CHAPTER DUA BELAS

7 3 0
                                    

Hara terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak,ia melihat kearah Jaejun yang masih tertidur pulas.Memperhatikan wajah sang suami yang menurut Hara begitu tampan.
"Na Jaejun bangunlah"Bisik Hara tepat ditelinga Jaejun.

Jaejun yang merasa terganggu mengerutkan alisnya lalu perlahan membuka matanya dan menatap kearah istrinya.

"Gantengnya suami aku"Ucap Hara membuat Jaejun tersenyum.

"Ih greget pengen gigit pipinya"Hara mulai mendekati wajah Jaejun,namun dengan cepat Jaejun mendorong wajah Hara menggunakan telapak tangannya untuk menjauh.Dan Hara dengan reflek melempar bantal ke muka Jaejun.Telapak tangan Jaejun sangat pas menutupi wajah Hara membuat Hara hanya tertawa saja.

Telapak tangan Jaejun sangat pas menutupi wajah Hara membuat Hara hanya tertawa saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara ketukan pintu membuat Hara terbangun untuk membuka pintu.Terlihat Jaera yang tengah menunggu pintu untuk dibuka sembari menundukkan kepala dengan rambutnya yang acak-acakan seperti singa.

Hara tersenyum melihat buah hatinya lalu menggendong Jaera dan mendudukkannya di atas kasur di dekat Jaejun.

"Tadi kata teh Gina kita mau pergi ke Curug, boleh nggak aku ikut?"tanya Jaera sembari merapikan rambutnya yang acak-acakan

Hara tersenyum membantu merapikan rambut Jaera. "Tentu saja"

Jaera bersorak gembira ia lalu turun dari kasur dan menarik lengan ibunya untuk ikut bersiap-siap mengemas pakaian. Hara menatap ke arah Jaejun sembari memohon tanpa berkata apapun.Jaejun yang masih teguh pada pendiriannya menggelengkan kepalanya.

"Tapi Jaera"Hara menahan lengan Jaera lalu berjongkok untuk mensejajarkan tinggi dengan Jaera.

"Kenapa mom?"

"Daddy tidak mengizinkan mommy untuk ikut,mommy jadi sedih"Hara memasang raut wajah yang sedih.

"Oke mommy biar Jaera saja yang berbicara pada Daddy"Ucap Jaera lalu menarik ibunya untuk diam di ruangan pakaian.Jaera berjalan menghampiri Jaejun dan Hara mengintipnya dari ambang pintu.

"Daddy,tolong bantu aku untuk naik ke atas kasur"Ucapnya meminta tolong Jaejun karena tinggi badan Jaera yang masih belum terlalu tinggi.

Jaejun dengan senang hati membantu buah hatinya.Setelah Jaera duduk di hadapan Jaejun,kini keduanya saling menatap.Jaejun menatap Jaera dengan tatapan gemas dan penasaran apa yang akan dikatakan oleh Jaera setelah Hara berkata seperti itu.

"Daddy,apa alasan daddy melarang mommy untuk ikut jalan-jalan keluar?"Tanya Jaera tangannya ia lipat didepan dada,matanya masih menatap lekat Jaejun.

"Biar daddy jelaskan.Kemarin malam,mag mommy kambuh lagi....Itu karena mommy telat makan,Jaera tau penyakit mag itu sangat berbahaya.Daddy ngga mau kalau mommy sakit lagi karena terlalu banyak bergerak"Jawab Jaejun dengan sangat hati-hati agar Jaera dapat mengerti.

"Tapi mommy sekarang terlihat sehat"

"Itu karena dia sudah meminum obat"Jawab kembali Jaejun.

Jaera nampak berpikir,ia memalingkan wajahnya dari Jaejun untuk berpikir.
"Tapi Daddy,aku sangat ingin mommy ikut jalan-jalan keluar.Mommy terlalu sering diam di rumah,di Korea pun seperti itu....Meskipun mommy pernah bilang kalau mommy senang di rumah, tapi bukankah mommy juga harus keluar untuk mencari udara segar?guru Jaera bilang kalau kita terlalu lama diam di rumah dan tidak pergi liburan.lama-lama kita akan stress"Ucap panjang lebar Jaera dengan akhir kalimatnya yang sedikit di tekankan membuat Jaejun dan Hara,yang tengah mengintip pun terkaget.

Paper Airplane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang