(Beam POV)
Untuk terakhir kalinya, aku diam-diam mengucapkan terima kasih kepada semua hal yang telah N'Lily bawa ke dalam hidup aku. Ini mungkin pertemuan singkat, tapi aku senang bisa mengenal orang yang luar biasa seperti dia. Dia telah mengajari ku banyak hal yang akan selalu ku hargai di hatiku. Aku tahu bahwa di mana pun dia berada sekarang, dia sehat dan bahagia.
Dia malaikat kita sekarang,
Aku melempar kelopak bunga terakhir ke Sungai Chao Phraya tempat kami menyebarkan abunya. Dia bebas seperti angin, dan ingatannya akan selalu ada di hati kami ...
Satu per satu, orang-orang yang datang untuk mengucapkan selamat tinggal terakhir mulai meninggalkan tempat itu. Orang tua Lily menggumamkan rasa terima kasih mereka karena telah bersama mereka sampai akhir sebelum mereka pulang. Sementara itu, aku memilih untuk tinggal lebih lama, mengamati langit biru dan air, sambil mengenang semua hal menyenangkan yang kami lakukan bersama.
Kematian mungkin merupakan proses kehidupan manusia yang menyakitkan, terutama bagi orang-orang yang tertinggal. Kita bahkan mungkin berpikir bahwa ini adalah akhir dari segalanya, tapi melihat sisi yang lebih cerah, itu juga bisa berarti awal yang baru. Itu membuat kita lebih kuat, mampu terus hidup dengan keyakinan bahwa orang yang kita cintai sekarang ada di surga...
Aku terlalu asyik dengan pikiranku sendiri saat merasakan kehadiran sesosok tubuh tinggi yang mampir di sampingku. Aku tidak perlu berbalik untuk mengetahui siapa itu.
"Hari mulai gelap. Kita harus kembali," kata Forth dengan suara lembutnya yang tidak pernah gagal memberiku penghiburan.
Dia menemani ku hari ini. Sebenarnya, dia tahu tentang hari ini juga. Aku baru tahu dari orang tua Lily bahwa Forth hadir setiap hari setelah dia bangun, meski hanya untuk waktu yang singkat. Terkadang, dia juga tinggal lebih lama untuk membantu orang tua Lily dalam menghadiri para tamu. Dia mungkin hanya pernah bertemu Lily sekali, tapi karena dia tahu betapa pentingnya dia bagi ku, dia ingin menunjukkan jasa atas nama ku ketika aku tidak sadar.
Akan jadi apa hidupku tanpa dia?
Jadi, tanpa basa-basi, aku ambil dasinya untuk mengklaim bibirnya. Oh, aku merindukan ini. Aku sangat merindukannya. Terlepas dari perasaan negatif yang ku miliki saat ini, aku hanya yakin satu hal. Forth. Dia surgaku di dunia yang kejam ini, realitas indahku dalam semua kebenaran yang buruk. Dan Kit benar. Aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun mencurinya dariku. Bahkan kalau ada, mereka harus melewati neraka sebelum mereka bisa melakukannya.
Keheranan besar tertulis di seluruh wajah tampannya begitu kami menyudahi ciuman kami. Selain itu, ada geli di matanya.
"Aku tidak meyangka hal seprti ini akan datang," katanya. "Boleh aku minta sekali lagi?"
Aku bertindak seolah-olah sedang mempertimbangkannya, kecuali bahwa aku telah membuat keputusan bahkan sebelum dia mendekatiku.
"Bawa aku pulang dan aku akan membiarkanmu melakukannya... atau mungkin, jika aku sedang mood, aku bisa membiarkanmu mencium lebih banyak." Nah, aku tidak ingin membuat keributan di sini. Orang mungkin iri. Bercanda! Haha...
Menerima undangan halus dan perilaku konyolku, wajah Forth berubah dengan senyuman menawan.
"Apa lagi yang kita tunggu? Ayo pergi." Lalu dia meraih tanganku untuk menarikku dengan lembut di tempat mobil diparkir.
Aku tidak bisa menahan senyum ketika aku merasa bersemangat, bersemangat, dan lebih hidup daripada hari-hari sebelumnya.
Kami akan berangkat ketika melihat Pete berdiri di depan mobilnya dengan kap terbuka. Dia juga menghadiri upacara kremasi karena dia, pada suatu saat, juga dekat dengan gadis itu. Dia mengatakan akan pulang duluan. Namun, sepertinya mobilnya mogok. Melihat ini, Forth, ksatria berbaju baja berkilauan, akan menyelamatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENGINEERING MOON & THE CRAZY DOCTOR - END
Romance"Aku jatuh cinta pada seseorang yang memiliki senyum paling bersinar." ~ Forth Ini adalah terjemahan dari fanfiction karya ChervaChenesEklat dengan judul yang sama. Original karakter diambil dari novel berjudul 2 Moons karya Chiffon Cake.