I. Chapter 13 : Sekte Penyu Samudera

27 5 0
                                    


"Guru! Guru! Kita harus membawa anak murid yang tersisa untuk pergi dari sini!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Guru! Guru! Kita harus membawa anak murid yang tersisa untuk pergi dari sini!"

Kediaman Sekte Penyu Samudera dekat pesisir pantai. Malam itu, aroma air laut terasa berat. Air pasang datang tiba-tiba. Hua Kunling sadar kalau ada sesuatu yang tidak beres dan Dewa Laut sedang berusaha memberitahunya. Tapi nyatanya, peringatan itu terlalu terlambat dan sekelompok Sekte Tengkorak langsung mendobrak gerbang utama kediaman sekte dan membakar lapisan tanah di bagian depan.

Hua Kunling, sebagai pemimpin sekte lantas langsung menahannya. Di bawah bantuan para murid-muridnya yang hebat, mereka dapat menahan beberapa serangan. Tapi kekuatan Sekte Tengkorak begitu dahsyat. Sampai-sampai Hua Kunling sendiri bingung kenapa ada kekuatan aneh sedemikian besarnya sampai ia dan anak muridnya yang lain tidak bisa menahan itu. Meski menggunakan energi murni saja, Hua Kunling tahu kekuatan Sekte Tengkorak bukan lawannya.

Sambil menahan serangan, Hua Kunling berseru, "Semua murid! Segera pergi dan bawa anak-anak yang lain ke belakang. Pergi sejauh mungkin—"

"Tapi guru—"

Kira-kira ada dua puluh pria berbaju hitam yang mengelilingi Hua Kunling di tengah aula depan, sementara Hua Kunling hanya menggunakan satu tongkat emas—Tongkat Kura-kura yang diwariskan kakak tertuanya, Hua Linxing, untuk menahan mereka semua. Wanita itu mendorong kedua puluh pria berbaju hitam itu dengan sekuat tenaga lalu menghempaskan satu kaki untuk terbang ke udara. Dengan satu tapak, ia berputar di udara dan berbalik menerjang mereka dengan tenaga dalam. Mendorong semua pria sampai jatuh, tersungkur seperti kartu domino.

"Tidak ada tapi. Cepat sekarang!"

Baru saja Hua Kunling berseru, dari arah depan pintu, seorang pria bertubuh tinggi mengenakan kain mantel hitam sedikit berkilau memasuki aula. Pria itu langsung melemparkan sesuatu dari tangannya. Saat itu, Hua Kunling sudah hendak maju untuk menghadang, tapi pisau kecil bercabang yang melesat cepat itu membelah angin dan langsung mengenai hampir semua murid yang berdiri dan berkumpul di bagian samping bangunan.

Hua Kunling terkejut. Ia membeliak, menatap semua muridnya yang seketika berdiri tegak dengan mata membuka lebar. Lalu dalam dua detik, mereka semua langsung jatuh dan mati di tempat.

Hua Kunling menjerit.

Suaranya membelah malam seperti nyanyian penuh darah yang mengalir dingin di antara luka-luka yang tidak terlihat.

"Di mana Hua Linxing?" suara itu terdengar tidak asing sekaligus nyata. Hua Kunling menoleh, dengan napas berat dan hati yang terasa habis dicabik-cabik oleh kenyataan, ia menatap Mu Yujin, kaki tangan Hei Fengmo—si pemimpin Sekte Tengkorak—dingin.

Dua hari yang lalu, ketika Hua Kunling mendapat kabar kalau Sekte Lotus, cabang dari Sekte Penyu Samudera harus musnah di tangan Sekte Tengkorak karena mereka hanya mencari kakaknya, Hua Linxing, Hua Kunling sudah menjaga dirinya kalau ia hanya akan membantu tanpa menggunakan tenaga dalam. Tapi kekuatan pasukan Mu Yujin kemarin tidak seperti ini. Walau sama-sama menakutkan, tapi mereka jelas-jelas meracuni semua orang dengan serbuk racun yang dilemparkan secara bersamaan di satu tempat.

Membuat Hua Kunling juga harus kehilangan kekasihnya di malam itu.

Sekarang, setelah apa yang dilakukan Mu Yujin di Sekte Lotus, apakah Hua Kunling bisa diam saja? Ia memang takut Organisasi Pendekar Kota Yu Meng bakal membasmi mereka lagi, tapi ia lebih tidak peduli soal itu. Yang ada dalam pikiran Hua Kunling hanya dendam yang sudah terikat erat dalam darahnya.

"Mu Yujin," nama itu terdengar menggetarkan di mulut Hua Kunling. Ia mengangkat tongkatnya, lalu dengan gerak lincah maju ke depan muka sambil mendorong tapak.

Dengan tenang, Mu Yujin menghindar ke kiri. Ia tahu kemampuan Hua Kunling sangat hebat. Walau masih muda dan seorang wanita, Mu Yujin harus berhati-hati karena gerakan teknik kungfu Sekte Penyu Samudera terkenal lembut dan ringan seperti air. Bagi Mu Yujin yang sangat mengandalkan objek, untuk mengenai Hua Kunling, cukup sulit. Jika bukan dengan bertarung jarak jauh, Mu Yujin bisa kalah. Tapi karena Hua Kunling tahu kapasitas dirinya, ia selalu bertarung jarak dekat untuk memanfaatkan semua tenaganya.

Jadi begitu Mu Yuji hendak menyerang balik, tongkat Hua Kunling menghadang. Tangan Mu Yujin terpukul, Hua Kunling tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia langsung berputar lalu dengan satu kaki menjatuhkan Mu Yujin. Anak buah Mu Yujin datang hendak membantu tapi Mu Yujin menahan mereka.

"Tahan dulu," serunya. Dia bangun lalu menatap wanita yang kini berdiri beberapa langkah di depannya. Ia tersenyum manis.

"Aku minta maaf soal kekasihmu dari Sekte Lotus kemarin. Nahas, nasibnya tidak sebaik dirimu. Jika kau mau pergi bersamaku, mungkin aku bisa memaafkanmu dan urusan Hua Linxing, bisa kita bicarakan baik-baik."

"Jangan mimpi." Hua Kunling menerjang ke depan, mengubah Tongkat Emas Kura-kura menjadi air lalu hendak mencabut nyawa Mu Yujin dengan teknik membekukan darah seperti yang selama ini ia pelajari terus. Tapi sebelum ia mengangkat tongkat, gerakan Hua Kunling tertahan. Tangan Mu Yujin lebih dulu melemparkan Benang Racun yang mekar di depan muka Hua Kunling lalu sebuah energi hitam yang besar menjerat leher Hua Kunling. Benang-benang yang menjerat di lehernya itu meresap ke dalam dan berubah menjadi cairan hitam.

Cairan racun.

Hua Kunling ingin bicara. Tapi kesadarannya lama-lama hilang. Ia tahu racun sudah menyebar di sekitar tubuhnya. Kekuatan mengerikan ini tidak sempat ia beritakan pada siapapun. Dalam detik-detik terakhir yang ia miliki, Hua Kunling hanya memikirkan bagaimana kedua sekte besar bisa menghadapi kekuatan aneh milik Sekte Tengkorak ini. Meski ia tidak tahu di mana Hua Linxing berada, tapi besar harapannya, wanita itu berada jauh dari Kota Yu Meng. Sudah menemukan Pendekar Naga dan sudah hendak menyerang istana. Sehingga semua penyesalan yang ia hadapi hari ini bisa tercabut dan ia bisa mati dengan tenang.

Sayangnya...

Hua Kunling tidak tahu apa-apa.

Ia menutup mata dan mati di tempat.

Malam itu, Sekte Penyu Samudera sudah jatuh di tangan Sekte Tengkorak. Mu Yujin tersenyum puas.

"Geledah semua tempat. Kita harus menemukan Hua Linxing secepatnya."

***

Pendekar Lotus PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang