CHAPTER SEMBILAN BELAS

10 2 0
                                    

Nafas Jaejun memburu lebih cepat,ia akhirnya sampai diatas gedung apartemen yang berada di kota seoul.Kakinya berjalan perlahan menghampiri seorang wanita yang tengah berdiri ditepi gedung ini.

"Akhirnya kau datang juga" Ucapnya mengetahui kehadiran Jaejun.

"Aku pikir aku benar-benar akan mati hari ini"Ia meloncat kearah Jaejun,kakinya tak beralaskan apapun. Darah segar keluar dari lengannya bahkan sampai menodai gaun pendek yang sedang ia gunakan.

Jaejun menatap iba pada sosok perempuan dihadapannya sekarang,ia tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa diam mematung.Namun wanita itu dengan cepat memeluk tubuh Jaejun dan menangis.

"Bisakah kau memilihku kali ini,malam ini saja...aku ingin menghabiskan waktu bersamamu"Ucapnya menangis tersedu-sedu.

Jaejun bahkan tak membalas pelukannya,kini matanya menatap kosong kearah depan.Hatinya seperti ada yang mengganjal dan satu nama langsung teringat dipikirannya, Hara.

"Aku akan memanggil temanmu dan menyuruhnya untuk mengobati luka mu" Jaejun reflek melepaskan pelukannya lalu menghubungi seseorang

"Aku tidak ingin siapapun kecuali kamu!!"Teriaknya ia berusaha menghentikan Jaejun yang sedang menelpon.

Tangannya merebut paksa Handphone milik Jaejun hingga handphone tersebut jatuh dan menampakkan wallpaper foto keluarga kecilnya.Wanita itu menatap tak suka kearah wallpaper handphone Jaejun,ia tak suka atas pernikahan Jaejun dengan Hara.

"Berhenti bersikap seperti ini Choi Suha!"Jaejun berteriak,ia sebenarnya juga tak ingin berurusan kembali bersama wanita yang bernama Choi Suha ini.

"Aku seperti ini gara-gara kamu meninggalkan ku"

Jaejun sudah tidak tahan ia mengambil handphone miliknya dan menarik kasar lengan Suha yang berlumuran darah untuk masuk kedalam apartemen.Dengan cepat Jaejun memencet beberapa angka lalu terbuka lah pintu apartemen.

"Kau tunggu disini,temanmu sebentar lagi datang"

Wanita itu hanya menangis sembari mengacak-acak ruang tengahnya.Ia menatap sendu kepergian Jaejun dari apartemen miliknya.

••••••

Sembari menunggu Jaejun pulang,Hara dan Jaeno kini tengah mengobrol di ruang televisi ditemani oleh Ibu Jaejun dan Ibu Jaeno.

"Oh iya apakah aku boleh menanyakan sesuatu yang sudah berlalu?"Tanya Hara,ia mengingat kejadian yang membuatnya penasaran.

"Tentu saja,apa itu?"

"Apa alasan kamu dan Jaejun bisa bertengkar hebat?"

Pertanyaan Hara membuat Jaeno terdiam beberapa detik lalu ia menjawabnya.

"Dulu kami memiliki satu teman wanita bernama Suha.Kami berteman sudah cukup lama,dari kami sebelum menjadi trainee hingga kami debut"

"Karena kami sering menghabiskan waktu bersama, perasaan yang wajar dialami oleh remaja itu tumbuh...Aku dan Jaejun menyukai wanita yang sama"

"Yang membuat kami bertengkar adalah.Kabar kencan aku dan Suha..Jaejun mengetahui itu dan marah kepadaku.Sedangkan aku sendiri tidak mengetahui jika Jaejun ternyata menyukai Suha juga."

"Kami bertengkar hebat,Jaejun memukulku karena ia sudah sangat emosi.. sedangkan aku membalas pukulan Jaejun karena aku tidak terima jika dipukul olehnya"

Paper Airplane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang