(Sabtu, 26 Agustus 2023)
(Sulawesi Selatan)Saat di kampus Niko dan Rayan memaksa Edward untuk menjelaskan bagaimana bisa dia dan Vian memilih untuk pacaran sementara mereka tau Edward dan Vian tidak terlalu dekat.
"Awalnya dia hanya mengajak ku untuk minum di salah satu Club, dan mulai hari itu dia selalu menemui ku untuk sekedar mengobrol"
"Lalu kenapa kamu malah merahasiakan hubungan mu kepada kami, apa kamu terlalu di mabuk cinta sampai-sampai kita berdua kamu lupakan"
"Tidak begitu, hanya saja kamu tau kita sibuk dengan tugas kuliah dan kita pun jarang berkumpul bersama, jadi aku tidak sempat menjelaskan ke kalian"
"Hm, tidak apa-apa, yang penting sekarang Edward sudah menjelaskan semuanya kan" ujar Rayan menatap keduanya.
Niko menopang dagunya.
"Huff.. diantara kita bertiga hanya tersisa aku yang tidak punya pasangan""Memang tipe mu seperti apa?" Tanya Edward.
"Entahlah, aku tidak punya tipe sama sekali"
"Nanti juga kamu dapat, mungkin lagi di proses" Edward tertawa.
Rayan menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku keduanya, tiba-tiba ponsel Rayan berbunyi tanda pesan masuk.
"Hari ini Hugo yang jemput, soalnya Daddy mu lagi ada meeting"
Niko jadi salah tingkah saat Rayan menyebutkan nama laki-laki yang beberapa hari ini selalu membuat jantungnya berdebar kencang.
"Sepertinya Hugo sudah di depan, Ed kami berdua pulang dulu"
"Iya hati-hati. Aku juga akan segera pulang setelah kelas Vian selesai"
"Oke Bye"
°°°
Hugo mengantar kedua laki-laki yang memiliki paras cantik itu pulang ke Mension.
Namun saat di tengah perjalanan Rayan menyuruh Hugo untuk mampir ke supermarket.
"Kalian tunggu di sini, aku hanya sebentar saja" Ucap Rayan sebelum turun dari mobil.
Suasana menjadi canggung, Niko memilih untuk menatap ke arah luar jendela sementara Hugo sesekali melirik Niko dari kaca mobil.
Merasa bosan Niko turun dari mobil begitupun dengan Hugo.
Namun entah dari mana tiba-tiba saja seekor anjing berwarna putih berlari ke arah Niko.
Niko yang merasa ketakutan tanpa pikir panjang langsung memeluk Hugo, mereka berdua hampir saja terjatuh kalau Hugo tidak memiliki keseimbangan yang baik.
Hugo memegang pantat bulat Niko agar tidak terjatuh.
Sementara anjing putih itu terus menggonggong ke arah Niko.
"Uwah!... Anjing itu akan menggigit ku!" Niko semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Hugo.
"Hei, itu hanya anjing kecil. Dan dia tidak akan menggigit mu" Hugo terkekeh geli, pasalnya Niko terlihat begitu ketakutan.
"Meskipun dia kecil tapi giginya tajam"
Hugo tidak dapat menahan tawanya.
"Turunlah. Anjing itu tidak akan menggigit mu. Percaya padaku,hm" Hugo mengusap kepala Niko."Tidak mau! Tidak mau!" Niko semakin mengeratkan pelukannya.
Hugo membiarkan Niko memeluknya hingga pemilik anjing menghampiri keduanya.
"Saya minta maaf, pasti pasangan Tuan ketakutan dengan anjing saya"
Hugo tersenyum.
"Tidak apa-apa, lagi pula itu hanya anjing kecil yang menggemaskan""Kalau begitu saya pamit. Sekali lagi saya minta maaf Tuan" pemilik anjing itu pergi sambil menggendong anjingnya yang masih menggonggong ke arah Niko.
Merasa sudah tidak ada suara anjing, Niko menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Hugo.
"Anjingnya sudah tidak ada" Ucap Hugo yang melihat Niko menatap ke sekeliling.
"Syukurlah" Niko akhirnya bisa bernafas lega.
"Apa kamu memiliki trauma terhadap Anjing?"
"Hm, dulu waktu aku masih TK. Aku pernah di gigit anjing. Dan mulai dari situ aku takut jika harus berhadapan dengan seekor anjing meski terlihat lucu dan menggemaskan"
Mereka berdua mengobrol tanpa peduli tatapan orang-orang, bagaimana tidak Niko masih berada dalam gendongannya.
Sementara itu Rayan keluar dari supermarket karena sudah membeli beberapa barang.
Mendekat ke arah keduanya sambil membawa kantung belanjaan.
"Wow!.. ternyata kalian sangat nekat" Ujar Rayan
Hugo dan Niko menoleh.
Deg
Niko baru tersadar bahwa sedari tadi dia masih berada di gendongan Hugo. Dengan buru-buru Niko turun.
Kedua pipinya memerah. Membuat Rayan dan Hugo tertawa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
√Papa & Daddy (BL)√
Fanfiction‼️ CERITA BL JADI JANGAN SALAH LAPAK ‼️ ‼️ JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN👍🏻‼️