🍦(35) Kejadian di Apartemen 2🍦

195 18 3
                                    

Lo banci! Beraninya sama perempuan!”

🍦🍦🍦🍦🍦

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Prang!

Maxime langsung emosi dan menatap tajam Prilly, “m-maaf kak! G-gue gak sengaja …” cicit Prilly dengan pelan.

Mata Maxime semakin menatap intens kedua bola mata coklat Prilly, sontak membuat Prilly langsung mundur ketakutan ditambah Maxime yang tersenyum miring seperti mengejek Prilly.

“K-kakak mau apa!?” tanya Prilly.

“Gue mau kita menikmati malam ini sama-sama sayang.”

Prilly berusaha memberontak saat Maxime menindih tubuhnya, Prilly terisak dan ia benar-benar tidak menyangka kalau Maxime akan berbuat seperti ini kepadanya.

“Gue mohon jangan kayak gini kak … hiks … hiks …” pinta Prilly.

Maxime hanya tertawa melihat Prilly, “tenang sayang jangan takut, gue cuman pengen lo jadi milik gue seutuhnya!” ucap Maxime.

Prilly menggeleng cepat, “lo jahat kak!” sentak Prilly mendorong dada Maxime.

Namun Maxime langsung mencengkram dagu Prilly, “bukannya elo yang bilang sama gue bakal ngelakuin apapun demi gue! Hah!?” bentak Maxime.

Prilly akhirnya menangis sambil menatap Maxime, “tolong lepasin gue kak! Gue mohon .. hiks … hiks …”

“Lo pikir dengan lo nangis kayak gitu gue bakalan iba!? Sebelum gue bisa merasakan tubuh lo gue gak akan ngelepasin lo!” ancam Maxime.

“Lo bangsat! Cowok bajingan!” bentak Prilly yang semakin melakukan perlawanan, namun tenaganya kalah oleh Maxime yang sudah menjepit kedua kaki Prilly dengan kakinya. Prilly berusaha menolak ketika Maxime melumat bibirnya dan ia segera mengambil botol lalu diarahkan kepada kepala Maxime sampai pecah.

Prang!

“Arghh!” Maxime langsung meringis kesakitan memegangi kepalanya yang terluka berdarah, Prilly langsung berlari menghindari Maxime. Namun dengan cepat Maxime menarik kaki Prilly sampai sang empunya menjerit sampai jatuh.

Tangan dan kaki Prilly juga terkena beberapa serpihan beling yang membuatnya berdarah, “aww …” ringisnya.

“Kurang ajar lo sama gue!” geram Maxime yang mencengkram betis Prilly dan Prilly ketakutan langsung berontak.

“Lepasin gue!” bentaknya.

“Lo harus terima hukuman dari gue! Sini lo!” tangan Maxime mulai memegang kedua kaki Prilly yang membuatnya sangat ketakutan.

“Tolong! Tolongin gue!!!” teriak Prilly yang menangis histeris.

“Percuma lo teriak! Karena apartemen ini kedap suara!” kata Maxime yang tertawa dan membuat Prilly semakin menangis meratapi nasibnya.

“TOLOOONG! SIAPAPUN TOLONGIN GUEEE!!! MAMAAA, PAPAAA, ALIII TOLONGIN PRILLY!!!” teriak Prilly dengan kencang, Prilly melihat ada sebuah gitar yang tersandar di lemari dan Prilly mencoba mengambilnya namun Maxime sudah menyeretnya dan langsung dihempaskan tubuhnya ke kasur.

“LEPASIN GUEE!!!” berontaknya.

“TERIAK YANG KENCENG! GAK AKAN ADA ORANG YANG NOLONG LO!” tantang Maxime, Prilly hanya sesenggukan sambil memejamkan matanya saat Maxime berbicara di depan wajahnya, “lo harus layanin gue sekarang!” 

My Living Friend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang