9.

1.1K 98 25
                                    

Win menatap bingung ke arah orang tuanya apa yang sebenar nya yang ingin di katakan oleh orang tua nya, kenapa orang tua nya terasa seperti berat ingin mengutarakan sesuatu pada Win.

"Sebenar nya apa yang ingin kalian katakan padaku, jangan buat aku bingung seperti ini" ucap Win kepada kedua orang tua nya

"Win, menikahlah dengan Bara" Win membolakan mata nya saat papi nya tiba tiba saja meminta nya untuk menikah dengan kakak ipar nya

"Ck, apa kalian bercanda kalau iya ini sungguh tidak lucu" ucap Win

"Papi serius nak" Win menatap serius ke arah ayah nya

"Pi, tolong bilang kalau ini tidak benar papi bercanda kan, iya kan?" Papi nya menggelengkan kepala nya

"Papi sungguh sungguh dengan perkataan papi Win" Win memejamkan mata nya dan menghela nafas nya

"Aku anggap ini hanya sebuah lelucon, aku pamit ke kamar" saut Win yang sudah bersiap untuk menaiki tangga untuk menuju kamar nya

"Wineva Nathaniel papi serius dengan perkataan papi, hanya ini jalan satu satu nya agar kita bisa tetap berdekatan dengan anak anak mendiang kakak mu" Win menghentikan  langkah nya dan menatap ke arah ayah nya

"Pi, kita masih bisa menjenguk dan menemui anak anak ka Gie, tanpa harus aku menikah pi" protes Win

"Win apa kamu tidak dengar apa yang Bara katakan tadi kalau dia tidak akan mengijinkan  kita untuk bertemu anak anak dari mendiang kakak mu" Win mengacak rambut nya kesal

"Papi, Win tidak mau menikah dengan kakak ipar Win sendiri Win tidak mau pi" tolak nya dan membuat Bara menatap ke arah nya

"Dia hanya kakak ipar mu memang apa salah nya, kecuali dia kakak kandung mu baru kamu protes" ucap mami nya

"Tetap saja, dia adalah suami kakak ku bagaimana mungkin aku menikahi suami dari kakak ku"

"Kakak mu sudah tiada Win, lagipula bukan nya kamu sudah berjanji pada kakak mu bahwa kamu akan menjaga kedua anak nya?" Tanya mami nya

"Memang, tapi bukan berarti aku harus menikahi suami nya aku tidak mau mi"

"Wineva, hanya ini jalan satu satu nya nak agar kita bisa tetap dekat dengan anak anak kakak mu, lagipula hanya mereka yang bisa membayar rindu kita pada mendiang kakak mu nak" ucap mami nya yang membuat Win berfikir apa ia harus menikahi kakak ipar nya demi mempertahankan kedua anak kakak nya.

Oeek ooeek

Win menoleh ke arah stroler yang ada si kembar di dalam nya, dengan cepat Win berlari ke arah si kembar dan langsung mengangkat salah satu nya dari stroler

"Sstt anak tampan mami Gie, kenapa menangis apa kamu haus sayang?" Ucap Win yang tak luput dari pandangan kedua orang tua nya dan juga Bara.

"Mi tolong buatkan susu nya" ucap Win dan mami nya pun segera membuatkan susu untuk si tampan

"Ini nak" Win mengambil botol susu nya dari tangan mami nya dan langsung memberikan nya pada si bayi tampan

"Habiskan susu nya ya tampan, biar kamu cepat tumbuh besar" kedua orang tua nya hanya tersenyum melihat Win yang begitu telaten mengurus anak anak mendiang kakak nya.

"Win tolong pikirkan lagi nak, kamu lihat sendiri kan bagaimana si kembar Win bagaimana kalau tiba tiba mereka menangis seperti tadi, kamu taukan Bara sangat sibuk lalu siapa yang akan mengurus si kembar Win apa kamu mau anak mendiang kakak mu di urus oleh orang asing" ucap mami nya dan membuat Win terdiam dan melihat bayi kembar tersebut yamg sedang tertidur dengan wajah damai nya

"Papi mohon nak, ini semua demi si kembar dan juga demi mendiang kakak mu"

"Pi, coba papi tanya kan kak Bara aku yakin dia juga pasti akan menolak" saut Win dan menatap ke arah Bara

unfaithfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang