39. Apa iya tanda akan memiliki anak lagi?

1.2K 217 210
                                    

Selamat membaca

Jangan lupa vote dan komen!

"Cup cup cup papanya lagi pergi adek jangan nangis mulu kasian sus Savina kalau adek nangis terus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cup cup cup papanya lagi pergi adek jangan nangis mulu kasian sus Savina kalau adek nangis terus."

Raisa tengah menimang Maryam yang menangis terus ditengah malam ditemani Savina. "Udah Sav kamu tidur aja kayaknya adek ini lagi rewel nyariin papanya, soalnya besok kamu subuh harus udah bangun nyiapin bekal kakak buat camping."

"Iya bu, kakaknya dibekalin apa bu? Saya takut dimarahin pak Zayyan lagi nanti."

"Bahan yang ada di kulkas tapi makanannya nggak boleh kemanisan atau keasinan."

"Sushi aja gimana bu? Di kulkas adanya daging salmon." saran Savina digelengi oleh Raisa.

"Kamu bisa bikin nasi pecel nggak?"

"Bisa bu itu mah gampang."

"Iya udah bikinin itu aja saya lagi pengen itu. Jangan lupa bikin dua bekal satu buat kakak satunya buat Yesaya," balas Raisa membuat Savina membatin.

Jadi yang ingin dibuatkan bekal itu anak majikan atau nyonyanya? Tapi daripada membantah Savina lebih memilih mengiyakan lalu kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

"Duh mana papamu nggak bisa dihubungi nih papa pasti udah tidur kebiasaan deh." dumel Raisa mencoba menelepon suaminya berkali-kali sambil menggendong Maryam yang masih saja rewel.

Merasa kesal suaminya tak kunjung menjawab panggilan video call darinya, Raisa meletakkan handphonenya diatas kasur Maryam lalu mengecek suhu tubuh putri keduanya yang dirasa-rasa hangat. "Waduh ini dahi adek kok anget lagi alamat demam lagi ini."

"Pah hiks..." tangis Maryam sambil jarinya menunjuk kearah pintu keluar kamarnya.

"Adek mau keluar? Udah tengah malem ini, nanti kalau keluar tengah malem digondol wewe gombel. Adek tau wewe gombel? Itu loh yang nenennya puanjang terus suka nyepit anak-anak ditengah nenennya." jelas Raisa membuat Maryam makin menjerit sambil menangis hingga tubuhnya menggeliat-liat seolah berusaha turun dari gendongan sang ibu.

"Huwaaa hiksddssd~"

Raisa menadik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya berusaha sabar menangani Maryam yang menangis histeris seperti meminta keluar dari rumah ditengah malam. "Ya Allah gini amat dikasih anak kedua, dulu perasaan anak pertama kalem-kalem aja waktu bayi."

"Akan mama hadapi semua dengan ya Allah ya Allah peng tiga puluh tiga," kata Raisa lalu membawa Maryam keluar rumah.

"Namamu loh dek wes bagus artine wanita kalem tapi realitanya kok bikin mama pusing dewe gini," mulai keluar logat surabaya Raisa pada Maryam yang masih saja menangis walaupun sudah berada di teras rumah.

Tetangga kok gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang