🍦(9) Debat🍦

87 8 0
                                    

Orang yang bales dendam itu gak baik

🍦🍦🍦🍦🍦

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Ali keluar bersama Verrell saat kelas bubar sambil menggandeng tasnya. Mereka ke tempat parkir sambil menunggu boncengannya masing-masing datang. 

"Tuh jambul udah kayak tunas aja lo!" cibir Ali melihat Verrell yang menaik-naikkan jambul dengan jari tangan sambil berkaca pada spion motornya. 

"Sirik aja lo, Li! Daripada elo jambul kayak tunas toge gitu, gak srek gue liatnya," ejek Verrell. Tangan Ali langsung menghancurkan jambul milik Verrell sebagai pembalasan, "kampret! Lo ngancurin jambul gue! Denda gocap sekarang!" ancam Verrell jengkel. 

"Ck! Murahan amat jambul elo!" ejek Ali. 

"Berisik lo jomblo!" decak Verrell sementara Ali mencibirnya sembari menatap ke arah lain. 

"Verrell!" seru Natasha. 

"Hai my darling, akhirnya datang juga!" sahut Verrell. 

"Alay!" cibir Ali.

"Daripada lo sirik sama gue, pacarin Prilly sono!" saran Verrell yang meledek. 

"Dih gak nyambung lo!" ucap Ali sebagai pembelaan. 

Ali mencari keberadaan Prilly yang biasanya selalu bareng Natasha atau Mila, "Prilly mana, Nat?" tanyanya. 

"Masih di kelas sih tadi, tapi gue di suruh duluan sama dia." ucapnya. Ali mengernyit heran. 

Tumben banget?

"Pasti lo mikirin si Prilly ngapain ya? Keliatan dari tampang jomblo lo!" ledek Verrell, Natasha langsung memukul pundak pacarnya sampai membuatnya meringis. 

"Aww sakit, sayang!" 

"Diem mulutnya, ngejek terus bisanya!" omel Natasha yang membuat Ali tertawa puas. 

"Bagus, Nat! Mampus lo!" kata Ali yang mendukung Natasha, sementara Verrel hanya ngedumel dalam hati. 

"Gue balik duluan ya, Li," sahut Natasha yang diangguki Ali. 

"Kalau si Verrell macem-macem, lo tabok aja sampe puas, bila perlu lecekin tuh jambul kesayangannya!" kata Ali menghasut Natasha. 

"Siap Ali pasti!" ucap Natasha dengan semangat. 

"Heh! Dasar sesat lo! Ngasih pengaruh buruk ke pacar gue!" kata Verrell memaki-maki Ali yang terbahak bersamaan dengan Natasha, "jangan dengerin manusia sesat kaya dia sayang!" 

Verrell dan Natasha sudah pergi meninggalkan Ali. Kini tinggal Ali menunggu Prilly yang belum datang juga, ia mengambil hp dalam saku celana dan berniat untuk chat Prilly. 

"Ali!" seru Prilly, Ali mendongkak sambil tersenyum menatap Prilly. 

"Yuk, pulang!" ajaknya.

"Gak ke kedai ice cream lagi?" tanya Ali.

Prilly menggeleng cepat, "langsung pulang aja." Ali mengangguk, lalu memasangkan helm ke kepala Prilly. 

"Kenapa gak bareng Natasha tadi?" tanya Ali. Karena Ali selalu ingin tau apa yang dilakukan sahabatnya saat tidak bersamanya. Bisa dibilang Ali tipe orang yang posesif, namun tidak secara langsung. 

"Tadi gue nyatet tugas yang ketinggalan, makanya gue suruh dia duluan, takutnya nungguin gue lama,” tutur Prilly yang masih ingin Ali tanyakan alasannya. 

"Kok, bisa? Lo mikir yang aneh-aneh ya sampai ketinggalan nyatet?" kata Ali terus bertanya yang membuat Prilly kesal. 

"Ish! Sok tau banget kalau ngomong! Gue mau pulang sekarang!" sentak Prilly menabok tangan Ali sampai membuatnya meringis kesakitan. Prilly langsung naik motor sambil memegang pundak Ali, "jangan lupa lo punya hutang sama gue!" Ali mengernyit bingung mendengar ucapan Prilly. 

"Perasaan gue gak pernah pinjem duit sama elo deh," kata Ali mengingat-ngingat.

"Ih, bukan itu maksudnya!" rengek Prilly karena Ali yang tidak peka. 

Ali menggaruk kepalanya bingung, "terus apa?"

"Hutang beliin gue coklat 5!" 

Ya ampun! Nih anak inget aja kalau soal gue kudu beliin coklat!

"Iya nanti gue beli."

"Maunya sekarang!" rengek Prilly. 

"Astaga Prilly! Motor gue aja belum jalan ini! Katanya mau pulang," omel Ali berusaha sabar menahan jengkel menghadapi Prilly. 

"Makanya sebelum pulang beliin dulu coklatnya!" Ali mengelus-elus dadanya sambil menarik nafas dalam-dalam. 

Sabar, Li, sabar. Untung gue sayang sama nih anak!

oOo 

"Beli 2 ya pak rasa coklat sama strawberry," ucap Ali pada pedagang ice cream keliling langganannya yang biasa berkeliling di taman komplek. 

"Siap den!" 

Ali memperhatikan Prilly yang sedang duduk manis menunggunya di bangku taman sambil menikmati angin sepoi-sepoi di sore hari, tanpa sadar Ali tersenyum memandangi wajah Prilly yang chubby. Ia pun segera mengambil hp untuk memotret Prilly yang dalam pose candid, Ali terkekeh memandangi hasil fotonya. 

"Ini den, ice cream nya," ucap pedagang itu memberikan dua ice cream pesanan Ali. Ia menoleh dan langsung memasukan hp ke saku, lalu segera meraih kedua ice cream tersebut. 

"Makasih ya pak, ini uangnya," ucap Ali membayarnya dan pergi untuk menghampiri Prilly. 

Ali memberikan ice cream strawberry pada Prilly, "nih."

"Makasih, Ali ku," ujar Prilly mengambil ice cream dari tangan Ali, dan langsung melahapnya. Ali hanya menggeleng pelan terkekeh dengan sifat Prilly yang tidak pernah berubah dari kecil sampe sekarang. 

"Seneng banget yang ditraktir?" kata Ali menyindir. 

"Iya dong! Ini kan ice cream favorit gue, karena hidup gue tuh tiada hari tanpa—"

"Gue!" kata Ali memotong ucapan Prilly. 

"Ish! Kepedean banget! Dasar Alibaba!" decak Prilly membuat Ali terbahak. 

"Tapi kan elo selalu bareng terus sama gue, jadi tiada hari tanpa gue kan?" goda Ali menaik turunkan alis tebalnya.

Prilly yang menatap Ali langsung membuang muka dari Ali, "terserah!" Ali langsung mengacak-acak rambut Prilly dengan gemas yang terurai panjang, hingga membuatnya merengek kesal, "Ali ih rambut gue jadi acak-acakan!"

"Ya rapihin lagi aja," kata Ali dengan santai. Prilly langsung membalas mengacak-acak rambut Ali. 

"Rasain tuh!" 

"Orang yang bales dendam itu gak baik," kata Ali memperingati sambil merapikan rambut dengan jarinya, sementara Prilly hanya mencibirnya. 

"So-soan nasehatin orang! Sendirinya gak ngaca!"

"Yaudah mana sini kacanya? Gue mau ngaca dulu," kata Ali dengan bercanda. 

"Ali ih gue serius! Lagian jadi cowok sok kegantengan banget sih!"

"Iya dong, masa iya sok kecantikan,” jawabnya yang selalu ada 

"Aaaaaa ... capek debat terus sama elo tauu!" rengek Prilly yang menghentak-hentakkan kakinya karena sudah benar-benar kesal dengan Ali. 

"Soalnya seru kalau gue debat sama elo," kata Ali, tanpa basa-basi Prilly langsung menyerang Ali secara ganas. Ali langsung menghindar amukan Prilly dan terjadilah aksi saling kejar-kejaran antara mereka berdua.
























Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨

Terima kasih 🤗✨

🍦Tbc🍦

My Living Friend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang