~ BEAM POV ~
Aku mengingat semuanya ... semua yang terjadi tadi malam.
Berapa banyak minuman keras yang ku minum...
Saat Kit memutuskan untuk kembali ke kamar kami...
Bulan-bulan itu jatuh ke lantai...
Percakapan yang ku mulai dengan Forth...
Dan ciuman hangat yang kami bagi bersama...
Aku ingat itu ... itu kenyataan yang mengejutkanku saat aku membuka mata dari tidur nyenyak. Aku pikir, itu semua hanya mimpi... tapi, itu tidak dan tidak akan pernah terjadi. Aku bahkan tidak bisa memikirkan kepalaku yang berdenyut-denyut saat pikiranku dipenuhi dengan kenangan itu.
Aku kacau...
"Akhirnya, Yang Mulia telah sadar,"
Ku pikir, aku mendengar suara Kit dari kejauhan, tetapi aku hanya bisa melihat kehampaan saat aku mendekonstruksi detail acara kemarin.
"Ini sudah siang. Kau harus bangun jika Kau tidak ingin kita ditinggalkan oleh yang lain."
Apa? Apa yang dia katakan? Ditinggal yang lain? Kenapa? Kenapa mereka meninggalkan kita? Dan siapa mereka?
"Oi, Beam. Apakah kau sudah bangun? Atau kau masih bermimpi?"
Mimpi? Mungkin itu hanya mimpi. Aku harap... aku sangat berharap semuanya hanya mimpi, karena aku tidak tahu bagaimana aku bisa menghadapinya. Pikiranku benar-benar berkabut, aku merasa seperti ---
Plak!!
Pukulan keras di kepala, membawaku kembali dari lamunanku. Aww! Sakit sekali!
Aku memelototi orang yang bertanggung jawab untuk ini. Tapi, Kit sepertinya tidak menyadari apa yang dia lakukan. Dia hanya menyeringai lebar seolah dia tidak memukulku sama sekali.
"Kau terlihat seperti orang idiot," dia hampir tertawa saat mengatakannya. "Apa yang terjadi padamu, Beam? Apakah salah satu bintang menolakmu, itu sebabnya Kau terlihat menyedihkan?"
"Bagaimana mereka bisa menolakku? Aku yang menolaknya dan bukan sebaliknya," Aku merengut sambil memijat bagian yang dipukulnya. Suatu hari nanti, aku akan membalasnya untuk ini.
Dan kemudian, Kit melempar handuk ke wajahku.
"Terserah. Kau harus bangun dan bersiap-siap, Yang Mulia. Kita akan berangkat satu jam lagi. Kau tidur seolah-olah berada di apartemen mu sendiri. Forth bilang, Kau sudah terlalu mabuk. Aku sudah bilang untuk kembali bersamaku, tapi Kau bersikeras untuk tetap tinggal. Kau bahkan tidak mendengarkan..."
Seperti biasa, dia memulai dengan cerewetnya seperti seorang ibu. Tapi aku berhenti menyerap kata-katanya begitu aku mendengar nama itu. Aku merasakan otot-otot ku tegang dan ada drum di dada ku.
"Forth?!" Seruku.
Kit berhenti mengomel. "Ada apa dengan, Forth?" dia dengan cepat bertanya.
"Kau bertemu dengannya hari ini?" Aku pikir, aku mengucapkan kata-kata itu perlahan. Untungnya, Kit sibuk mengemasi barang-barangnya, jadi dia belum melihat betapa bulatnya mataku. Tapi, aku perhatikan dia mengerutkan alisnya.
"Ya. Dia datang ke sini beberapa kali untuk memeriksa apakah Kau baik-baik saja. Dia khawatir Kau akan sakit kepala begitu Kau bangun ..." Dia melirik ke arahku dengan mata menggoda. "... Suamimu sangat perhatian. Dia meninggalkan aspirin, karena takut istrinya akan membutuhkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ENGINEERING MOON & THE CRAZY DOCTOR - END
Romansa"Aku jatuh cinta pada seseorang yang memiliki senyum paling bersinar." ~ Forth Ini adalah terjemahan dari fanfiction karya ChervaChenesEklat dengan judul yang sama. Original karakter diambil dari novel berjudul 2 Moons karya Chiffon Cake.