14. It's Not Fair

85K 2.7K 139
                                    

Langkah Yelena terhenti saat ia hendak mendekati pintu kamar hotelnya, di depan kamar hotel yang Yelena tempati berdiri seorang laki-laki yang sangat Yelena kenali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Yelena terhenti saat ia hendak mendekati pintu kamar hotelnya, di depan kamar hotel yang Yelena tempati berdiri seorang laki-laki yang sangat Yelena kenali.

Laki-laki itu memperhatikan penampilan Yelena dari ujung kepala hingga ujung kaki. Alis laki-laki itu menukik tak senang melihat Yelena yang memakai kemeja kebesaran yang jelas-jelas bukan miliknya yang bahkan ukurannya hampir menutupi rok yang Yelena pakai.

"Kenapa kau bisa ada di sini? Apa kau mengikutiku kemari? Tidak mungkin kalau ini hanya kebetulan."

Bukan hanya laki-laki itu yang tampak tidak senang, Yelena pun menunjukkan ekspresi tidak senang melihat keberadaan laki-laki itu di hadapannya.

"Raven, jawab aku kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Yelena sekali lagi.

Laki-laki itu bukannya menjawab justru mengangkat dagu Yelena dengan jemarinya hingga Yelena mendongak menatapnya. Raven bisa melihat bibir Yelena yang bengkak dan terluka.

"Kau keluar dari kandang buaya namun sekarang kau dengan sengaja menjebloskan dirimu sendiri ke kandang singa. Apa dengan menyiksa dirimu sendiri seperti ini kau akan bahagia?"

Yelena menengok ke belakangnya, memastikan tidak ada orang lain yang melihatnya dan Raven. Yelena menarik tangan Raven untuk ikut masuk ke dalam kamar hotel Yelena.

Raven yang ditarik oleh Yelena semakin terlihat tidak suka saat melihat Yelena berjalan tertatih. Melihat Yelena seperti itu mengingatkannya pada kenangan lama yang tidak menyenangkan.

"Yelena, aku tidak bisa melihatmu seperti ini." Raven kembali buka suara setelah Yelena menutup pintu kamar hotelnya rapat-rapat.

"Apa kau lupa dengan neraka yang kau lalui, kau selalu menghitung hari menunggu masa kontrak paksamu dengan rumah bordil berakhir. Tapi di saat kontrak sialan itu telah berakhir kau justru menjerumuskan dirimu lagi. Balas dendam tidak perlu dengan cara seperti ini, hidup bahagia dan tidak terusik dengan masa lalu juga bentuk balas dendam Yelena."

Yelena berjalan tertatih menuju ranjang dan duduk di pinggiran ranjang. Yelena mendongak menatap sinis Raven yang berdiri tegak di hadapannya.

"Kebahagiaan tidak pernah jadi tujuan utamaku, yang aku kejar adalah penderitaan. Penderitaan Ibu ku, orang yang sudah merusak ku hingga jadi seperti ini. Aku tidak peduli demi mencapai tujuanku aku harus melewati penderitaan juga. Bagiku Ibuku tidak pantas tersenyum, tidak pantas bahagia, tidak pantas mendapatkan apa yang dia miliki sekarang."

Raven maju semakin dekat dengan Yelena, ia mengangkat dagu Yelena hingga Yelena mendongak menatapnya. Raven memperhatikan wajah Yelena yang mengingatkannya pada kenangan 8 tahun yang lalu saat Yelena untuk pertama kalinya kehilangan keperawanannya.

"Lalu bagaimana dengan 'dia' bagaimana jika dia bangun?"

Yelena menepis tangan Raven yang berada di dagunya, "Dia tidak akan bangun. Sudah 8 tahun lamanya namun dia tidak pernah muncul, justru aku melakukan ini semua agar dia bisa hidup dengan tenang dan aku pun bisa pergi dengan tenang."

Wicked Woman [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang