I. Chapter 15 : Lima Tahun Kemudian

29 4 0
                                    


Lima tahun kemudian, Bai Lianhua tumbuh remaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima tahun kemudian, Bai Lianhua tumbuh remaja. Teknik silat dan kungfunya berkembang pesat. Selain tongkat, Bai Lianhua kini pandai bertarung menggunakan pedang panjang, dan sudah menguasai beberapa teknik senjata rahasia khas Sekte Bai. Selama lima tahun ini juga Bai Lianhua memiliki tiga guru sekaligus. Guru Laozi dari Sekte Macan Salju, Guru Fengrui dari Sekte Bai dan Nenek Teratai, tentu saja.

"Oh! Hari ini kebagian aku bertarung denganmu ya, Kak Denghou?"

Denghou memegang pedang lalu berjalan setengah malas ke tengah arena latihan. Di Sekte Bai yang ada di Hutan Tengah, Bai Lianhua seminggu sekali pulang ke rumah. Ia meraih tongkat panjang yang dibuatkan Nenek Teratai dua tahun yang lalu. Itu hadiah karena Bai Lianhua berhasil mencapai tenaga dalam Tingkat Tiga yaitu; Alam Hati.

Setelah tiga tahun kemudian berlatih tenaga dalam semakin tekun, Bai Lianhua kini sudah hampir mencapai level energi dalam Tingkat Empat; Alam Bebas. Nenek Teratai bilang, kalau hari ini dia bisa mengalahkan Denghou dengan memadukan teknik-teknik yang sudah ia ajarkan selama ini, maka Bai Lianhua boleh pergi ke Istana Kota untuk menemui ayahnya.

Selama lima tahun ini pun, meski Bai Lianhua memutuskan untuk memisahkan fokusnya terhadap sang ayah, tapi ia tetap ingat dan berjanji akan kembali menjenguknya jika Nenek Teratai sudah mengizinkannya. Kondisi Yao Yupan yang dulu masih senang membakar semua lukisan-lukisan Bai Junhui pun lambat laun berkurang. Sepertinya sang ibu sudah mengalihkan emosinya dan memilih merelakan nasib suaminya di Istana Kota sana. Bai Lianhua juga sudah menceritakan bagaimana Nenek Teratai membutuhkannya selama ini. Yao Yupan pun paham bagaimana pentingnya sejarah yang ternyata keliru itu.

"Sudahlah, ayo kita mulai." Denghou terlihat malas, tapi ia tetap membuat postur mantap. Bai Lianhua tahu kalau kakaknya itu masih sebal karena hari ini ia berencana mengunjungi Sekte Macan Salju di Kampung Shanyi tapi malah tertahan karena harus mengurus duel dengan Bai Lianhua. Kabarnya, ada nona cantik yang menarik perhatian Denghou di sana.

Bai Lianhua berdiri di seberang Denghou, mengangkat tongkat. Ia maju lebih dulu, menyerang menggunakan dua tangan memegang tongkat. Ujung tongkat hampir mengenai kepala Denghou, tapi pemuda itu berputar di udara, menghindar. Bai Lianhua terkenal mengendalikan tongkat seringan air. Gerakan tongkat tidak berhenti di sana. Waktu Denghou hendak berdiri tegak lagi, tongkat sudah melesat ke wajahnya, Denghou segera mundur menggunakan ilmu ringan tubuh, dan menatap adik seperguruannya itu.

"Wah, Adik Hua, gerakanmu sudah cukup lincah."

Bai Lianhua tersenyum miring, ia mendelik ke arah Nenek Teratai yang duduk bungkuk di gazebo samping arena duel. "Tentu saja. Guruku adalah pemimpin Sekte Lotus. Jangan remehkan aku."

Giliran Denghou yang bersemangat. Ia mengeluarkan pedang ke arah pundak, Bai Lianhua menahan dengan tongkat. Beberapa detik pertarungan jarak dekat itu dikuasai Bai Lianhua. Denghou sedikit kewalahan karena tenaga dalam Bai Lianhua sudah cukup kuat. Gerakannya juga lincah, sulit ditangkap. Meski Denghou sudah memprediksi, tapi Bai Lianhua mampu membuat dugaan lain. Dari gazebo, Hua Linxing memandangi murid satu-satunya itu dengan bangga.

Pendekar Lotus PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang