"Terkejut, ya?" dia menyahut lembut. Di bibirnya, tersungging senyum licik. Pemandangan tiga tahun yang lalu—ketika gadis itu masih menggunakan hanfu merah muda, turun dari panggung setelah menari-nari di depan Toko Arak dan Gadis Musim Semi di pasar Istana Kota nyaris menghilang. Dengan gaun sutra merah dijahit dengan benang emas, rambut panjang disanggul menggunakan tiara dan mengenakan beberapa perhiasan mewah, Bai Naxing nampak jauh lebih dewasa. Perawakannya amat berbeda dan itu membuat Bai Lianhua mematung. Di dalam rumah, ayahnya berdiri dengan wajah murung. Seolah habis mendengar sesuatu yang Bai Lianhua lewatkan.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Bai Lianhua lurus. Bai Lianhua ingin segera meluapkan semua emosi yang ia tahan dari dua hari kemarin, tapi entah kenapa aura Bai Naxing yang berubah total menghentikan Bai Lianhua.
Tanpa menjawab, Bai Naxing mengangkat tangan, dan seorang pelayan yang dari tadi menunduk di sebelahnya mengulurkan sebuah gulungan. Bai Lianhua menerima itu dan membuka gulungan.
Jelas-jelas itu sebuah undangan pernikahan. Tapi yang membuat Bai Lianhua terkejut adalah undangan pernikahan itu dibuat sangat resmi dan memiliki stempel kekaisaran. Mata Bai Lianhua nyaris melotot, ia mencengkram gulungan itu erat-erat lalu melihat Bai Naxing di depannya. Gadis itu sudah tersenyum manis.
"Kau tentu akan datang, bukan?" katanya tanpa menanyakan lebih apakah Bai Lianhua paham.
Tentu saja Bai Lianhua paham arti surat itu.
"Apa maksudnya ini?" Padahal bukan itu yang ingin dia katakan, tapi Bai Lianhua terlalu terkejut sampai otaknya tersendat-sendat mengeluarkan kata-kata.
Bai Naxing tentu saja menikmati semua itu dengan tersenyum. "Kau pasti berpikir aku masih seorang pekerja di kedai arak itu, bukan?" kata-katanya pelan. Ia berjalan lambat ke depan Bai Lianhua. Dulu Bai Lianhua masih harus menunduk untuk menatap gadis itu, tapi sekarang gadis itu tumbuh subur. Sudah melewati masa pubertas dan ia berubah tambah cantik. Lebih cantik dari Gao Renwei yang dulu, bahkan.
"Apa yang kau lakukan selama ini?" sahut Bai Lianhua rendah. Penuh kecurigaan. Bai Naxing bisa merasakan kecurigaan itu dan ia tidak peduli. Senyumnya tetap mengembang bangga seolah kecurigaan Bai Lianhua bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
"Karena kau kakak tiriku, maka aku akan menjelaskannya padamu," dia menegakkan punggung dan mendongakkan dagunya, "aku adalah putri yang dijodohkan oleh kakek leluhurku karena beliau pernah membantu kaisar Li Gongyi. Kakekku, adalah mantan jenderal yang membantu pemusnahan pendekar. Aku juga baru mengetahuinya tiga tahun yang lalu. Tepat ketika kau membawa ayah ke sini. Untung saja ibuku yang jahat itu masih menyimpan Tiara Kerajaan yang sempat diberikan Kaisar Li Gongyi pada kakekku bertahun-tahun yang lalu. Dengan tiara itu, aku menerima perintah untuk menjadi calon istri sekaligus calon permaisuri masa depan Kota Li Ming. Fantastis, bukan?"
Mata Bai Lianhua mengerjap tak percaya. Bagaimana bisa? Takdir macam apa itu?
Tiba-tiba Bai Naxing tertawa, "Sebenarnya ibuku juga tidak tahu. Kalau bukan karena salah seorang pesuruh istana datang ke kediamanku tiga tahun yang lalu dan menanyakan sebuah tiara, mungkin ibuku akan menjualnya hari itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Lotus Putih
Fantasia(prequel Pendekar Naga dan Tuan Putri) Completed - Bai Lianhua, atau orang-orang mengenalnya sebagai Hei Lianhua; Wanita Lotus Hitam yang kejam dan dingin. Ia menebar teror dengan membunuh semua para pejabat dan petinggi negara yang bertindak semaun...