I. Chapter 5 : Siapa Nenek Teratai sebenarnya?

40 5 0
                                    


"Tidak! Bukan seperti itu ceritanya—nenek, kau salah!" Walau kepala Bai Lianhua sedikit terasa pusing karena kisah Legenda Tiga Langit yang baru diceritakan Nenek Teratai tadi, tapi Bai Lianhua tidak bisa memastikan keaslian cerita tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak! Bukan seperti itu ceritanya—nenek, kau salah!" Walau kepala Bai Lianhua sedikit terasa pusing karena kisah Legenda Tiga Langit yang baru diceritakan Nenek Teratai tadi, tapi Bai Lianhua tidak bisa memastikan keaslian cerita tersebut. Pula, bagaimana ceritanya kalau selama ini ternyata ada empat dewa? Bukannya tiga?

    Bai Lianhua menatap nenek teratai setengah marah.

    "Nenek, apa kau seorang pendekar? Apa kau orang-orang yang mengkhianati kaisar?"

    Nenek Teratai menyipitkan mata, "kau masih enam belas tahun. Tahu apa kau soal kekaisaran?"

    Begitu mau menjawab, Bai Lianhua sadar kalau ia tidak tahu apa-apa soal istana selain betapa megahnya pagoda istana dan gagahnya para prajurit Organisasi Pendekar yang sering ia temui di jalan-jalan utama Istana Kota. Selebihnya soal sejarah, sebetulnya Bai Lianhua hanya menganggap itu seperti dongeng lama yang tidak ada artinya.

    "Xiao Hua, aku memberitahu ini karena kau pernah menyelamatkanku. Andai waktu itu kau tidak menyelamatkanku, mungkin aku sudah mati. Dan titah yang seharusnya kupenuhi, tidak akan pernah tercapai."

    Beberapa detik, Bai Lianhua termenung. Ia memang masih anak-anak. Tapi selama dua tahun berlatih silat, cara pandang dan berpikir Bai Lianhua tidak sedangkal itu. Ia bisa menganalisa dan tahu mana yang baik dan buruk sesuai norma dan kebiasaan orang-orang di sekitar sini.

    "Kenapa kau mau mati, nek? Dan titah apa yang kau maksud?"

    Nenek Teratai melirik Bai Lianhua dengan tatapan menyindir. "Aku akan memberitahumu jika kau percaya kisah Legenda Tiga Langit yang sesungguhnya."

    Bai Lianhua mendengus pelan. "Kalau apa yang kau katakan itu memang benar, lalu kenapa akademi dan para guru bahkan semua orang di dunia ini tahunya para pendekarlah yang jahat dan ingin merebut pusaka kekaisaran? Kenapa ceritanya jadi terbalik?"

    "Itu karena Kaisar Li Gongyi menghancurkan semua catatan sejarah tentang kekaisaran dan pendekar yang ada di Sekte Rajawali. Jadi sampai sekarang mereka tidak pernah punya dokumen sejarah aslinya. Dia takut para pendekar mengambil pusakanya dan membuatnya kehilangan semua kemakmurannya"

    "Lalu kau punya dokumennya, nek?"

    "Tentu punya. Kami para sekte 3 dewa agung saling berhubungan erat. Sebelum Sekte Rajawali dibakar habis-habisan oleh Kaisar Li Gongyi, mereka menyelamatkan dokumen penting itu untuk suatu hari dikembalikan pada dunia."

    Bai Lianhua menatap Nenek Teratai serius. "Kau mau memberitahu kisah Legenda Tiga Langit yang asli kepada semua orang? Tapi bagaimana caranya? Oh—apa kau akan ke istana kekaisaran dan memberitahunya langsung?"

    Kali ini Nenek Teratai memukul Bai Lianhua dengan tenaga. Bai Lianhua malah diam saja, tidak merasa sakit sama sekali karena pikirannya sudah terlalu fokus dengan tujuan Nenek Teratai yang menurutnya mustahil.

    "Kau ini menyimak atau tidak sih dari tadi? Dengan Kaisar Li Gongyi yang memusnahkan para pendekar seratus tahun yang lalu, tentu saja para pendekar tidak bisa sembarangan muncul di sekitar istana. Kau sendiri jelas tahu kalau prajurit Organisasi Pendekar sangat sadis. Mereka punya kekuatan yang bisa melumpuhkan para pendekar. Padahal, aku tahu jelas kalau kekuatan itu pasti mereka dapatkan dari pusaka tiga sekte."

    Bai Lianhua terdiam. Sudah tidak mengikuti maksud Nenek Teratai karena bingung.

    "Lalu... bagaimana caramu memberitahu kaisar tentang legenda yang sesungguhnya jika kau tidak bisa langsung ke istana? Apakah kita harus menghancurkan Organisasi Pendekar itu?" begitu mengatakannya, Bai Lianhua langsung bersemangat. Sekarang ia tahu maksud dan tujuan Nenek Teratai. Dia seorang pendekar. Dan seorang pendekar tidak bisa sembarangan terlihat oleh prajurit Organisasi Pendekar. Karena jika terlihat, bisa saja dilumpuhkan dan dibakar seperti tradisi kekaisaran yang memusnahkan para pendekar seperti dulu kala.

    "Harusnya begitu. Tadinya aku berencana memusnahkan Organisasi Pendekar dan bertemu kaisar. Sayangnya, mereka punya kekuatan yang sangat kuat dan membuat seluruh kungfu ku tidak berguna. Mereka berhasil melumpuhkanku. Tapi untungnya aku berhasil kabur dan bersembunyi di sini."

    Seketika Bai Lianhua paham kenapa Nenek Teratai selama ini tidak pernah berbaur ke orang-orang di kampung dan memilih bertahan di rawa menyedihkan ini. Itu semua karena nenek teratai tidak mau terlihat prajurit Organisasi Pendekar. Kalau nenek teratai sampai ketahuan, ia bisa dibakar dan misinya benar-benar gagal total. Tapi, misi apa sebetulnya yang nenek teratai harus penuhi?

    "Waktu kau menemukanku, itu sebetulnya aku sudah berniat bunuh diri."

    "Bunuh diri?!" teriak Bai Lianhua kaget.

    Nenek Teratai memunculkan senyum kecil. "Kau tidak pernah tahu rasanya kehilangan semua tenaga dalammu. Karena sekarang, kau baru memilikinya. Aku sengaja melatihmu sambil aku sendiri memulihkan tenagaku kembali. Tapi itu tidak mudah. Belajar kungfu sendiri butuh berpuluh-puluh tahun. Dengan kekuatan yang kumiliki dan bagaimana prajurit Organisasi Pendekar merenggutnya dariku, usahanya tidak secepat itu. Makanya aku bertahan dan bersembunyi di sini sambil mempertimbangkan apakah kau sudah siap mengetahui ini semua."

    Bai Lianhua berkedip-kedip lagi. Kali ini sedikit terharu. "Kalau begitu nenek sudah percaya padaku? Kalau begitu kau siap memberikanku tongkat emas kura-kura yang kau bilang?!"

    Nenek Teratai menyentil kening Bai Lianhua. Anak itu mengaduh kecil. "Pikiranmu ini hanya tongkat terus."

    Bai Lianhua terkekeh. "Memangnya, apa sih titah yang harus kau penuhi itu?"

    Sebelum menjawab, Nenek Teratai menatap Bai Lianhua lama dan bersungguh-sungguh. Melenyapkan segala masalah sepele yang bisa saja terlintas di kepala anak itu.

    "Aku harus menemukan Pendekar Naga. Sekte Rajawali sudah dibakar, Sekte Penyu Samudera sudah terancam. Tinggal Sekte Macan Putih yang ada di kampung sana. Mereka semua sudah tidak mengajarkan ilmu silat dan tenaga dalam. Semuanya berpura-pura mengajarkan ilmu bertarung dan bela diri sederhana tanpa tenaga dalam. Tapi kami semua memiliki rencana ini."

    "Rencana apa? Nek, kau tadi cuma bilang tiga sekte. Bukankah ada empat dewa? Setiap dewa punya sekte, bukan?"

    "Tidak. Kecuali Naga Gunung. Karena dia sudah mati lebih dulu untuk mengorbankan nyawanya, tidak ada manusia yang berhasil mendapatkan keturunan dari kekuatannya. Kabarnya hanya seekor naga yang ada di pegunungan Zainan yang memilikinya. Tapi..."

    Nenek Teratai mengangkat giok lotus di tangannya, membiarkan sinar bulan menjatuhi permukaan giok putih dan lembut itu. Benda itu jadi nampak indah sekali di mata Bai Lianhua.

    "Aku mendapat petunjuk dari Dewa Penyu lewat mimpi bahwa sebenarnya ada satu anak yang memiliki kekuatan naga itu. Dan dengan anak itu, seharusnya kita semua bisa bersatu untuk mengalahkan Organisasi Pendekar dan memberitahu kaisar kisah asli Legenda Tiga Langit. Bahwa sesungguhnya para pendekar ingin melindungi mereka, bukan sebaliknya."

***

Pendekar Lotus PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang