36. COMING BACK

485 43 0
                                    


~ FORTH POV ~


"Forth." Pete memanggil saat dia mendekatiku di tempat parkir rumah sakit. "Kau datang lebih awal hari ini."

"Aku menyelesaikan pekerjaan aku lebih awal," aku menjelaskan secara singkat tanpa berbelit-beli. Lalu ku menanyakan tujuan sebenarnya dari kunjungan ku, "bagaimana kabar Beam?"

Pete tiba-tiba terlihat terluka, dengan cara yang lucu. "Aww, Forth. Kau setidaknya bisa berpura-pura bahwa kau ada di sini untukku, atau kau juga peduli dengan hidupku, dan bukan hanya sebagai informanmu. Serius, jika kau bukan temanku, aku tidak akan pernah membantumu."

Aku menunjukkan senyum minta maaf. Jelas, dia hanya bercanda, tapi aku tidak bisa menahan perasaan bersalah. Rasanya seperti aku benar-benar menggunakan dia untuk keuntungan ku sendiri, tapi percaya atau tidak, aku tidak melakukannya. Aku sangat peduli dengan Pete. Dia adalah temanku. Namun, saat ini, hanya ada satu orang yang sangat aku khawatirkan: Beam.

Sejak kejadian malang itu, dia belum kembali ke keadaan normalnya. Ya, dia datang ke rumah sakit, dan merawat pasiennya yang lain seolah-olah tidak ada yang terjadi, tapi kenyataannya, dia masih berduka. Dia bahkan menolak untuk berbicara dengan teman-teman baiknya yang segera mencoba menghiburnya begitu mereka mendengar tentang situasinya. Tidak peduli apa yang mereka lakukan, dia hanya akan menutupi dirinya dengan Beam yang tersenyum seperti yang semua orang tahu.

Sedangkan untuk ku, aku pikir akan lebih baik jika aku memberinya waktu sendiri. Pada hari yang sama, aku menelepon ayahnya untuk memberi tahu dia tentang kondisi kami seperti yang selalu aku lakukan setelah dia memberi kami izin untuk tinggal bersama. Ayahnya adalah satu-satunya orang, aku pikir, bisa menghiburnya. Juga, aku tidak berpikir Beam ingin tinggal di rumah kami (bukan karena dia menyalahkan aku, tapi aku berharap dia melakukannya daripada menjadi seperti ini), oleh karena itu dia tinggal di rumah ayahnya sampai dia siap untuk kembali ke rumah. rumah kami.

Tapi itu tidak berarti aku hanya akan menunggu dan duduk dengan nyaman. Aku tidak bisa melakukannya, mengetahui bahwa orang terpenting dalam hidup ku dalam kesedihan.

Aku masih mengawasinya, bahkan dari jauh, dan melalui ayah dan teman masa kecil ku, Pete. Itu sebabnya aku sangat berterima kasih kepada mereka berdua, terutama kepada Pete yang sejak awal tidak ada hubungannya dengan itu, namun dia masih membantu. Dia memastikan bahwa Beam tidak akan mendapat kesempatan untuk menggunakan pekerjaan mereka sebagai alasan untuk berkubang dalam kesengsaraan dan melupakan tentang mengurus dirinya sendiri. Kemudian, setiap setelah giliran kerja mereka, Pete akan memberi tahu ku keadaannya.

"Terus terang, Forth. Kau tidak perlu terlalu khawatir. Beam lebih kuat dari yang kau kira. Nong Lily adalah pasien pertamanya yang meninggal. Ketika itu terjadi pada aku, aku juga butuh beberapa hari untuk pulih. Waktunya akan tiba, dia akan bisa mengatasinya,"kata Pete setelah dia melaporkan bahwa Beam sekarang tertawa dengan lelucon mereka setelah sebelumnya dia senyum lemah. Meskipun beberapa kali dia dapat ditemukan sedang melamun di ruangannya, kurasa itu pertanda baik pertama bahwa dia entah bagaimana kembali ke keadaan normalnya, dan lebih baik.

Aku mengucapkan terima kasih yang tulus karena aku benar-benar tidak tahu apa yang akan ku lakukan tanpa Pete karena juga tidak mungkin bagi Pha dan kit untuk menjaga sahabat mereka karena perbedaan department dan jadwal.

"Jangan berterima kasih. Aku tidak akan meninggalkan satu baht pun di rekening bankmu begitu aku menerima pembayaran setelah semua ini," dia terkikik sebelum pergi. Tentu saja, dia tidak serius. Dia hanya ingin menggodaku untuk meredakan perasaanku.

Pete ingin tinggal lebih lama, menemaniku saat aku menunggu Beam keluar. Namun, dia punya janji lain untuk hari ini, jadi dia meninggalkanku di tempat parkir...

ENGINEERING MOON & THE CRAZY DOCTOR - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang