"Lu nanya begitu gara-gara sok polos atau emang tolol?"
Varsha mengerutkan alisnya.
Dilihatnya pintu kamar mandi yang masih tertutup dan juga air yang masih bergemericik menandakan bahwa Vanilla belum selesai dengan acara mandinya. Wren pun akhirnya turun dari ranjang dan berjalan mendekati ranjang Varsha.
"Kamu mau apa?"
"Gue jelasin kalo emang lu gak ngerti." Gadis itu berdehem sekilas lalu mengangkat kedua tangannya membentuk tanda peace. "Liat sini! Ini lu, ini Val!"
Alis Varsha semakin berkerut. Bagaimana bisa dirinya dan Vanilla digambarkan oleh dua buah jari?
Kemudian, Wren satukan kedua tangan itu membentuk gerakan layaknya gunting. "Nanti kalian gini ni, tapi prosesnya lebih rumit. Gak bisa tinggal eum terus langsung jadi anak."
"Ngapain itu?"
"Ck ah! Masa lu gak ngerti sih?! Tolol beneran sih ini..."
Varsha langsung menepis tangan itu agar berhenti membuat gerakan menggunting. "Saya gak bodoh."
"Oh, lu ngerti?"
Gadis itu menghela nafas. "Yang saya gak ngerti, gimana caranya saya dan Valla bisa bikin anak sedangkan kita perempuan. Kamu gak perlu ngejelasin tentang cara berhubungan itu." Tatapannya nampak sinis melihat gadis itu. Jujur saja, apa yang Wren lakukan barusan sedikit membuatnya malu.
"Yaaa tinggal kek begituan, tapi ngikut prosedur apaan tau biar kalian bisa memproduksi orok. Yang gue tau sih ada caranya dari sisi medis. Cari aja lah sendiri! Tapi...ada cara yang lebih gampang selain itu."
Nampak raut penasaran dari wajah Varsha. "Apa??"
"Salah satu dari kalian nganu aja sama laki-laki lain biar dapet anak." Jawaban gadis itu langsung mendapat siraman air sisa sedikit dalam gelas di atas nakas Varsha. "Maksud lu apa, anjir?!" Wren mengepalkan tangannya hendak meninju gadis yang setengah berbaring itu.
"Pikiran kamu udah terlalu liar, butuh siraman rohani. Tadi airnya udah saya kasih doa."
"Gue cuma ngasih lu solusi ya, Varah- Varsha! Apalah nama lu! Dan lu malah siram gue?! Awas aja!" Wren berjalan menuju nakasnya dan mengambil gelas yang berisi air sisa setengah.
Sontak Varsha melindungi kepalanya dari serangan gadis itu. "Solusi terakhir kamu gak waras!"
"Ya siapa suruh nanya gituan???" Tangannya terus mengarahkan gelas itu pada Varsha.
"Yaudah yaudah gak usah dibahas lagi!" Dan Varsha masih berusaha melindungi kepalanya itu.
"Lu lagi sakit ya, gue hargain! Kalo sembuh gak gue lepas lu! Lu siram pake air segelas, gue siram lu pake air segalon! Liat aja!" Ditaruhnya kembali gelas itu pada nakas.
"Saya cuma siram kamu sedikit."
"Setetes pun gue bales!" Wren kembali menuju ranjangnya.
"Kamu sini dulu."
Tubuhnya yang hendak menaiki ranjang, ia urungkan dan berjalan kembali menuju ranjang Varsha. "Mentang-mentang abis ditusuk, seenaknya lu nyuruh gue bolak-balik! Apaan lagi?! Sekali lagi lu nanya yang gak masuk akal, gue gunting infusan lu!"
"Enggak. Sini dulu."
"Apasih?!" Badannya pun sedikit membungkuk karena merasa bahwa Varsha akan mengatakan suatu hal yang sangat penting.
"Kamu udah terima kalo saya deket sama Valla?"
"Itu lu tanyain????? Menurut lu aja gimana!!"
"Enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
Teen Fiction(Completed) Kok ada ya manusia unik kayak gitu? Gak gak, lebih tepatnya ANEH! Bertemu dengannya adalah suatu ketidaksengajaan yang aku harapkan. #GXG