||Cerita
***
Saat sedang menunggu lift untuk turun ke aula lomba.
"Pak tadi di lift yang ini gak bisa ke lantai dua belasnya," tutur Hana membuka percakapan dengan Pak Aksa.
"Duh Pak Aksa pasti gak respon, kan lagi pusing," Hana membatin.
"Ke lantai dua belas mau kemana?" tanya Pak Aksa.
"Ke kamarnya Kak Rasya sama Kak Galen Pak," jawab Hana.
"Ngapain?" sahut Pak Aksa.
"Tadi nganterin batre soalnya gak bisa dicabut dari casannya," terang Hana.
"Terus dibantuin sama Pak guru pendamping sekolah lain," lanjut Hana.
"Saya kira Pak Aksa gak bakal ngerespon, apa karena di sini rame?" batin Hana tak enak.
"Pasti pak Aksa kepikiran soal istrinya," sambung Hana.
Hana memandang Yuna untuk beberapa detik, sebelum..
Ting! Bunyi suara lift menyadarkan Hana yang sedang melamun.
Pintu lift terbuka dan mereka pun masuk ke dalam lift.
Setelah turun, mereka langsung menuju restaurant di hotel tersebut.
Hana dan Yuna saling tatap beberapa detik kemudian Hana berkata, "Kamu dulu Yun," kata Hana.
"Oke," timpal Yuna.
"Cukup?"
"Ya," Yuna.
"Cukup?"
"Dikit lagi," Hana.
"Sudah?"
"Ya," Hana.
"Pakai mie?"
"Enggak," Yuna.
"Pakai mie?"
"Iya," Hana.
"Pakai telur?"
"Ya," Yuna.
"Pakai telur?"
"Ya," Hana.
"Mau duduk di mana Han?" tanya Yuna setelah Hana sudah selesai.
"Situ kosong Yun," tutur Yuna sembari melihat ke meja yang kosong.
"Yauda ayo," sahut Yuna cepat.
"Hm? Pak Aksa?" kata Hana ragu.
"Lagian kursinya cuma ada dua," Yuna meyakinkan Hana.
"Yauda deh, ayo," ujar Hana akhirnya.
"Kalian di sini, bapak di situ ya," Pak Aksa membetitahu.
"Iya pak," balas Hana sambil tersenyum tipis, sementara Yuna hanya tersenyum tipis juga.
"Ambil minum dulu yu," ajak Hana.
"Kamu mau minum apa Han?" Yuna bertanya.
"Air putih," balas Hana tanpa pikir panjang
"Kamu?" tanya Hana karena melihat Yuna sedang berpikir.
"Sama," jawab Yuna.
"Gamau teh lagi?" tanya Hana.
"Engga, kemarin tehnya panas, gak manis juga" jelas Yuna.
"Air putih dua," ujar Hana kepada waiter.
"Nih," tutur Hana memberikan air kepada Yuna terlebih dahulu.
"Makasi," ujar Yuna.
"Hm," Hana hanya membalas dengan bergumam singkat dan sembari terseyum tipis.
"Han, liat" ujar Yuna sembari melihat ke arah depan.
Hana pun melihat ke arah pandang Yuna dan melihat Pak Aksa yang sedang memainkan ponsel.
Hana sedikit mengernyitkan dahi, "Kenapa?" tanya Hana tak mengerti.
"Saya gak suka di foto-foto gitu, kemarin juga," papar Yuna.
"Hahaha, untung aja gak pas lagi mangap," balas Hana dan tertawa ringan.
"Seharusnya kalo mau foto tu bilang-bilang biar gak aib fotonya," dumel Yuna.
"Gak aib kok, fotonya bagus-bagus kemarin," sanggah Hana.
"Iya, kameranya pak Aksa bagus," Yuna menyetujui perkataan Hana barusan.
"Yaa jangan heran, mungkin aja mahal?" sahut Hana.
"Mungkin iphone?" timpal Yuna.
"Bisa jadi," balas Hana singkat.
Mereka pun melanjutkan makan yang sempat tertunda.
"Saya pengen tambah air lagi boleh?" tanya Yuna.
"Boleh lah, masa enggak?" balas Hana dengan nada.
"Gimana bilangnya?" tanya Yuna lagi.
"Yaa bilang, mas mau air putih gitu," Hana menjelaskan.
"Tempatnya?" Yuna bertanya.
"Pake itu aja, gapapa," jelas Hana.
"Ohh yauda, saya mau nambah air, kamu engga?" Yuna bertanya lagi.
"Engga," sahut Hana seadanya.
"Sudah?" tanya Hana basa-basi saat melihat Yuna hendak duduk.
"Iya," balas Yuna sembari tersenyum misterius.
"Makasi," ujar Yuna tiba-tiba.
"Sama-sama," timpal Hana yang padahal tidak tahu mengapa Yuna mengucapkan terima kasih kepadanya.
"Ganteng Han," sahut Yuna tiba-tiba sambil tersenyum malu-malu.
"Kamu inih," balas Hana sambil terkekeh melihat tingkah Yuna.
"Hehe," cengir Yuna.
Tiba-tiba pak Aksa menghampiri meja Hana dan Yuna.
"Udah makannya?" tanya Pak Aksa.
"Sudah pak," jawab Hana.
"Yauda, ayo ke gedung utama," ajak Pak Aksa.
"Iya pak," balas Hana.
Mereka pun berjalan bersama menuju gedung utama untuk lomba.
---
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara klik tanda bintang yaa, supaya aku semangat teruss.
Thanks for reading, love y'all ♡!!
See u~
Jum'at, 16 Februari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibuku Sahabatku (On Going)
Fiksi RemajaApa yang ada dipikiranmu jika mendengar "Gadis Cupu"? Gadis yang diam saja dan pasrah saat dibully, namun disisi lain dia juga menjadi salah satu siswa berprestasi dan mengharumkan nama sekolah. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang membullynya? M...