||Jam tangan (II) dan uang jajan
Happy Reading🌻
-🦋-
Saat sedang jam istirahat, Hana, Nala dan Luna akan pergi ke kantin, tetapi di tengah jalan Nala berkata, "Ke toilet dulu yu, saya pengen pipis," ucap Nala.
"Yauda," balas Hana sekenanya.
Saat Hana dan Luna sedang menunggu Nala, tiba-tiba Luna bertanya kepada Hana, "Han, sekarang jam berapa?"
"Jam sembilan lewat 17 menit, eh bukan, jam sembilan lewat 19 menit," jawab Hana yang menjawab pertanyaan dari Luna.
"Gak bisa jam ge pake jam, ngapain beli jam kalo gak bisa pakenya?" sahut Luna sarkastik.
Deg!
Tubuh Hana membeku seakan tersambar petir. Beberapa detik dia seperti orang linglung seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut Luna.
Hana tidak membalas ucapan Dina. Dia masih berdiri di tempatnya dengan raut wajah yang sulit di artikan, hingga satu detik kemudian senyum kecil terbit di wajah cantiknya.
"Ya soalnya saya belum biasa pake jam tangan romawi," balas Hana kemudian tersenyum tipis di akhir kalimatnya.
Padahal dia bisa saja menjawab, gak bisa pake jam? Padahal Hana perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba KSM matematika, dari sekian ratusan siswa, Hana yang terpilih, kenapa Hana diam saja? Karena dia selalu mengingat pesan Mamanya, kalau ada orang yang tidak suka dengannya, cukup diam dan senyum, diam bukan berarti kalah, tapi diam itu menang.
Note: Di sini artian diamnya jadi tidak membalas perkataan dengan sombong ya guys, tetapi memang biasanya jika Hana dikomentari Luna itu diam saja.
Tetapi tidak selalu diam juga, buktinya seperti sekarang ini, Hana membalas perkataan Luna dengan sekenanya.
Hana juga bukan orang yang biasa bicara kasar atau pun sombong, Hana sangat tidak terbiasa seperti itu.
Back to story.
Hana belum terbisa memakai jam tangan romawi, Mamanya membelikan Hana jam tangan tanpa sepengetahuan Hana. Hana bukan orang yang suka membeli barang dengan tujuan untuk membuat orang lain iri.
Setelah itu Nala keluar dari dalam toilet dan berkata, "Dah yuk ke kantin, kalian mau beli apa?" tanya Nala kepada Hana dan Luna.
"Gak tahu, liat aja nanti," jawab Hana.
"Han, kamu bawa uang berapa,?" tanya Luna kepada Hana.
"50," jawab Hana singkat.
"Itu seminggu?" tanya Nala.
"Engga sehabisnya aja," Hana berterus terang.
"Maksudnya?" Tanya Luna tak mengerti.
"Kalau habis minta, kalau gak abis ya gak minta," terang Hana.
"Enak lah kalau kayak gitu ma," Timpal Nala seadanya.
"Ya soalnya Mama saya kan tau kalau saya gak boros, kalau saya boros ma ya gak bakalan," jelas Hana panjang lebar.
"Padahal enakan di jatah misal sehari berapa, nanti kalau ada sisa ya saya simpen, kayak pas kelas 7, kamu tau kan Na? Uang saya sering utuh, soalnya bawa bekel terus," ucap Hana pada Nala.
"Iya Hann," jawab Nala sekenanya. Sementara Luna terus menyimak sedari tadi.
---
Thanks for reading, love y'all ♡!!
Don't for get to vote, comment and share guys!
See you~
Sabtu, 17 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibuku Sahabatku (On Going)
Teen FictionApa yang ada dipikiranmu jika mendengar "Gadis Cupu"? Gadis yang diam saja dan pasrah saat dibully, namun disisi lain dia juga menjadi salah satu siswa berprestasi dan mengharumkan nama sekolah. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang membullynya? M...