13. It's Okay, I'm Used To It

89.7K 3K 114
                                    

William mendorong Yelena sampai terjatuh ke ranjang kemudian William mengukung Yelena berada di bawahnya, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

William mendorong Yelena sampai terjatuh ke ranjang kemudian William mengukung Yelena berada di bawahnya, ya.. William akui sindiran Yelena tentangnya memang benar, Williamiitu kekanakan dan sekarang William akan menunjukkan sifat aslinya kepada Yelena.

"Mata mu itu, cara mumemandang ku membuat ku merasa tertantang untuk membuat mu menangis memohon kepada ku."

Yelena menatap William dengan wajah congkaknya, "Lakukan saja kalau Pak William bisa. Kita lihat siapa yang akan menangis di akhir anda atau sayh--"

Lagi-lagi William tidak membiarkan Yelena menyelesaikan perkataannya. William meraup bibir Yelena dengan bibirnya tak memberikan Yelena kesempatan untuk sekedar menarik nafas, dalam ciuman kasar itu William bisa merasakan rasa besi dari darah Yelena yang tertelan oleh William.

Disela ciumannya William menarik robek kemeja yang Yelena kenakan hingga dada Yelena yang terbalut bra berwarna hitam itu terekspos. Dengan kasar William menarik bra yang Yelena kenakan ke atas dan William melepas ciumannya pada bibir Yelena beralih pada nipple Yelena yang terbebas dari bra.

Yelena tak menunjukkan ekspresi apapun saat William menghisap dan secara sengaja menggigit nipple Yelena. Sejak awal tujuan William memang bukan untuk melakukan foreplay agar Yelena terangsang tapi tujuannya adalah membuat Yelena tersiksa karna sudah berani bicara sembarangan.

Bibir Yelena bengkak dan perih, begitu pula dengan kedua nipplenya yang lecet karna ulah William. Tak sampai di situ saja William dengan ekspresi dinginnya menyingkap rok yang Yelena kenakan ke atas kemudian merobek celana dalam Yelena dan melemparnya ke sembarang arah.

Menurunkan resleting celananya sendiri, William mengeluarkan kejantanannya seraya membuka lebar kaki Yelena. Berbeda dengan hubungan badan yang mereka lakukan sebelumnya, kali ini William menghujam dirinya masuk ke dalam diri Yelena di saat Yelena belum terlubrikasi.

Hujaman dalam dan kuat, William bahkan menggigit bibirnya setiap kali ia menghentak Yelena dengan kasar namun saat William melihat wajah Yelena, Yelena tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Tidak meringis kesakitan ataupun merengek agar William berhenti.

Hal itu justru makin membuat William kesal, William menarik dirinya dari dalam Yelena dan membalik badan Yelena secara paksa. Membuat Yelena menungging dan William sekali lagi tanpa aba-aba menyatukan tubuh mereka hingga tubuh Yelena terdorong ke depan.

Tidak sampai di situ saja William juga menekan kepala Yelena ke ranjang karna ia benci melihat ekspresi datar yang Yelena tunjukan, William marah. Ia menghujam Yelena bagai binatang yang tengah mengalami masa rut.

Tangan kekar William menekan wajah Yelena ke ranjang hingga urat-urat tangannya menonjol jelas, William seakan sengaja ingin membuat Yelena kesulitan bernafas selagi dihujam dari belakang olehnya.

Namun Yelena tak melawan, tak juga bersuara bahkan hingga William mendapatkan klimaksnya. Menyemburkan putihnya di dalam diri Yelena karna ia terbawa suasana.

William baru mendapatkan kesadarannya ketika ia menarik diri dari dalam Yelena dan melihat sendiri di depan matanya cairan putih kental bercampur darah keluar dari bagian intim Yelena.

Seolah ditampar oleh kenyataan William seketika tersadar kalau ia sudah kelewat batas, William turun dari ranjang dengan wajah pucat ia terkejut karna melihat Yelena berdarah.

“H-hei.. Apa kau baik-baik saja? Kau berdarah." William hendak membantu Yelena turun dari ranjang namun Yelena sudah lebih dulu turun sendiri. Berdiri di depan William sembari menurunkan kembali branya.

Namun karna Yelena berdiri William bisa melihat cairan putih berserta darah mengalir turun membasahi paha Yelena. Melihat hal itu membuat William jadi kembali merasa bersalah.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya William sekali lagi.

Pertanyaan William membuat Yelena melirik ke bagian bawahnya, ah.. Ia terluka rupanya.

“I'ts okay, aku sudah terbiasa." Yelena bicara tanpa ekspresi, ia kembali menatap William yang berdiri di hadapannya. "Aku tidak memohon ampun, menangis ataupun merengek, tapi kau membuktikan kalau apa yang ku katakan soal mu itu benar adanya. Jadi ku anggap aku yang menang."

Yelena hendak keluar dari kamar hotel William namun William menghentikannya.

"Kau mau kembali ke kamar mu dalam keadaan seperti itu? Kau bisa pakai pakaian ku dan bersihkan dirimu sebelum pergi di kamar mandi. Jika orang lain melihat mu dalam keadaan seperti ini maka mereka pasti akan mengira kalau kau itu korban pemerkosaan." William melemparkan kemeja putih miliknya kepada Yelena, William memperhatikan Yelena yang berjalan agak pincang masuk ke dalam kamar mandi.

***

Saat Yelena keluar dari kamar mandi Yelena juga masih tidak diperbolehkan William untuk kembali ke kamarnya.

William melemparkan obat ke arah Yelena yang langsung Yelena tangkap dengan kedua tangannya. Yelena melihat bungkus kotak obat tersebut yang berwarna ungu muda bertuliskan emergency contraceptive pills.

"Untuk jaga jaga sebaiknya kau minum itu, aku tidak mau punya anak darimu." William duduk di pinggiran ranjang sembari menunjuk ke arah gelas berisi air minum yang tergeletak di nakas.

Apa William yang menyiapkan ini? Rasanya tidak mungkin, pasti William menyueuh Julius untuk membeli obat ini.

Yelena menenggak pill tersebut dan menenggak habis air minum di gelas kemudian menaruhnya kembali ke nakas. Yelena sudah siap untuk pergi dari kamar hotel William namun William kembali menghentikannya.

William menepuk-nepuk sisi kosong ranjang di sebelahnya, ada apa lagi ini? Apa William ingin melanjutkan kegiatan mereka yang tadi? Melakukan ronde kedua setelah Yelena repot-repot membersihkan diri di kamar mandi?

"Cepat berbaring di sini, ini perintah."

Yelena pada akhirnya menuruti keinginan William, Yelena kembali berbaring di ranjang sementara William duduk di pinggiran ranjang.

"Buka lebar kaki mu." Perintah William lagi.

Yelena membuka lebar kakinya hingga William bisa dengan jelas melihat jelas bagian bawah Yelena. Yelena menunggu apa yang akan William lakukan padanya dan ternyata tak lama Yelena merasakan bagian kewanitaannya disentuh oleh William.

Bukan, bukan sentuhan yang bertujuan untuk membuat Yelena terangsang melainkan William membalurkan sesuatu pada bagian bawah Yelena yang terluka, sedikit sobek karna ulah William sendiri.

William membalurkannya dengan jarinya, membalurkan dengan hati-hati seolah William yang sebelumnya membuat bagian intim Yelena berdarah bukan lah orang yang sama.

"Apa kau melakukan ini karna kau merasa bersalah?" tanya Yelena memecah keheningan karna William masih sibuk di bawah sana.

William tak menjawab mungkin gengsi untuk mengakui kalau ia memang merasa bersalah.

"Sudah selesai, kau boleh pergi sekarang."

Yelena turun dari ranjang, berjalan menuju pintu kamar hotel William untuk kembali ke kamarnya sendiri.

Hati William sedikit tercubit melihat keadaan Yelena, Yelena yang tidak menangis bahkan tak mengeluarkan ekspresi apapun justru terlihat sangat kasihan di mata William. Seks sekasar apa yang pernah Yelena alami saat jadi pelacur sehingga perlakuan kasar William seolah jadi hal yang biasa baginya. Terlebih lagi William melihat Yelena berjalan tertatih-tatih menuju pintu.

William menggelengkan kepalanya, mungkin ini juga salah satu cara Yelena untuk menarik simpatinya dengan terlihat menyedihkan. William tidak percaya dengan wanita manapun di dunia ini selain Ibu, adik dan cinta pertamanya, bagi William setiap wanita di dunia ini selalu punya maksud di belakang mereka saat melakukan sesuatu dan William yakin Yelena pun begitu.

Bab 14 hari sabtu yaaa

Wicked Woman [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang