CHAPTER DELAPAN

8 2 1
                                    

Jaejun tersenyum mendengar semua cerita Hara,ia juga menjadi ingat masa lalunya waktu itu.

"Kau tau,waktu itu aku sedang ada masalah dengan member di dorm"Ucap Jaejun pada Hara ketika Hara sudah selesai bercerita.

"Benarkah?apakah kalian bertengkar?"Tanya Hara karena ia berpikir jika Jaejun dan member lain tidak pernah bertengkar.

Jaejun menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya,lalu ia mengingat-ingat momen tersebut.
"Waktu itu aku dengan Jaeno bertengkar hebat,bahkan Matt sebagai leader saja tidak bisa memisahkan kita"

Hara membenarkan posisinya untuk mendengarkan cerita dari Jaejun yang sepertinya akan menyenangkan.

"Setelah aku membuat Jaeno babak belur,aku pergi dari dorm sekedar menenangkan pikiranku.Itu juga aku harus izin dulu pada manager"

"Namun aku tidak akan cerita gara-gara apa,karena itu akan melukai perasaan mu"Lanjut Jaejun membuat kecewa Hara.

"Apa?apa yang membuatmu bertengkar dengan Jaeno sampai segitunya?ceritakan"Hara sedikit menggoyang-goyangkan tubuh Jaejun agar melanjutkan ceritanya.

Jaejun menggelengkan kepalanya,ia bangkit dari kasur untuk melaksanakan sembahyang nya.Dan Hara hanya bisa memasang wajah cemberut lalu bersiap makan malam diluar bersama keluarga.

••••••

Kini Jaejun dan Hara sudah sampai disebuah restauran yang cukup terkenal.Hara tersenyum ketika melihat Jaera berlari kecil ke arah nya.

"Eomma,I miss you so much"Ucapnya sembari memeluk Hara.

Hara tersenyum lalu menggendong Jaera,untuk duduk bersama.
"Eomma juga sangat merindukan mu"Hara mengusap pipi Jaera membuat Jaera nampak senang,ia juga mengatakan hal yang sama pada Jaejun.

"Kemarin malam dia menangis cukup lama karena melihat ayahnya di televisi"Ibu mertua yang biasa dipanggil Eomma oleh Hara,mulai bercerita.

"Dia sampai tertidur sembari memegang foto ayahnya"

"Itu karena aku sangat merindukan daddy,dan aku juga merindukan mommy"Ucap Jaera

Semuanya tertawa mendengar ucapan Jaera,mereka sembari memesan makanan sembari juga berbincang-bincang ringan.

"Maaf aku terlambat"Suara berat yang terdengar membuat semuanya menoleh.

"Oh,kau bilang kau masih ada pekerjaan?"Tanya Ibu Na ketika melihat suaminya tiba sembari masih menggunakan pakaian kantor.

"Bukankah keluarga lebih penting daripada pekerjaan?"Jawabnya lalu duduk bersama,Hara dan Jaejun juga sempat salam terlebih dahulu sebelum kembali duduk dan melanjutkan makannya.

"Oh iya Hara,kamu ada rencana pulang ke Indonesia?"Tanya Ibu Na tiba-tiba.

Hara nampak berpikir namun sebelum Hara menjawab Jaejun lebih dulu menjawab pertanyaan ibunya.
"Sebenarnya aku ada rencana besok,tapi karena aku harus promosi lagu terbaru jadi di undur"Jawab Jaejun

"Besok?kenapa begitu mendadak?"Tanya Ibu Na

"Karena Hara sedang mengidamkan salak"Jawab Jaejun setengah berbisik namun masih terdengar oleh Hara.

Hara yang mendengarnya juga kaget seperti Ibu Na,Sedangkan Jaejun dan ayah mertua hanya tersenyum saja.

"Kalau begitu jika kalian ingin pulang ke Indonesia,jangan lupa bilang pada papah"Ucap Ayah mertua setelah meminum minuman nya.

"Karena ayah juga akan berlibur ke Bali bersama ibumu"Lanjutnya membuat Jaejun memicingkan matanya menatap sang ibu.

"Apa yang kau pikirkan?"Tanya Ibunya pada Jaejun.

"Tidak ada"Jawab Jaejun lalu tersenyum jahil.

Mereka melanjutkan acara makan malamnya dengan sangat tenang,terkadang juga mereka tertawa karena kelucuan dari Jaera yang menurun dari ayahnya.

Hara tersenyum hangat menatap keluarganya ini,meski ada perasaan rindu pada keluarganya di Indonesia tapi ia bersyukur memiliki Jaejun,Jaera dan mertua yang sangat baik padanya.

"Haraya"Ibu Na memegang pundak Hara dengan lembut.

"Terimakasih sudah mau menjadi menantu ku, terimakasih sudah menjadi istri dan ibu yang baik untuk Jaejun dan juga Jaera.Terimakasih banyak"Lanjutnya sembari menatap hangat Hara.

Terdengar sederhana namun terkadang orang susah untuk mengatakan hal tersebut.Hara merasa dihargai.Meskipun melelahkan namun semua itu terasa hilang ketika Ibu mertuanya mengucapkan semua itu.

Hara menangis sembari menundukkan kepalanya.Jaejun yang ada disampingnya mengusap punggung Hara mata Jaejun pun sedikit berkaca-kaca.

Jaera yang memperhatikan semuanya hanya tersenyum saja,ia duduk bersama sang kakek sembari memakan salmon kesukaannya.

"Aku juga ingin berterimakasih karena Eomma dan Appa berhasil mendidik Jaejun,ia sangat baik dan menyayangiku.Aku selalu merasa di ratu kan olehnya"Hara mencoba menatap sang ibu mertua meski air matanya terus saja mengalir.

"Eomma,Appa terimakasih banyak sudah menjadi orang tua keduaku.Kalian begitu baik ,selalu memperlakukan aku layaknya anak kandung kalian sendiri"

"Tentu saja kau ini,putri kesayangan kami"Ucap Appa membuat Hara tersenyum.

Mereka semua membereskan makannya lalu bersiap untuk pulang,Karena Eomma semuanya keluar dari restoran dengan mata yang sedikit sembab kecuali Jaera yang tak menangis.

Hara menghela nafasnya ketika sudah duduk di mobil,ia menatap kearah Jaera yang duduk dibelakang sembari memegang sebuah iPad yang menayangkan musik video Big Dream.

"Terimakasih karena sudah mau menikahi aku"Ucap Hara tiba-tiba membuat Jaejun menatap sebentar Hara.

"Aku yang harusnya berterimakasih karena kamu mau menerimaku"Jawab Jaejun,tangan nya mengusap pundak Hara lalu kembali fokus menyetir.

Hara tersenyum ia mencari posisi yang enak untuk tidur,karena matanya terasa begitu berat.Alhasil Hara dan Jaera di gendong secara bergantian oleh Jaejun ketika sudah sampai di rumah.

Jaejun menggendong Jaera dan menidurkan nya dengan sangat hati-hati.Meski menggendong Jaera tapi ia merasa kelelahan,lalu Jaejun berlari kembali ke mobil untuk menggendong sang istri.

Ketika sudah dikamar Jaejun masih anteng menatap wajah damai istrinya ketika tertidur.Ia tersenyum lalu mengecup kening Hara.

"Akan ku habiskan sisa umurku,dengan menjadikan kamu Ratu"

"Akan ku habiskan sisa umurku,dengan menjadikan kamu Ratu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paper Airplane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang