"Wren!!!" Vanilla sudah mengelilingi hampir seluruh area sekolahnya hanya untuk mencari gadis itu. Padahal, sekolah mereka adalah sekolah yang cukup luas serta bertingkat. "Wren!! Mana sih tu anak si Yanto?!" Tapi, gadis itu tidak merasa lelah sampai akhirnya ia melihat sang sahabat tengah berjongkok di balik semak-semak halaman belakang. "Wren!"
Gadis yang dipanggil itu menoleh, melihat ke arah Vanilla yang ngos-ngosan. "Apa?"
"Gue cariin juga lu! Ngapain di sini???"
Wren kembali menunduk dengan tangannya yang seolah memegang sesuatu di sana, "Ada anak anying di sini. Dia kelaparan, liat." Ia mengelus hewan tersebut dengan lembut.
Vanilla ikut berjongkok, "Punya siapa?" Tangannya ikut mengelus anak anjing itu dengan sayang.
"Gak tau. Pelan-pelan, Val, jangan kasar-kasar megangnya." Wren tersenyum, "Kecil banget, gemes lagi warnanya coklat. Trus bulet juga, bulunya tebel."
"Hihihi, iya ya. Ini gue pegang-pegang juga empuk hahah, lucu!"
"HEY!"
Kedua gadis itu sontak melihat ke arah sumber suara yang tak jauh dari mereka.
"Kalian ngapain di balik semak-semak?! Berbuat tindakan asusila, ya?! Apa lagi itu yang kecil, warnanya coklat, bulet, tebel, berbulu, mana empuk?! Apa itu, hah?!!" Seorang wanita paruh baya dengan tompel di bawah hidungnya yang terus bergerak setiap kali ia bicara, memelototi Vanilla dan Wren yang hanya diam di sana. "Keluar dulu kalian dari sana!"
Mereka pun menurut dan menghampiri wanita itu.
Ditatapnya dari atas sampai bawah kedua gadis yang menunduk itu. "Ngapain kalian tadi di semak-semak?!"
Vanilla sedikit menoleh dan berbisik pada Wren, "Muncrat..."
"Gue juga kena."
"HEY! JAWAB!"
"Nganu, Bu..." Wren mulai buka suara, "Tadi di sana kita nemu yang kecil--"
"Yang kecil apa?!!!"
"M-maksudnya anjing kecil. Tapi saya gak tau, dia namanya Helly atau bukan."
"Anjing?!"
Wren mengangguk, "Kalo Ibu gak percaya, Ibu bisa liat sendiri di balik semak-semak itu."
"Awas kalo kamu bohong! Saya catat perbuatan kamu!" Wanita yang ternyata diketahui bahwa ia adalah seorang guru BK, berjalan ke arah semak-semak sembari menatap Wren penuh peringatan. "Hey! Gak ada apa-apa di sini!"
Wren dan Vanilla pun menghampiri dan tidak mendapati seekor anjing pun di sana.
"Kamu bohongin saya?!! Bener-bener, ya! Ayo kalian ikut saya!"
"Cari anak anjingnya?" Tanya Vanilla.
"Ikut ke ruangan saya!!! Cepet!! Perbuatan kalian tadi benar-benar memalukkan! Sudah berbuat tindakan asusila, berani membohongi guru pula! Dasar generasi muda!"
"Permisi." Saat kedua gadis itu hendak digiring menuju ruang BK, datanglah seorang gadis lain dengan sesuatu di tangannya.
"ANJINGNYA ITU IBU!" Sontak Wren menunjuk sesuatu yang di bawa oleh gadis tadi.
"Kamu ngatain saya anjing???" Guru BK semakin murka.
"A-anu, Bu. Maksud temen saya, Ibu itu anjingnya. Eh."
Wren meringis sembari menyenggol lengan Vanilla, "Maksud saya... Ibu, itu anjingnya. Anjing yang tadi ada di semak-semak itu."
Gadis tadi menurunkan anjing tersebut dan membiarkannya berlari menerobos pagar kawat yang berlubang tak jauh dari mereka berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
Roman pour Adolescents(Completed) Kok ada ya manusia unik kayak gitu? Gak gak, lebih tepatnya ANEH! Bertemu dengannya adalah suatu ketidaksengajaan yang aku harapkan. #GXG