🍦(25) Break Up Friendship🍦

51 5 0
                                    

Mulai sekarang kita masing-masing!

🍦🍦🍦🍦🍦

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Akhirnya 2 bulan sudah Ali dan Prilly selesai menjalani tugasnya sebagai tutor, ini adalah hal yang dinantikan Ali. Selama 2 bulan Ali berusaha keras untuk fokus mengajarkan Audy serta setoran soal untuk diberikan pada bu Lita, sementara hatinya selalu dibuat panas melihat Prilly dan Maxime yang sengaja mengumbar kemesraan disaat mereka satu ruangan dengan Ali. 

Usai sudah penderitaan Ali yang mati-matian menahan perasaan cemburu melihat sahabatnya sendiri begitu mencintai Maxime. Ali bernafas lega akhirnya terbebas dari pandangan mesra mereka yang membuatnya cemburu. Semakin hari Prilly semakin berubah pada Ali, bahkan jika Ali saling bertemu dengan Prilly dimanapun, Prilly hanya cuek saja tidak seperti biasanya dan semakin menjauh dari Ali. 

Perubahan Prilly pun dirasakan ketiga sahabatnya Mila, Natasha dan Dinda. Setiap kali istirahat, Prilly selalu berdua dengan Maxime entah itu makan dikantin ataupun ke perpustakaan.

Istirahat pun tiba dan Prilly merapikan bukunya dan beranjak keluar. 

"Lo mau kemana, Pril?" tanya Mila.

"Ya mau kemana aja terserah gue," kata Prilly dengan nada tidak ramah. 

"Lo kok makin berubah sih sama kita, Pril? Biasanya lo tuh barengan kemana-mana sama kita?" celetuk Natasha yang membuat Prilly tersinggung. 

"Berubah apanya sih? Gue bosen tau dengernya kalian bilang gitu terus sama gue! Suka-suka gue dong mau siapa aja! Gausah ngatur!" sentak Prilly. 

"Sumpah deh lo bukan Prilly yang gue kenal kaya dulu lagi," balas Mila. 

"Ya terserah! Gue gak peduli!" Prilly langsung keluar begitu saja. 

"Gue salah ngomong ya?" kata Natasha. 

"Ck! nggak kok, Prilly aja yang berubah jadi egois sama kita! Biarin aja deh gue juga udah gak peduli sama dia!" tukas Mila.

"Yaudah kita ke kantin aja," ajak Dinda. 

•••••

Semua orang berkumpul karena ada sebuah selembaran kertas pengumuman yang ditempel dimading. Prilly yang sedang bersama Maxime melihat hal itu pun merasa heran. 

"Itu ada apaan sih pada ngumpul disana?" tanya Prilly. 

Maxime hanya menggeleng, "samperin yuk, penasaran gue," kata Maxime yang menarik tangan Prilly ke tempat kerumunan orang. 

Maxime memaksa masuk ke kerumunan orang sambil menggenggam tangan Prilly meskipun mereka terhimpit oleh banyak orang, tapi akhirnya berhasil sampai di depan mading. 

Tubuh Prilly yang kurang tinggi membuatnya kesusahan, "kak itu pengumuman apaan?" tanyanya. 

"Lomba buat pensi 10 hari lagi, ikutan yuk!" ajak Maxime. 

Sebenarnya Prilly ingin mengikuti lomba menyanyi saat pensi nanti, karena itu sudah janjinya dari kelas 10. Tapi Prilly masih ragu dengan dirinya sendiri. 

"Mau sih, tapi gue masih ragu kak," ungkap Prilly sambil menunduk. 

"Ayolah, Pril. Lo kan suka nyanyi, lagian suara lo lumayan bagus deh, serius gue," bujuk Maxime yang membawa Prilly keluar kerumunan. 

"Tapi gue gak yakin kak, nanti malah gak sesuai ekspektasi aku lagi. Aku takut yang dengar suara aku malah kecewa," kata Prilly lagi. 

Maxime menggenggam tangan Prilly dan menatap mata coklat hazel milik Prilly, "sayang, lo harus yakin sama kemampuan diri lo sendiri. Jangan pantang menyerah dulu sebelum kita melakukan sesuatu, lo kan hobi nyanyi sama kayak gue. Lo juga pengen kan ikutan lomba? Dari dulu gue selalu berharap banget bisa duet sama lo, apalagi sekarang lo itu pacar gue. Please, you singing together with me, okey?" kata Maxime yang diangguki Prilly, “thank you my darling!" Maxime memeluk Prilly yang membuat Prilly kaget sekaligus senang. 

My Living Friend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang