebuah anugerah untuk ku dan juga Niko"
Aron memeluk Rayan.
"Terima kasih dan aku mencintaimu""Aku juga mencintai Mas Aron"
°°°
Dini hari Rayan terbangun saat perutnya terasa sangat sakit. Keringat mulai membanjiri pelipisnya.
Meremas kuat seprei menyalurkan rasa sakitnya.
Aron merasakan pergerakan di sampingnya langsung terbangun. Melihat sang istri meringkuk kesakitan membuatnya khawatir dan juga panik.
"Sayang!" Aron langsung duduk di samping tubuh kesakitan Rayan.
Menyingkap selimut dan alangkah terkejutnya saat matanya melihat cairan berwarna merah membasahi tubuh bagian bawah Rayan.
"Ahk! Mas Aron!" Rayan berteriak kencang yang semakin membuat Aron panik.
"Tunggu di sini sayang, aku akan panggil bibi dulu"
Aron buru-buru keluar dari kamar untuk membangunkan bibi. Mengendor pintu dengan kencang.
"Ada apa Pak?"
"Rayan kesakitan Bi!"
"Biar bibi lihat Pak"
Mereka berdua kembali masuk ke dalam kamar.
Rayan sudah tak dapat menahan air matanya. Perutnya terasa sakit.
"Den Rayan akan segera melahirkan Pak, kita harus segera ke rumah sakit" ucap Bibi setelah melihat keadaan Rayan.
"Aku akan siapkan mobil"
Aron kembali keluar kamar berjalan keluar untuk menyiapkan mobil.
"Pak Aron ingin ke mana di jam seperti ini? Dan saya juga mendengar suara berisik" Hugo terbangun saat mendengar teriakkan Aron dari lantai bawah.
"Hugo tolong bangunkan yang lainnya, Rayan akan segera melahirkan"
Setelah mengatakan itu Aron langsung keluar menuju garasi dan Hugo langsung membangunkan yang lainnya dan ikut ke rumah sakit.
°°°
Rayan sudah masuk ke dalam operasi dan dokter tengah menanganinya.
Sementara Aron dan yang lainnya tengah menunggu di depan ruang operasi.
Aron mondar mandir di depan pintu, Niko yang melihatnya langsung menghampiri Aron berusaha menenangkannya.
Hampir 3 jam mereka menunggu dengan rasa cemas, berharap operasi berjalan lancar.
5 menit kemudian.
Dokter keluar dari ruang operasi. Aron langsung menghampirinya.
"Istri saya baik-baik saja dok? Apa operasinya berjalan lancar? Apa anak saya lahir dengan selamat dok?"
Dokter itu tersenyum sambil menepuk pundak Aron.
"Operasi berjalan lancar. Istri Pak Aron baik-baik saja dan anak anda lahir dengan jenis kelamin perempuan, dalam keadaan sehat dan juga sempurna. Istri Pak Aron akan kami pindahkan di ruang perawatan. Sekali lagi selamat untuk kelahiran putri anda"°°°
Rayan sudah dipindahkan di ruang perawatan sementara bayi kecil mereka masih di bersihkan oleh perawat.
Perlahan mata Rayan terbuka perlahan, berusaha menyesuaikan penglihatannya.
"Mas" ucap Rayan dengan suara pelan namun masih bisa di dengar oleh Aron.
"Iya sayang. Mas di sini" Aron mengusap kening Rayan, menatap wajah sang istri yang terlihat pucat pasca operasi Caesar.
"Apa bayi kita sudah lahir?"
"Hm, bayi kecil kita sudah lahir dan dia berjenis kelamin perempuan" Aron tersenyum.
"Aku ingin melihatnya Mas"
"Suster masih membersihkan putri kita"
10 menit kemudian
Suster datang dengan mendorong tempat tidur bayi.
"Ini putri Pak Aron kami sudah membersihkannya" suster menggendong tubuh kecil yang terbalut selimut bayi.
"Pak Aron tolong buka kancing baju istri anda, saya akan meletakkan bayinya di dada istri anda"
Aron langsung membuka beberapa kancing baju Rayan. Dan suster itu langsung meletakkan bayi kecil ke dada Rayan untuk mencari puting susu sang ibu.
"Shh" Rayan meringis pelas saat putri kecilnya sudah menemukan putingnya.
Suster tersenyum ke arahnya.
"Mungkin beberapa hari kedepan Tuan Rayan akan merasakan sakit saat bayinya mulai menyusu namun setelah sudah terbiasa rasa sakitnya akan menghilang. Kalau begitu saya permisi dulu""Terima kasih Suster" ucap Aron.
Setelah suster keluar Niko dan lainnya masuk ke dalam ruang perawatan Rayan. Karena mereka ingin melihat bayi kecil tersebut.
Namun Aron melarang mereka kecuali Niko karena saat ini Rayan tengah memberikan ASI untuk bayi kecilnya.
Dan dia tidak ingin dada Rayan di lihat oleh orang lain.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
√Papa & Daddy (BL)√
Fanfiction‼️ CERITA BL JADI JANGAN SALAH LAPAK ‼️ ‼️ JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN👍🏻‼️