🍦(1) Promise🍦

607 26 0
                                    

We are everlasting friend

🍦🍦🍦🍦🍦

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Dua buah balon biru dipegang erat oleh dua orang sahabat berusia 6 tahun yang duduk di bawah ayunan kayu. Mereka saling tertawa riang dibawah pohon flamboyan yang rindang dan dipenuhi bunga mekar berwarna merah sambil mengayunkan ayunannya masing-masing. Taman yang tak jauh dari komplek perumahan mereka selalu menjadi tempat favorit untuk menghabiskan waktu mereka bersama. Balon yang dipegang anak perempuan kecil itu terlepas dari genggamannya hingga terbang. 

"Yah, balonnya terbang …" ucap sedih gadis kecil itu menatap balon birunya terbang dan tersangkut di pohon Akasia. 

"Nanti kita beli lagi ya," ucap lelaki kecil itu membujuk sahabatnya yang sedih. 

"Illy, maunya balon yang itu, gak mau yang lain," ucapnya sambil menunjuk ke atas pohon. 

Anak lelaki kecil itu pun berpikir bagaimana cara untuk mengambil balon yang ada di atas pohon. Ia pun berlari menuju pohon akasia yang berseberangan dengan pohon flamboyan. 

"Ayi, mau kemana?" tanya Prilly kecil memperhatikan Ali yang berdiri di pohon Akasia. 

"Ayi, mau ambil balonnya punya, Illy," jawabnya. 

"Gimana caranya?" tanya Prilly bingung. 

"Naik pohon ini," tunjuk Ali. 

"Jangan! Nanti Ayi jatuh. Kalau jatuh kan Ayi bakalan sakit terus gak bisa main lagi sama, Illy," ucap Prilly dengan polos memperingatkan Ali kecil. 

"Ayi, bisa panjat pohon kok. Kalau gak naik, nanti gak bisa ambil balon buat, Illy," ucapnya. Lalu ia pun memanjat pohon yang tinggi. Tangan dan kakinya mungilnya mulai menapaki batang pohon akasia yang besar dan tinggi. Tangannya memegangi setiap dahan pohon untuk bisa menggapai balon biru tersebut. 

"Hati-hati, Ayii!" teriak Prilly dari bawah. Ali terus menggapai-gapai balon biru itu sampai tangannya pun berhasil meraih balon biru. 

"Yey, dapet!" sahut Prilly dengan sangat gembira sambil bertepuk tangan, "Ayi, cepetan turun!" 

"Iya, sebentar!" ucapnya. Kaki dan tangannya pun mulai menuruni batang pohon dengan hati-hati. Dengan tersenyum, Ali langsung memberikan balon biru tersebut pada Prilly yang sudah menunggunya. 

"Yeay, makasih Ayi!" tangan mungil Prilly memeluk Ali. Ali pun membalas pelukan sahabat kecilnya itu. 

"Ayi, mau es krim di sana gak?" tanya Prilly yang melepas pelukan Ali. Seketika Ali langsung mengangguk, "ayo kita kesana!" ajaknya yang menarik tangan Prilly menuju penjual ice cream yang tak jauh dari mereka. 

"Ayo kita balapan, siapa yang sampai duluan kesana!" sahut Ali menantang Prilly. 

Prilly mengangguk setuju, "ayo! Siapa takut!" jawab Prilly dengan percaya diri. Mereka pun bersiap-siap mensejajarkan dirinya. 

"Satu ..." Ali mulai aba-aba. 

"Dua ..." lanjut Prilly. 

"Tiga!" seru mereka bersamaan. Mereka pun berlari saling menyusul. Ali berhasil menyusul Prilly sampai meledek Prilly. Prilly pun tak mau kalah dan menyusul Ali mempercepat larinya, karena tak melihat ada batu kecil di depannya, Prilly terjatuh hingga tersungkur membuat lututnya berdarah. 

"Awwss," ringisnya sambil mengusap lututnya. Ali langsung menengok ke belakang saat Prilly menjerit dan menangis, ia langsung memutar arah berlari menghampiri sahabatnya.

"Illy, kenapa bisa jatuh? Sakit ya?" tanya Ali yang diangguki Illy dengan sesenggukan,"maafin Ayi  ya. Gara-gara Ayi, Illy jadi jatuh gini," sesalnya. 

"Sakit Ayi …" lirihnya. Ali pun jongkok dan meniupi lutut Prilly. 

"Udah ya, Illy duduk aja disana ya," Ali pun segera menggendong Prilly dari belakang dengan hati-hati menuju bangku yang tak jauh dari sana, "Illy, tunggu sini ya. Ayi mau beli es krim dulu," ucap Ali yang diangguki pelan Prilly. 

"Ayi, gak akan lama kan?" tanya Prilly yang di gelengkan kepala oleh Ali, ia pun pergi meninggalkan Prilly sendirian di sana. Sekitar 5 menit kemudian Ali kembali menghampiri Prilly sambil menggenggam 2 buah ice cream di tangannya. 

"Ini, jangan nangis lagi ya," ucap Ali memberi ice cream strawberry untuk Prilly. Dengan sumringah Prilly menerimanya, lalu Ali duduk di sebelah Prilly untuk sama-sama menikmati ice cream tersebut. Suasana sangat cerah disertai angin sepoi-sepoi, membuat Ali mempunyai ide untuk menjahili Prilly. 

"Illy, liat deh di sana ada apa,!” sahutnya menunjuk ke arah kanan. 

"Ada apa emangnya?" kepala Prilly pun menoleh mengikuti perintah jari tangan Ali. Kemudian Ali mencolek ice cream coklat dengan telunjuknya, lalu didekatkan pada pipi chubby Prilly. 

"Ga ada apa-apa ju—Ayiii!!" rengeknya saat mendapati pipinya terkena ice cream coklat dari telunjuknya. Ali yang jahil hanya tertawa melihat tingkah Prilly yang cemberut. Prilly pun menggembungkan pipinya kesal, Ali yang melihatnya semakin gemas. 

"Bercanda! Hahaha!" tawa Ali semakin membuat Prilly kesal. 

"Tau ah! Illy mau ngambek aja!" rajuk Prilly. Tawa Ali pun mereda. 

"Ngambek kok bilang ya?" sindir Ali yang super jahil. 

"Ayiiii!! Nyebelin banget sih!" rengek Prilly sambil memalingkan wajahnya. 

"Illy, jangan ngambek. Ayi cuman becanda kok," ujarnya, Ali pun meraih dagu Prilly lalu jari-jarinya mengusap bibirnya dengan lembut, “Illy kebiasaan deh kalau makan es krim suka belepotan," komentarnya, membuat Prilly semakin mencebikkan bibirnya, “kalau Illy cemberut gitu jelek tau! Senyum dong  jangan ngambek gitu," ujar Ali yang ditatap mata coklat hazel milik Prilly. 

"Abis Ayiiii nyebelin! Illy kesel sama Ayi!" rajuknya yang memanyunkan bibirnya lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. 

"Kalau Illy gak senyum bukan sahabat Ayi," sahut Ali.

Prilly pun langsung menoleh tak terima, "kok, Ayi gitu sama Illy?" ucap Prilly mengerutkan alisnya. 

"Makanya senyum dong biar jadi sahabat, Ayi selamanya," bujuk Ali. Prilly pun menunjukkan senyum manisnya pada Ali. 

Prilly pun menunjukkan jari kelingkingnya di depan wajah Ali, "janji ya, bakal jadi sahabat Illy selamanya?" ucapnya. 

Ali pun mengangguk, "Ayi janji bakalan jadi sahabat Illy. Illy juga janji harus jadi sahabat Ayi untuk selama-lamanya ya?" ucapnya yang di angguki Prilly, "janji!" 

"Kita akan selalu menjadi sahabat selama-lamanya!" ucap mereka bersamaan sembari mengaitkan kedua jari kelingking mereka. Dan mereka pun tertawa bahagia di bawah bunga flamboyan yang berguguran.
















Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨

Terima kasih 🤗✨

🍦Tbc🍦

My Living Friend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang