10

65.9K 3.5K 28
                                    

(Selasa, 13 Juni 2023)
(Sulawesi Selatan)

Rayan masuk ke dalam toko di ikuti oleh Vian, mereka melihat etalase kaca yang berisi berbagai dasi, stelan kantornya dan juga tas.

Salah satu karyawan menghampiri keduanya.

"Selamat siang Tuan Rayan"

Rayan menatap orang tersebut dengan bingung.

"Pusat perbelanjaan ini adalah milik Pak Aron" Ucap karyawan tersebut dengan ramah.

Sementara Rayan di buat melongoh, ia tidak tau jika gedung ini adalah milik sang suami.

"Pak Aron itu siapa?" Tanya Vian.

"Daddy Niko" Vian menganggukkan kepalanya tanda mengerti, ternyata Niko anak orang kaya, Batin Vian.

Akhirnya Rayan memilih dasi berwarna hitam,saat ingin membayar, penjaga kasir tidak ingin menerima kartu Rayan, karena mereka tau bahwa orang yang mereka layani adalah istri dari sang direktur.

Rayan memilih untuk mengalah sebab mereka tidak ingin menerima pembayaran dari nya. Setelah mengucapkan terima kasih keduanya naik ke lantai atas untuk menyusul yang lainnya.

°°°

Setelah makan malam, Rayan dan juga Niko memilih untuk mengerjakan tugas kuliahnya di ruang tengah, sementara Aron sedang di ruang kerjanya.

Keduanya mengerjakan tugas hingga pukul 10 malam.

Rayan merenggangkan otot nya yang sedikit kaku, begitupun Niko.

"Ternyata sudah jam 10 malam" Niko melihat ke arah jam.

"Sebaiknya kamu tidur,biar aku yang membereskan ini"

"Thank you Papa" Ucap Niko dengan tersenyum tidak lupa mencium pipi Rayan.

Rayan merapikan meja dan juga beberapa kertas yang berserakan karena ulah mereka. Setelah kembali rapih,ia berjalan ke dapur untuk minum karena tenggorokan nya sedikit kering setelah mengerjakan tugas.

°°°

Tok
Tok

Aron mengalihkan perhatian ke arah pintu.
"Masuk"

Rayan masuk ke ruang kerja sang suami, menatap sekeliling lalu berjalan mendekat ke arah meja Aron.

"Ada apa?"  Tanya Aron.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin ke sini. Apa pekerjaan Mas masih banyak?"

"Ini hampir selesai" Aron kembali mengetik sesuatu di komputer.

Rayan berdiri di belakang Aron, tangannya terulur untuk memijat pundak Aron.

Aron menikmati pijatan sang istri, kebetulan pundaknya sedikit kaku karena terlalu lama duduk.

Beberapa menit kemudian pekerjaan Aron telah selesai, lalu ia memegang tangan kecil Rayan agar pindah posisi.

Menarik pinggang Rayan agar duduk di pangkuan nya. Rayan memegang pundak Aron karena terkejut.

"Mas! Kita hampir jatuh!!" Kesal Rayan karena kursi kerja Aron tadi sempat bergoyang.

Aron tidak peduli, ia menatap wajah cantik Rayan.

"Apa ada sesuatu di wajah ku?"

"Tidak ada"

"Lalu kenapa Mas Aron menatap ku terus?"

"Kamu istri ku, apa tidak boleh menatap mu" Aron mendekatkan wajahnya.

Deg
Deg

Jantung Rayan berdebar kencang saat wajah tampan Aron mendekat. Entah berapa lama keduanya saling tatap hingga kini keduanya larut dalam ciuman panas.

Saling membelit lidah bahkan bertukar saliva, tangan Aron masuk ke dalam baju piyama Rayan, meremas pinggang ramping tersebut.

Ciuman Aron turun ke leher Rayan, mengecupnya hingga membuat tanda kemerahan.

"Ahh" Rayan mendongak sambil meremas rambut hitam Aron menyalurkan rasa geli dan juga nikmat. 

Tangan kiri Aron turun ke bawah masuk ke dalam celana untuk meremas pantat bulat Rayan.

"Ahh jangan" Rayan menghentikan tangan Aron di pantatnya.

"Kenapa?"

"Besok aku ada kelas"

Menghela nafas, kemudian menghentikan aksi mesum nya. Padahal Aron ingin menikmati lubang hangat milik Rayan.

Rayan terkekeh geli melihat ekspresi kecewa Aron.

"Hehehe, sebaiknya kita tidur"

"Hm, baiklah"

Aron menggendong tubuh Rayan ke kamar, setelah mematikan komputer.

TBC

√Papa & Daddy (BL)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang