10. Insiden

3.2K 334 13
                                    

"Kenapa bisa salting?"

"Ya menurut lu aja gimana!"

Jujur, Varsha tidak mengerti.

"Udahlah! Makan cepet!" Gadis itu pun melihat ke arah piringnya dan terkejut. "Buset?! Ini siapa yang naro ini???"

"Kamu."

"Hah? Oh.." Vanilla langsung merutuki dirinya karena tak sadar. Tapi, ia berusaha bersikap biasa agar tidak semakin terlihat kikuk. "Ck, gimana gue makannya ini? Buang aja lah, ini terlalu banyak dan kecampur."

"Sayang.."

Sontak, gadis itu langsung mengarahkan tatapan terkejutnya pada Varsha. "Apa???" Tanyanya meminta pengulangan.

"Jangan dibuang, sayang."

Digaruknya pelipis yang tak gatal, "Oh." Lalu dilihatnya lagi makanan di piringnya, "Terus gimana?? Gue gak mau makan kalo kebanyakan begini! Masa sayur asem campur sarden? Aneh ah, gak mau!"

"Sini tuker."

"Apanya?"

"Makanan kamu buat saya. Piring saya masih kosong. Kamu isi makanannya dengan benar." Gadis itu menyodorkan piring kosong tersebut pada Vanilla.

Ditatapnya piring itu dengan dirinya yang terdiam.

"Kenapa?"

"Emang lu mau makan ini semua?"

"Saya memang mau coba semua."

"Yakin???"

"Iya."

Dengan pelan, Vanilla pun memberikan piring miliknya pada Varsha dan mengambil piring kosong itu. "Beneran gak apa-apa???"

"Memang kenapa?"

"Jangan sampe lu terpaksa mau makan itu."

"Kenapa terpaksa? Saya memang mau nyoba semua." Dan itu benar adanya. Karena bingung ingin makan dengan apa, lebih baik ia coba semuanya.

"Yaudah deh, thanks!"

Keduanya pun mulai makan dengan tenang setelah Vanilla juga mengambil makanan miliknya. Tidak ada lagi yang bicara. Ruang makan hening itu hanya dihiasi oleh suara dentingan sendok dari piring dari kedua gadis itu.

Ceklek!

Di sela-sela makan mereka, terdengar suara pintu depan yang dibuka dan ditutup kembali. Sepertinya ada yang masuk.

Langkah kaki terdengar mendekati tempat di mana mereka berada sekarang. Samar-samar bayangan pun dapat Vanilla lihat dari ambang pintu ruang makan.

"Pa??" Vanila dapat mendengar suara pancingan yang diletakkan.

"Yaaa?"

"Oh... Udah pulang?"

Pria itu memasuki ruang makan dengan pakaiannya yang banyak meninggalkan jejak basah. "Eh, lagi sama temen??"

"Iya, ini Varsha. Dia gak pernah ke sini jadi Papa mungkin gak akan kenal."

"Selamat siang..." Varsha menganggukan kepalanya sekilas. "Maaf saya izin makan siang di sini."

"Ohhh, gak apa-apa! Silahkan! Makan yang banyak, ya!! Siapa tadi? Varsha??? Satu kelas kalian?"

"Iya, Pa. Btw, ikannya gak dapet???"

"Huft, enggak. Masa Papa cuma dapet satu! Biasanya aja paling dikit lima!"

"Hahahah!!! Lagian kalian 'kan mancingnya sering. Gimana gak abis kolamnya?"

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang