CHAPTER DUA

14 4 4
                                    

Pagi hari yang cerah, seperti biasa Hara sudah menyiapkan sarapan dan kotak bekal untuk Jaejun dan Jaera.Acara makan-makan kemarin membuat rumah menjadi cukup berantakan dan itu membuat Hara extra bersih-bersih.

Acara makan-makan kemarin membuat rumah menjadi cukup berantakan dan itu membuat Hara extra bersih-bersih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hara menghela nafasnya lega ketika melihat rumahnya sudah rapih dan juga bersih.Ia berjalan menuju sofa berniat merebahkan tubuhnya sekedar untuk beristirahat sejenak.

"Eomma!...eomma!....mommy!"Teriak Jaera dari kamar membuat Hara mengurungkan niatnya,dan berjalan menuju kamar Jaera.

"Kenapa sayang kok teriak-teriak?"Hara menghampiri Jaera yang tengah membuka lemari pakaiannya.

"Tidak baik berteriak memanggil seseorang. apalagi orang tersebut lebih tua dari kamu"Ucap Hara lalu mengelus rambut Jaera.

"Mianhae,maafkan aku" Ucap Jaera sembari menundukkan kepalanya.

Hara tersenyum hangat lalu bertanya apa yang ia butuhkan hingga mengacak-acak isi lemari pakaiannya sendiri.

"Aku kehilangan kaos kakiku"Ucap Jaera

Hara membantu mencari kaos kaki yang diinginkan putrinya,butuh beberapa menit dan akhirnya ketemu.Jaera terlihat senang lalu berterimakasih pada sang ibu.

"Sayang!sayang!kamu lihat kaos kaki warna abu di lemari sepatu tidak?!"Teriak Jaejun membuat Hara memejamkan matanya.Kenapa Jaejun harus berteriak.

"Mommy,bahkan daddy pun berteriak"Ucap Jaera yang tengah menggunakan kaos kaki nya sendiri.

Hara terkekeh canggung,ia lalu meninggalkan Jaera dan berlari kecil ke kamarnya.

"Sayang ka--

Ucapan Jaejun terpotong ketika Hara datang sembari menutup mulutnya.
"Kenapa kamu teriak-teriak?Aku baru aja bilang sama Jaera kalau mau minta sesuatu atau manggil seseorang ngga baik teriak-teriak"Cerocos Hara dan itu hanya membuat Jaejun tertawa jahil.

"Mianhae eomma"Ucapnya meniru Jaera dan itu membuat Hara merasa geli.

"Baiklah, hentikan itu membuatku geli"Ucap Hara lalu mencari kaos kaki yang di cari Jaejun.

Belum sampai lima menit kaos kaki yang dicari Jaejun ketemu oleh Hara.
"Sekarang tolong pasangkan dasi ku"Ucap Jaejun,sudah lama sekali Jaejun tidak meminta bantuan Hara untuk memasangkan dasi nya.

"Aku hanya ingin kita seperti dulu,ketika belum ada Jaera...kamu selalu saja ingin didekatku namun sekarang.."Jaejun memanyunkan bibirnya cemberut,sembari memperhatikan wajah sang istri yang tengah fokus memasangkan dasi.

"Maksud kamu,kamu keberatan dengan adanya Jaera?"

"Bukan begitu sayang...ck kamu mah"Ucapnya berdecak kesal membuat Hara terkekeh geli.

"Baiklah...sini"Ucap Hara lalu Jaejun tersenyum gembira.

Memeluk pinggang ramping sang istri lalu menarik tengkuknya hingga bibir mereka bertemu satu sama lain.

Rasanya masih sama seperti mereka awal menikah,rasa dag dig dug di hati selalu memburu kencang.Jaejun memperdalam ciuman kepada sang istri menyalurkan rasa cinta yang takan pernah habis sampai kapanpun.

Hara yang mulai terhanyut mengangkat tangannya mengelus rambut Jaejun halus,hal itu membuat Jaejun tersenyum puas.

"Appa..eomma"Suara Jaera membuat mereka tersadar Hara dengan cepat mendorong bahu sang suami agar menjauh.

"O-oh Jaeraya,a-apa?maksud mommy kamu harus segera berangkat sekolah"Hara merapikan rambutnya gugup,lalu keluar bersama Jaera.Jaejun hanya bisa tertawa melihat ekspresi sang istri yang terlihat lucu ketika gugup.

Jaejun menyusul Hara dan Jaera sembari merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karna ulah sang istri.

"Besok-besok kalau aku minta,jangan lupa kunci pintu.kita kan udah punya Jaera"Bisik Jaejun dan Hara dengan reflek menyikut lengan Jaejun agar berhenti menggodanya.

Jaejun tertawa lalu mereka bersiap pergi.
Hara mengecup pipi Jaera bergantian,lalu mencium punggung tangan sang suami.

"Hati-hati ya"

"Kita berangkat dulu ya, Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh"

"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarrakatuh"

Hara melambaikan tangannya ketika Jaera melihatnya lewat kaca mobil.
"Udah pamitannya?"Tanya Jaejun lalu Jaera mengangguk dan duduk di kursi.

•••••••

•••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Paper Airplane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang