24. Cemburu

3K 254 30
                                    

Segera saja Wren menggeser duduknya menjauhi gadis itu. "Gak usah deket-deket!" Kemudian, ia pun lanjut memakan nasi gorengnya.

Tapi, Varsha justru ikut menggeser duduknya mendekati gadis itu. Ia hanya tak ingin pembicaraannya ini di dengar oleh orang lain walaupun di sana hanya ada mereka bertiga yang salah satunya adalah tukang nasi goreng.

Wren berdecih lalu kembali menggeser duduknya dengan tangan yang masih memegangi piring berisi nasi goreng sisa sedikit.

Melihat itu, Varsha pun ikut menggeser duduknya lagi.

"Lu!!! Dibilang jangan deket-deket! Pergi dah sana! Kek jelangkung banget dateng tiba-tiba!"

Varsha pun menghela nafas lalu bangkit dari duduknya.

"WEHH!!!"

Gubrak!

Ia terbelalak melihat Wren yang terjatuh akibat duduk di kursi panjang terlalu ujung. Otomatis saat Varsha berdiri, kursi itu tak memiliki beban apapun di tengahnya sehingga membuatnya terangkat.

"A***** lu! B****** t** g****** m***** ***#*####*#!!!!"

"Yailaaa! Makanya jangan duduk di ujung luu!" Tukang nasi goreng itu mendekat sembari memegangi keningnya. "Kursi gue kagak rusak kan ini??"

"Asem lu, Bang! Gak akan gue beli lagi nasi gorengnya!" Wren berusaha bangkit dengan tubuhnya yang terhambur nasi goreng.

"Ya salah siapa duduk di ujung?? Udah tau buanyak insiden orang kejengkang! Gak belajar dari pengalaman ni bocah!"

Wren mendengus lalu beralih menatap tajam Varsha. "Empati lu mana, anjir?! Lu yang bikin gue jatoh! Malah diem kek gak ada dosa! Anjir lu!"

"Maaf..." Varsha membungkukkan badannya dan mengulurkan tangan.

Wren menengadah, tidak sudi menerima tangan itu. "Awas awas! Bisa sendiri gue!"

"Ayo saya bantu."

Karena merasa bokongnya sakit dan menyulitkannya untuk bangkit, Wren pun mau tak mau menerima uluran tangan itu dengan sangat TERPAKSA. "Ck! Ngh!" Saat sudah berdiri, ia kibas-kibaskan bajunya itu agar nasi goreng yang menimpanya berjatuhan.

Melihat itu, Varsha pun membantunya dengan mengusap-ngusap baju bagian depan Wren.

"Apesi?! Gak usah pegang-pegang!" Wren menepis tangan Varsha dan sedikit menjauh.

"Maaf sekali lagi. Saya gak tau kalo kursinya bisa begitu."

"Gak gue maafin! Sekarang pergi! Ganggu bat lu!" Ia pun berjalan mendekati tukang nasi goreng yang sudah kembali di dekat gerobaknya. "Nih, Bang duitnya! Gue balik dulu!"

"Bakal beli lagi gak lu???"

"Kagak! Males!"

"Yah, jan gitu lah! Lu pelanggan setia gue iniii!"

"Kursinya benerin dulu tuh! Jelek banget! Dah ah, gue balik dulu!" Ia pun melangkahkan kakinya pergi dari sana.

"Neng, beli nasi goreng gak, Neng?" Tanyanya pada Varsha yang hendak mengikuti Wren.

"Enggak, makasih." Gadis itu pun berjalan dengan cepat sebelum Wren semakin menjauh. "Wren."

"Lu ngapain ngikutin gue si?!"

"Kita harus bicara."

"Dibilang ogah! Gue mau balik! Udah sana sana ah!!"

Tidak ia pedulikan usiran gadis itu. Varsha tetap jalan mendekat dan kini sudah berada di sampingnya. "Saya mau minta maaf."

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang