18. Jealousy II

79.6K 2.9K 121
                                    

Edward tidak bercanda saat ia bilang ia ingin mendekati Yelena, Edward datang ke kantor William karna urusan pekerjaan juga karna William meninggalkan dompetnya semalam di bar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edward tidak bercanda saat ia bilang ia ingin mendekati Yelena, Edward datang ke kantor William karna urusan pekerjaan juga karna William meninggalkan dompetnya semalam di bar.

Sebagai teman yang baik Edward datang untuk mengantarkannya namun Edward terkejut saat melihat Yelena ternyata telah bekerja sebagai personal assistant dari William.

“Kau masih ingat aku?” tanya Edward saat ia berdiri di hadapan Yelena yang duduk di kursi kerjanya.

Yelena memasang senyum ramahnya, “Tentu saja saya ingat. Apa anda kemari karna ingin bertemu dengan Pak William?”

Satu alis Edward terangkat, “Anda? Pak William? Tidak perlu bersikap formal padaku, biasa saja. Anggap saja kita ini teman. Calon Ayah tirimu itu mungkin kaku, tapi tidak denganku jadi kau santai saja saat denganku, oke?”

Yelena mengangguk seraya membukakan pintu ruangan William untuk Edward, mempersilahkan Edward untuk masuk ke dalam setelah memberitahu William soal kedatangan Edward melalui interkom.

“Untuk apa kau datang kemari?” tanya William dingin, William tidak mau repot-repot berpura-pura menyukai kedatangan Edward ke kantornya.

“Kau meninggalkan ini semalam.” Edward merogoh sakunya, mengeluarkan dompet kulit berwarna hitam dan meletakkannya di atas meja kerja William.

William melirik dompet tersebut, ia menyadari kalau dompet itu adalah dompet miliknya. William pikir saat pergi ke kantor ia tak sengaja meninggalkannya di rumah namun ternyata William meninggalkannya di bar semalam.

“Kau tidak perlu repot-repot mengantarnya kemari, kau bisa suruh orangmu yang antarkan atau kau bisa telepon aku agar aku mengirim orang suruhanku untuk mengambilnya.”

“Kebetulan aku ada urusan di dekat sini, jadi tidak ada salahnya jika aku mengantarkan dompet temanku langsung. Dan aku bersyukur aku memilih untuk datang kemari, karna aku jadi bisa bertemu dengan Yelena di sini.” Edward melipat kedua tangannya di depan dada, ia menatap William yang masih sibuk di kursi kerjanya itu tak menunjukkan ketertarikan pada Edward yang berdiri di hadapannya. Namun saat mendengar nama Yelena disebut, Edward bisa melihat ada sedikit perubahan ekspresi di wajah William.

“Kau ingat perkataan ku semalam 'kan? Aku berencana untuk mendekati Yelena.” Edward melirik ke arah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. “Sebentar lagi jam makan siang, aku berencana mengajaknya pergi makan siang denganku. Sepertinya ini akan jadi kesempatan yang bagus, kau tidak masalah 'kan kalau personal asistenmu ku pinjam sebentar?”

William yang sejak kedatangan Edward sibuk berkutat dengan pekerjaannya yang menumpuk karna ia tinggal pergi ke Las Vegas kini mendongak membalas tatapan Edward dengan tatapan datar.

“Kau bisa saja mengajaknya pergi, aku tidak peduli kau mau mengajaknya makan siang atau apapun itu. Tapi dia di sini bekerja sebagai personal asisten ku bukan untuk bermain-main, saat jam makan siang dia bertugas untuk menyiapkan makan siang ku. Kau tahu aku punya alergi pada beberapa bahan makanan bukan? Itu salah satu tugasnya untuk memastikan aku memakan makanan yang aman.”

Wicked Woman [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang