CHAPTER TIGA BELAS

6 2 0
                                    

Karena hari sudah mulai gelap,semuanya kini tengah siap-siap untuk pulang.Jaera kini tengah tertidur di gendongan Hara,mungkin karena lelah bermain dengan air ia jadi cepat mengantuk.

"Jaera biar sama aku aja"Ucap Jaejun menghampiri Hara.

"Tapi kamu harus bikin vlog"Jawab Hara ia meneruskan jalannya menuju mobil.

"Nggak apa-apa,aku ngga usah masuk frame aja"Jaejun akhirnya menggendong Jaera yang tengah tertidur itu lalu masuk kedalam mobil bersama member Big Dream.

Didalam mobil Hara hanya melihat-lihat foto yang tadi di abadikan ketika disana.Cukup banyak sekali dan semuanya indah.

"Naz"Baru saja Ghina akan berbicara Nazla memotong nya terlebih dahulu.

"Iya tahu Ghin tau! Malu aku juga"Nazla menutup wajahnya menggunakan bantal kecil lalu memalingkan mukanya kearah jendela.

Ghina dan Ayu tertawa melihatnya sedangkan Hara hanya menyimak dengan matanya yang masih fokus melihat foto-foto.

"Da atuh kayak pengen aja gitu kaya teh Hara,reflek itu mah sumpah"Lanjut Nazla ia menahan malunya ketika sadar telah berkata seperti itu pada Ren sebelumnya.

"Tapi ya Naz,Kak Ren tadi bilang kalau dia belum siap...itu tandanya kalau dia udah siap?"Ghina memegang bahu Nazla dan mulai berbicara dengan nada yang memberi harapan pada Nazla.

"Aduh punya suami orang China nih"Ucap Ayu,Nazla menatap kearah Ghina dan Ayu secara bergantian matanya mulai berbinar seperti mendapat peluang.Bibirnya mulai terangkat untuk tersenyum.

"Heh,ingat apa yang dia katakan di akhir kalimatnya"

Semuanya tertuju pada Hara menunggu apa yang akan dikatakan Hara.
"Tapi aku sudah menganggap kamu sebagai adik ku sendiri.Bagaimana bisa aku menikahi adik ku sendiri"

Senyum Nazla seketika luntur, bisa-bisanya ia lupa kata terakhir yang diucapkan olen Ren kepadanya.
"Tapi Nggak apa-apa,bilang aja 'kan kita bukan adik kakak kandung,jadi bisa menikah' gitu"

"Ghin!"Ucap bersama Hara Ayu dan Nazla yang sudah tak habis pikir dengan Ghina.Ghina hanya cengengesan saja
"kalau aku jadi kamu aku sih gas aja"Ucapnya dan tak mendapat respon apa-apa dari siapapun karena mereka juga sudah lelah menanggapinya.

•••••

Hara yang masih tertidur merasakan sebuah dinginnya tangan menangkup wajahnya.
"Jae...aku masih ngantuk"Gumam Hara tanpa membuka matanya.

"Sayang kamu nggak ingat ini hari apa?"Tanya Jaejun yang masih menangkup wajah mungil milik Hara.

"Hariwang"Jawab asal Hara dengan jokes sunda nya yang tak dimengerti oleh Jaejun.

Jaejun mengerutkan alisnya tak mengerti namun dia tidak menuntut penjelasan lebih.Dirinya memilih menggendong Hara lau membawa Hara masuk ke kamar mandi.

"Jae aku bisa mandi sendiri,emang kita mau kemana sih? Ini masih pagi"Ucap Hara setelah diturunkan oleh Jaejun,ia menunjuk jam dinding di kamar mandi yang menunjukkan pukul tujuh pagi.

Jaejun hanya tersenyum sembari menyiapkan air hangat di bath up untuk Hara.Ia mendekati Hara lalu berbisik "Selamat Hari Anniversary"

Hara sedikit bergidik karena suara Jaejun tepat ditelinga nya.
"Maaf aku lupa"Ucap Hara lalu memeluk Jaejun. "Berarti hari ini juga Jaera ulang tahun kan sayang"Lanjut Hara dan Jaejun menganggukkan kepalanya.

"Yasudah nanti sore kita belanja buat ulang tahun Jaera"Jaejun mulai melepaskan pakaian Hara satu persatu dan Hara hanya diam tak menolak.

Paper Airplane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang