"Hah?" Vanilla terdiam ditempatnya.
"Liat posisi kamu sekarang."
Gadis itu pun menunduk dan melihat tubuhnya yang memepet Varsha setelah tadi dirinya yang bertanya itu. "Oh." Lantas ia pun menjauhkan tubuhnya.
"Sekarang lagi gak deket sama siapa-siapa." Ucap Varsha setelahnya.
Dan di sana, Vanila pun hanya bisa mendengus.
"Kamu?"
Kemudian, kepala gadis itu kembali menoleh, "Enggak ada. Tapi, gue mau deketin orang."
"Oh, siapa?"
Dengan wajah sedikit cemberutnya, Vanilla pun menjawab, "Elu!!"
"Kayak mepet-mepet tadi?"
"Bukan, akh!!!" Semakin kesal saja dia.
Tapi bagaimana lagi, sepertinya apa yang dikatakan Wren memang benar bahwa dirinya menyukai Varsha. Ia tentu tak ingin membuang-buang kesempatan dengan belagak biasa saja demi menahan perasaannya. Jika suatu saat Varsha betul-betul menemukan cintanya--mengingat gadis itu yang cukup memiliki banyak pengagum, apakah nanti dirinya tak akan menyesal? Lebih baik ia langsung dekati saja dan siapa tahu beruntung. Ya, walaupun harus diselingi kekesalan terlebih dahulu.
Tapi jujur saja, menurutnya walaupun Varsha aneh, gadis itu cukup spesial. Entah mengapa setelah Varsha membuatnya kesal berkali-kali, ia justru malah menyukainya. Tidak, Vanilla tidak menyukai Varsha setelah akhirnya mereka terlibat komunikasi tempo hari di kantin.
Saat pertama kali masuk sebagai siswa baru di SMA Darksinarga, gadis itu sudah mulai tertarik pada sosok Varsha yang nampak mencolok di matanya.
Varsha memang berpenampilan normal seperti gadis pada umumnya. Tapi gerak-gerik serta ucapan-ucapan gadis itu jika berbicara dengan orang lain, cukup menyita perhatiannya. Dan mulai saat itu lah ia penasaran pada sosok gadis jangkung itu.
Ingin berkenalan, tapi rasanya Varsha susah didekati. Ingin tahu namanya, tapi bahkan seisi kelas pun nampak tidak ada yang berteman dengan gadis itu.
Untunglah TOD waktu itu sedikit membantunya untuk mulai berinteraksi dengan Varsha walaupun, jujur ia beberapa kali betul-betul merasakan kekesalan. Dan untunglah, sahabatnya pun membantu untuk mencari tahu namanya. Kemudian, kini ia bisa selalu berinteraksi dan semakin dekat dengan gadis itu karena sesuatu yang mengikatnya.
Tidak estetik, tapi namanya memang 'hutang'.
"Var, PDKT-an, yuk! Kayaknya gue demen deh sama lu..." Ucapnya tanpa basa-basi lagi namun tentunya dengan jantung yang berdebar hebat.
Jika kalian berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang mudah karena kita tahu mereka saling suka, sepertinya salah besar.
Varsha hanya diam menatap gadis itu.
"Yaaa, kita sama-sama cewek sih dan mungkin agak gimana gitu... Tapi, gimana dong?"
"Kamu sebenernya lagi ngomongin apa?"
Vanilla yang semula menatap ke depan dengan raut wajah malu-malu, langsung menatap tajam Varsha melalui ekor matanya. "Lu sebenernya paham atau pura-pura bego, sih? Jangan matahin semangat gue, dong! Malu malu gini juga gue kasih tau kalo gue suka sama lu! Seenggaknya kaget kek, apa kek!"
"Kamu suka sama saya?"
"Iyaa!! Ish!" Gadis itu mendengus keras.
"Ohh, makasih."
Ditatapnya kembali Varsha yang berada di sampingnya. "Begitu doang??? Awas aja ya kalo nanti lu juga suka sama gue! Gue bakal jawab, 'y thanks' doang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
Teen Fiction(Completed) Kok ada ya manusia unik kayak gitu? Gak gak, lebih tepatnya ANEH! Bertemu dengannya adalah suatu ketidaksengajaan yang aku harapkan. #GXG