Azayra membuka pintu kamarnya ditengah malam. Ia celingukan kearah ruang tamu dan televisi serta dapur yang sepi. Berarti tandanya orangtuanya sudha tidur.
Ia keluar dari kamar berjalan mengendap-endap kearah lantai dua rumahnya.
Dilantai dua rumahnya pun juga sepi, Azayra membuka pintu balkonnya. Pandangannya menuju kearah balkon sebelah rumahnya yakni balkon Yesaya yang terdapat dua orang dewasa sedang memasang lampu kelap-kelip menjelang natal di area balkon.
"Lho belum tidur?" Tanya Chelsea melihat kearah Azayra.
Azayra menggeleng pelan sambil menyengir.
"Yesaya ada Zara nih." Panggil Yericho kepada putranya yang sedang bermain psp di ruang televisi lantai dua.
Azayra menggeleng berjalan mendekati mereka berdua, "Om, zara boleh minta cokelatnya nggak?"
"Oalah kamu kesini mau minta cokelat?" Tanya Yericho diangguki oleh Azayra.
Azayra memang sengaja ingin pergi ke rumah Yesaya untuk mengambil cokelat buatan Chelsea yang tadi sore sempat ia makan. Merasa kurang dan lapar ditengah malam ia mengide untuk meminta cokelatnya dari balkon karena pintu utamanya sudah dikunci oleh ayahnya.
Chelsea mengambil satu kotak cokelat buatannya yang biasanya ia jual di bulan Desember. Lalu ia memberikannya pada Azayra untung saja tangannya dapat sampai ke tangan gadis kecil tersebut.
"Ini bawa aja, Yesaya lagi mode budeg nggak mau diganggu."
"Makasih ya aunt." Balas Azayra menerimanya kemudian masuk ke dalam rumahnya kembali.
Yericho dan Chelsea menggelengkan kepalanya pelan secara bersamaan melihat tingkah Azayra yang keluar kearah balkon tengah malam untuk meminta cokelat.
Azayra menutup pintu balkonnya pelan, setelah itu membalikkan badannya kaget melihat ayahnya berdiri tegap dari arah ujung tangga.
"Hm?" Tanya Zayyan menghampiri putrinya yang membawa sekotak cokelat.
"Siapa yang ajarin keluar malem-malem tanpa izin?"
"Zara udah izin kok." Balas Azayra memberanikan diri pada ayahnya.
"Kapan?"
"Tadi waktu lewat kamar papa sama Mama bilang di dalem hati 'papa Zara mau ke balkon minta cokelat buatan mami Cece'." Balas Azayra dengan watadosnya.
Zayyan terkekeh pelan mendengar jawaban polos putrinya, ia langsung menuntun putrinya untuk masuk ke dalam kamarnya yang sudah terdapat Raisa baru saja keluar dari kamar mandi.
"Anak kamu udah pinter boong nih." Kata Zayyan membuat Azayra menundukkan kepalanya.
"Boong gimana?" Tanya Raisa berjalan kearah keduanya dengan agak tertatih.
"Zara tuh nggak boong, udah bilang tapi dalem hati soalnya nggak mau ganggu waktu tidurnya papa sama Mama." Balas Azayra membuat Raisa dan Zayyan merengutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga kok gitu?
Fiksi Penggemar«ᵇᵉᵇᵉʳᵃᵖᵃ ᵖᵃʳᵗ ᵖʳⁱᵛᵃᵗᵉ, ᵈⁱ ʰᵃʳᵃᵖ ᶠᵒˡˡᵒʷ ᵈᵘˡᵘ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵐᵉᵐᵇᵃᶜᵃ» "Rumput tetangga lebih hijau." Kehidupan bertetangga dengan beragam penghuninya ada yang julid ceplas-ceplos mulutnya, ada yang suka gibah, ada yang hobi ngeroasting, ada juga yang cuek d...