CHAPTER ENAM

9 3 0
                                    

Jaejun yang kini sudah berada di rumah sedang membersihkan badannya terlebih dahulu.Sebelumnya ia tadi memberikan sekantong kresek berisi makanan manis untuk meminimalisir rasa sakit haid untuk Hara.

Setelah selesai,Jaejun keluar dari kamar dan melihat Hara tengah membereskan sampah bekas cemilannya.
"Kenapa ngga pakai baju?"Tanya Hara ketika melihat Jaejun duduk disampingnya tanpa menggunakan baju.

"Gerah.Cuaca di luar panas banget,emang kamu ngga gerah?"

Hara menganggukkan kepalanya."Aku juga ngerasa gerah"

"Kalau gitu buka baju nya"Jaejun mengangkat tangannya untuk bersiap membuka kancing baju milik Hara.

Dengan cepat Hara mencegahnya.
"Eh kamu mau ngapain?aneh banget"Ucapnya dan berlari menuju dapur untuk membuang sampah sembari mengambil minum.

Jaejun mengacak rambutnya asal sembari tersenyum."Aku bisa aja buka baju,tapi di kamar"Hara berteriak sembari berlari masuk ke arah kamar membuat Jaejun tersenyum lalu menyusulnya.

Kini posisi Hara tengah digendong oleh Jaejun bagaikan bayi besar,Hara yang hanya menggunakan bra saja membuat jantung Jaejun begitu berdebar.Sudah cukup lama keduanya tak pernah melakukan skin to skin.

Jaejun berjalan menuju kasur lalu menurunkan Hara di atas kasur.
"Kenapa?berat ya?"Tanya Hara tak melepaskan tangannya yang mengalung di leher Jaejun.

"Kata siapa?kalau kaya gini aku bisa dengan jelas lihat wajah cantik kamu"Jaejun perlahan membelai rambut Hara membuat Hara memejamkan matanya.

Jaejun memajukan wajahnya untuk mencium bibir Hara, dengan senang hati Hara menerimanya. Ciuman yang semakin dalam membuat Keduanya bersemangat namun tiba-tiba.

"Aw!"Pekik Jaejun melepaskan ciumannya.

Hara yang masih memejamkan matanya kini membuka mata secara perlahan."Maaf perut aku tadi tiba-tiba keram lagi"Ucap Hara yang kini tengah merasakan sakit diperutnya.

Jaejun memperlihatkan bibirnya yang digigit kencang oleh Hara sampai mengeluarkan darah.Ia tidur di samping istrinya lalu memposisikan tubuhnya agar nyaman dan mulai mengusap perut Hara.

Hara mengangkat tangannya mengusap pipi Jaejun, keduanya saling menatap satu sama lain.

"Perut kamu keram atau kamu nya aja yang agresif?"Tanya Jaejun membuat Hara reflek menampar pipinya pelan.

"Sayang"Ucap Jaejun sedikit kaget

Hara tertawa melihat perubahan ekspresi Jaejun ketika tadi di tampar oleh dirinya.
"Maaf-maaf aku nggak sengaja"Ucap Hara di iringi oleh tawanya.

Jaejun mengangkat tangannya berniat berhenti mengusap perut Hara,Namun dengan cepat Hara menahannya lalu menatap Jaejun dengan tatapan yang mematikan.

Handphone milik Hara tiba-tiba berdering pertanda ada yang menelepon.Dengan cepat Jaejun mengangkatnya tanpa menghentikan usapan diperut Hara.

"Siapa?"Tanya Hara dan Jaejun menjawab bahwa ibunya ingin melakukan video call.

Hara dengan cepat mengambil baju tipis yang ada disampingnya,menggunakan nya dengan cepat.
"Eoh eomma"Ucap Jaejun mengangkat telepon nya.

Hara yang baru saja akan menyapa ibu mertua tidak jadi karena keram di perutnya terasa kembali,ia meremas sprei kasur dengan sekuat tenaga.

Jaejun yang melihat ekspresi Hara yang menahan sakit nampak khawatir.

"Apa kalian sedang sibuk?eomma ingin mengajak untuk makan di luar bersama"

"Kebetulan Jae sedang tidak ada jadwal hari ini,tapi..

Hara mendesah karena keram di perutnya semakin sakit.

"Oh?!apakah kalian sedang?Aduh harusnya ibu sadar sejak awal ketika melihatmu tidak menggunakan baju"

"Tidak-tidak,lihatlah Hara"Jaejun sedikit panik lalu mengarahkan kameranya pada Hara,membuat Hara menutup wajahnya karena malu.

"Sudahlah lanjutkan saja,oh iya Jaera...ah tidak jadi aku akan mengirimnya lewat pesan"

Setelah itu panggilan terputus.
"Kenapa kamu mengarahkan kameranya padaku?"Tanya Hara

"Bagaimana kalau ibu berpikiran aku tidak ingin menyapanya?"Hara terlihat kesal ia membalikkan badannya memunggungi Jaejun.

"Seo Hara"Ucap Jaejun tiba-tiba memanggil nama lengkap,apa Jaejun marah pada Hara atau dia lelah menghadapi Hara.

"Kenapa kau memanggil namaku dengan lengkap?"Hara menangis lalu memeluk Jaejun.

Jaejun tersenyum padahal awalnya ia ingin mengatakan bahwa Hara terlihat menggemaskan ketika sedang kesal,tapi karena mood istrinya sedang naik turun pikirannya selalu saja negatif.

Jaejun mengusap punggung Hara,menenangkan istrinya.

Ting!

Pesan masuk dari ibu Jaejun.

Kemarin malam dia sangat senang melihatmu di televisi namun setelah selesai dia menangis dan bilang jika merindukan daddy nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin malam dia sangat senang melihatmu di televisi namun setelah selesai dia menangis dan bilang jika merindukan daddy nya

Jaejun tersenyum ketika melihat foto Jaera yang dikirim oleh ibunya.Ia menunjukkan juga pada Hara membuat Hara ikut tersenyum memandangi foto Jaera.

"Sudah kukatakan jika Jaera sangat mencintai mu,lihatlah dia bahkan sama sekali tidak merindukan ku"Ucap Hara pura-pura menangis.

Jaejun tersenyum mengelus-elus rambut Hara.
"Ternyata aku bukan ayah yang buruk"Ucap Jaejun

"Kata siapa kamu ayah yang buruk?siapa yang bilang seperti itu?berani sekali"

"Aku sendiri yang bilang.Aku bilang pada diriku sendiri karena terkadang aku merasa belum bisa menjadi suami dan ayah yang baik buat kamu dan Jaera"

Hara terdiam ketika Jaejun berbicara seperti itu,dia memeluk Jaejun dari samping.
"Kau adalah suami sekaligus daddy yang hebat,bagiku dan juga Jaera"

Jaejun hanya tersenyum sembari menatap Hara,lalu ia terpikir sesuatu dan berkata.
"Terimakasih sudah mendaratkan pesawat kertas kedalam cup ramen milikku"

Hara mengerutkan alisnya tak mengerti,namun sedetik kemudian ia ingat jika pertemuan keduanya diawali dari sana.

"Mau ku ceritakan awal dari aku membuat pesawat kertas?"Tawar Hara dan Jaejun dengan senang hata menganggukkan kepalanya.

Paper Airplane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang