(Jum'at, 25 Agustus 2023)
(Sulawesi Selatan)Sudah hampir 1 tahun Rayan dan juga Aron membina rumah tangga. Pertengkaran kecil akibat berbeda pendapat tentu sering terjadi namun karena Aron memiliki pikiran yang cukup dewasa mampu memberikan pengertian kepada Rayan.
Mereka berdua juga saling mengingatkan bahkan tidak segan-segan untuk saling menegur siapa pun yang melakukan kesalahan.
Seperti saat ini Rayan sedang menegur Aron, karena suaminya itu belum bisa menghilangkan kebiasaannya untuk langsung menjemur handuk setelah di pakai.
"Astaga Mas sudah berapa kali aku bilang, setelah handuknya di pakai langsung di jemur" Rayan memungut handuk yang tergelatak di lantai lalu menjemurnya di balkon.
"Bagaimana suatu hari nanti kalau aku tidak ada? Apa Mas Aron akan seperti itu terus?" Rayan menatap suaminya.
"Huss! jangan ngomong kayak gitu, iya..iya Mas tidak akan mengulanginya lagi" Aron memeluk Rayan dari belakang.
"Janji ya! Kalau masih di ulang aku tidak akan memberikan jatah untuk Mas"
Oh tidak bisa, Aron tidak bisa jika Rayan tidak memberikan jatahnya, bisa-bisa miliknya tidak berguna lagi.
"Kejamnya istri ku ini" Aron terkekeh geli kemudian mencium pipi Rayan.
"Lepasin, nanti Mas Aron telat ke kantornya"
Aron melepaskan pelukannya lalu Rayan membantu mengurus keperluan Aron. Mereka berdua turun ke bawah untuk sarapan bersama.
Niko sudah duduk terlebih dahulu, sedang memainkan ponselnya.
Aron mengecup surai putranya.
"Good Morning baby""Morning Dad, Pa"
Mereka bertiga sarapan dengan tenang.
"Mas berangkat dulu ya" Aron tidak lupa berpamitan kepada Rayan.
"Iya. Hati-hati bawa mobilnya. Oh iya Mas hari ini aku sama Niko mau jalan-jalan. Apa boleh?"
"Boleh, tapi jangan pulang terlalu sore"
"Oke Mas"
Aron tersenyum tidak lupa mengecup bibir Rayan sebelum masuk ke dalam mobil.
°°°
Rayan dan Niko sedang berada di pusat perbelanjaan milik Aron. Keduanya sudah membeli beberapa barang.
"Pa, aku lapar" Ujar Niko mengusap perutnya.
"Ya sudah kita mampir makan dulu"
Mereka berdua mampir ke salah satu restoran. Memesan beberapa hidangan. Tanpa menunggu lama keduanya menikmati hidangan sambil mengobrol.
"Oh bukankah itu Edward" Ucap Niko, Rayan menoleh ke belakang.
"Iya, dia dengan Vian"
Niko melambaikan tangannya agar Edward melihat ke arahnya, dan benar saja Edward dan Vian langsung menghampiri mejanya.
"Sejak kapan kalian di sini?" Tanya Edward.
"Baru saja. Kita berdua tadi habis belanja"
Mereka berempat makan siang bersama.
"Oh iya aku perhatikan kalian berdua terlihat dekat" Ucap Niko menatap ke arah Edward dan Vian secara bergantian.
Edward menggaruk kepalanya kemudian menatap Vian. Seakan paham dengan tatapan Edward. Vian langsung angkat bicara.
"Sebenarnya aku dan Edward pacaran"
Rayan dan Niko hampir saja tersedak minumannya.
"Serius?!"
Edward menatap sahabatnya itu.
"Hehehe iya""Kenapa kamu tidak memberitahu kepada kami"
"Maaf, aku lupa" Edward menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"Sejak kapan kalian pacaran?"
"Hm, mungkin sekitar 3 bulan" Ucap Vian.
Rayan dan Niko membulatkan matanya.
"Astaga itu sudah lama, kenapa Edward tidak jujur""Maaf.. Maaf, sebenarnya aku mau bilang ke kalian berdua tapi aku selalu lupa"
"Ck, kau ini. Sebagai gantinya kalian yang membayar makanan kita. Hukuman untuk kalian berdua karena merahasiakan hubungan kalian
"Aku yang akan membayarnya" Vian mengeluarkan kartu berwarna hitam lalu berjalan ke arah kasir.
"Kamu masih berhutang penjelasan kepada kami berdua" Ucap Rayan.
"Nanti akan aku jelaskan"
Setelah membayar, mereka berempat tidak langsung pulang. Melainkan mereka mampir ke salah tempat permainan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
√Papa & Daddy (BL)√
Fanfiction‼️ CERITA BL JADI JANGAN SALAH LAPAK ‼️ ‼️ JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN👍🏻‼️