21. Berbagi

2K 258 43
                                    

Happy reading!

Kembali lagi dengan Tetangga kok gitu!

Kira-kira part sebelumnya mimpi atau sungguh ya GAES? Kalau sungguhan Raisa Jambak bumer sih parah lah ya...

Vote dan komen guys

___

Zayyan mengusap keringat dingin yang ada dibagian leher istrinya, sepertinya istrinya ini sedang bermimpi buruk saat pingsan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zayyan mengusap keringat dingin yang ada dibagian leher istrinya, sepertinya istrinya ini sedang bermimpi buruk saat pingsan.

"Gapapa nak?" Tanya khawatir ibu Zayyan melihat Raisa yang sedang mengigau kepanikan.

"Gapapa Bu ini dia lagi kena panik attack jadi ngigo."

Raisa terbangun melihat disekelilingnya ada keluarga suaminya yang melingkari dirinya, jadi baru saja ia yang menyerang ibu mertuanya hanya mimpi? Buru-buru Ia bangun kemudian sungkem kepada ibu mertuanya.

"Ibunya mas Zayyan maafin saya hiks..."

Ibu Zayyan menghela nafas berat melihat istri kedua dari putranya sedang meminta maaf sekaligus menangis padanya.

"Mau marah saya ke kamu juga nggak bisa, udah tua cuman awalnya aja saya nampar Zayyan karena kecewa."

"Apalagi kamu lagi hamil muda, pasti stres berat. Saya pun kalau di posisi kamu juga bakal stres berat karena banyak pikiran jadi istri kedua."

"Dengan berat hati saya restuin kamu sama Zayyan dengan syarat Zayyan nggak boleh cerai dari istri pertamanya dan kamu nggak boleh injekin kaki di tanah kelahirannya."

"Saya nggak mau keluarga besar saya yang lain di Palembang tahu kalau anak bungsu saya punya istri kedua."

"Jujur saya malu tapi mau gimana lagi orang kalian udah nikah secara agama dan hukum belum lagi udah punya anak."

"Hiks..." Raisa semakin menangis histeris mendengar penjelasan dari ibu mertuanya ini. Kenapa kehidupannya tidak seperti di film-film saja? Seharusnya Zayyan diberi kebebasan hak memilih istri tidak persyaratan terpaksa seperti ini.

"Ibu..." Ucap Zayyan pelan karena sebenarnya ia ingin hidup normal seperti tetangganya yang memiliki satu istri.

Ibu Zayyan menggeleng tegas, "Intinya kamu nggak boleh cerai sama Winda! Kasihan Athaya sama Ethan nggak punya ayah nanti."

"Turutin ibu aja deh Yan daripada nggak direstuin." Sahut salah satu kakak perempuannya.

Winda sedikit tersenyum miring tanpa kentara karena ibu mertuanya ini kekeuh mempertahankan hubungannya dengan Zayyan. Ia merasa tidak perlu banyak bicara disini karena ibu mertuanya sudah mewakili isi hatinya.

Rasanya Zayyan ingin berteriak marah pada ibunya sekarang tapi apalah daya ia tidak ingin di sumpah serapahi orangtuanya sendiri. Intinya ia tidak mau menjadi Malin Kundang jika menyentak ibunya. "Zara juga kasihan Bu di kartu keluarga aslinya berasa nggak punya ayah padahal Zayyan ayah kandungnya."

Tetangga kok gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang