Satu minggu setelah Bai Lianhua meninggalkan Kampung Shanyi, ia mencari pekerjaan yang cocok untuk bocah seumurannya. Untung ada satu kedai teh yang mau menerimanya menjadi pelayan tamu bagian depan. Pekerjaannya mudah, hanya tinggal menawarkan menu-menu camilan baru dan beberapa teh-teh kelas atas milik bos kedai. Dari pendapatan itu, Bai Lianhua bisa membayar penginapan selama satu minggu karena ia dibayar perhari.
Selama satu minggu itu juga, setiap selesai bekerja, Bai Lianhua langsung mengintai kediaman Du lagi. Gao Renwei punya banyak karyawan di toko kainnya. Dia tidak sering berada di toko. Kadang-kadang dia bertegur sapa dengan pemilik toko yang lain dan mengobrol tanpa memikirkan keadaan Bai Junhui yang setiap hari dikuncikan di kediaman.
Setiap sore sebelum Gao Renwei pulang, Bai Lianhua memanjat pohon dan kembali memperhatikan ayahnya diam-diam. Walaupun dikuncikan di rumah, Bai Junhui mulai melukis sesuatu. Hari pertama Bai Lianhua melihat kertasnya dicat tinta hitam. Seluruh kanvasnya berubah gelap. Bai Lianhua pikir ayahnya ingin membuat kaligrafi putih. Tapi ternyata, sampai hari-hari berikutnya, ayahnya tetap melukis dengan tinta hitam di kanvas hitam.
Sesekali ia ingin turun dan bertanya maksud dari lukisan itu apa, tapi Bai Lianhua tidak punya kesempatan karena takut Gao Renwei selalu datang bertepatan. Alhasil, Bai Lianhua diam-diam memikirkan itu setiap malamnya. Sementara di Toko Arak dan Gadis Musim Semi, Bai Lianhua tidak pernah lagi melihat Bai Naxing.
Apakah adik tirinya itu sudah dibawa ke suatu tempat?
Malam itu, ketika Bai Lianhua memikirkan ibunya, ia meratapi langit malam yang terasa asing. Dulu, Istana Kota adalah sesuatu yang mewah dan menyenangkan. Bagi anak seumurannya, Bai Lianhua selalu bercita-cita bisa bermain di sekitar Istana Kota dan melihat Pagoda Istana yang megah seperti pertama kali. Tapi siapa kira kalau semua impian itu luntur disapu kenyataan yang tragis?
Bai Lianhua malah harus menjadikan Istana Kota sebagai saksi perjuangannya menyelamatkan keluarganya kembali.
Beberapa menit kemudian, setelah dirasanya mengantuk, dari luar jendela terdengar suara jarum besi melesat cepat membelah angin. Bai Lianhua langsung siaga, ia menoleh dan menyingkir cepat untuk menutup jendela. Namun sebuah suara lebih dulu menahannya.
"Adik Hua!"
"Kak Denghou?"
Denghou dan Zhou Peng melompat dari seberang atap bangunan menggunakan tali tipis yang menyambung dari jarum yang sudah tertancap di dinding luar. Bai Lianhua terkejut sekaligus merasa gembira. Sibuk mengurus ayahnya satu minggu ini ternyata membuatnya merindukan kakak seperguruan. Ia memandang ke bawah, memeriksa apakah ada prajurit penjaga, lalu buru-buru menyuruh keduanya masuk ke kamar.
"Wah, Kak Denghou, bagaimana kau bisa ada di sini? Sedang apa kalian?" tanya Bai Lianhua saat Zhou Peng menarik jarum kembali.
"Adik, aku bukannya mau mengganggu waktumu, tapi keadaan sudah semakin gawat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Lotus Putih
Fantasia(prequel Pendekar Naga dan Tuan Putri) Completed - Bai Lianhua, atau orang-orang mengenalnya sebagai Hei Lianhua; Wanita Lotus Hitam yang kejam dan dingin. Ia menebar teror dengan membunuh semua para pejabat dan petinggi negara yang bertindak semaun...